Selain ingin pelantikan sederhana, saat bertemu pimpinan MPR pada hari ini di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Joko Widodo menyampaikan tidak melarang adanya unjuk rasa menjelang hingga tiba saat pelantikan.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta pelantikannya dan wakil presiden terpilih, Ma’ruf Amin, 20 Oktober mendatang, dilangsungkan secara sederhana. Hal terpenting, kehikmatan dan keagungan acara tetap terjaga.
Pesan ini disampaikan Presiden Joko Widodo kepada pimpinan MPR yang datang ke Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/10/2019). Ketua MPR Bambang Soesatyo didampingi semua Wakil Ketua MPR, yakni Hidayat Nurwahid (PKS), Jazilul Fawaid (PKB), Fadel Muhammad (perwakilan DPD), Syarief Hasan (Partai Demokrat), Ahmad Basarah (PDI-P), Lestari Moerdijat (Partai Nasdem), Arsul Sani (PPP), Zulkifli Hasan (PAN), dan Ahmad Muzani (Partai Gerindra), serta Sekretaris Jenderal MPR Ma’ruf Cahyono. Adapun Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Dalam pertemuan yang dimulai pukul 09.45 hingga pukul 10.25 ini, pimpinan MPR menyampaikan undangan untuk pelantikan presiden dan wakil presiden di Kompleks Parlemen, Jakarta, 20 Oktober mendatang. Seusai pertemuan, Presiden Jokowi bersama para pimpinan MPR memberikan kesempatan kepada awak media untuk bertanya.
”Saya menyampaikan bahwa penyelenggaraan upacara dan perayaan di dalam pelantikan dilakukan sederhana saja, tetapi juga tanpa mengurangi kehikmatan dan keagungan acara itu,” tutur Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menyampaikan, pihaknya tidak akan mengeluarkan izin unjuk rasa mulai 15 hingga 20 Oktober 2019. Terkait hal ini, Presiden sebenarnya tak keberatan jika unjuk rasa digelar menjelang hingga tiba waktu pelantikan. ”Namanya demo, dijamin konstitusi,” katanya.
Presiden mempersilakan wartawan menanyakan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian terkait larangan unjuk rasa itu. Dia menekankan tidak memerintahkan hal itu.
Menurut Bambang Soesatyo, pelantikan presiden dan wapres adalah acara MPR. Oleh karena itu, MPR berkepentingan supaya acara berlangsung hikmat tanpa gangguan apa pun.
”Makanya, kami imbau kepada adik-adik mahasiswa, kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar ikut menjaga kehikmatan ini. Kesuksesan pelantikan presiden ini akan memberikan pesan positif kepada dunia internasional. Itu akan membantu perekonomian kita dan dengan ekonomi yang baik sama dengan membantu rakyat kita semua, jadi pesannya jelas,” tuturnya.
Dalam pelantikan presiden dan wapres itu, akan hadir pula tamu dari berbagai negara sahabat. Beberapa pimpinan negara yang akan hadir antara lain Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Wakil Presiden Republik Rakyat China Wang Qishan.
Untuk itu, Polri dan TNI akan mengawal semua tamu negara serta jalannya pelantikan. ”Sesuai dengan protap (prosedur tetap) yang dimiliki pihak keamanan Polri ataupun TNI. Pengamanan tamu-tamu negara dijamin begitu menginjakkan kaki di Tanah Air kita dan kembali ke negara mereka selamat,” kata Bambang menambahkan.
Terkait adanya relawan yang ingin mengadakan syukuran atas pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin, Presiden Jokowi hanya mengatakan, ”Ya, kalau mau syukuran juga tidak apa-apa, kan, syukuran.”
Kendati demikian, jawaban Presiden terkesan mengambang ketika ditanya mengenai arak-arakan yang menurut rencana diadakan seusai pelantikan. ”Belum tahu. Kalau mau arak-arakan juga enggak apa-apa,” katanya.
Secepatnya setelah pelantikan, lanjut Presiden Jokowi, susunan kabinet akan diumumkan. Presiden menyebutkan ada wajah lama yang dipertahankan di Kabinet Jokowi-Amin, tetapi banyak pula wajah baru. Selain itu, dia menyampaikan bahwa nomenklatur kabinet bakal berubah.