Daya Beli Turun, Tren Penyaluran Kredit Konsumsi Melambat
Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan untuk sektor konsumsi diperkirakan masih akan memasuki tren perlambatan hingga akhir tahun 2019. Perbankan perlu segera menyesuaikan tingkat suku bunga kredit
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan untuk sektor konsumsi diperkirakan masih akan memasuki tren perlambatan hingga akhir 2019. Perbankan perlu segera menyesuaikan tingkat suku bunga kredit untuk mendorong minat konsumen dalam menarik pembiayaan.
Proyeksi tersebut terlihat dari hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan tahunan kredit pada triwulan IV-2019 akan berada di level 9,7 persen. Padahal, hasil survei pada triwulan III-2019 menunjukkan pertumbuhan penyaluran kredit dapat mencapai 11,2 persen.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa penurunan daya beli masyarakat tidak hanya berimbas pada menurunnya kinerja sektor perdagangan, tetapi juga pada penurunan kredit konsumsi perbankan.
”Saat ini terdapat persoalan pergeseran pola konsumsi masyarakat yang secara data mengindikasi penurunan daya beli,” ujarnya saat dihubungi pada Kamis (17/10/2019).
Kinerja kredit konsumsi perbankan, lanjut Lana, ditopang oleh dua produk utama, yakni kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
BI mencatat pertumbuhan tahunan penyaluran kredit makin melambat pada Agustus 2019 sebesar 8,6 persen. KKB tercatat hanya tumbuh 3,1 persen, melambat dari pertumbuhan Juli 2019 sebesar 3,5 persen. Sementara KPR tumbuh 11,3 persen, melambat dari petumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 12,3 persen.
Lana menilai, salah satu penyebab turunnya penjualan kendaraan bermotor dikarenakan adanya perlambatan investasi di Indonesia. Hal ini membuat pertumbuhan konsumsi tidak tumbuh secepat seharusnya.
Salah satu yang perlu dilakukan perbankan saat ini adalah mempercepat penyesuaian suku bunga kredit konsumsi sehingga mendorong peningkatan minat konsumen dalam menarik kredit. Permintaan ini tidak hanya akan terjadi pada sisi konsumen, tetapi juga produsen.
”Produsen baru akan menambah produksi jika permintaan meningkat. BI sendiri telah mengeluarkan kombinasi penurunan suku bunga serta kebijakan makroprudensial untuk mendorong permintaan kredit,” ujar Lana.
Kinerja kredit konsumsi perbankan ditopang oleh dua produk utama yakni kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Tetap yakin
Meski hasil survei mengindikasikan adanya perlambatan penyaluran kredit, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan optimistis target kredit konsumsi pada paruh kedua 2019 tetap stabil pada kisaran 10 persen-12 persen yang merupakan target perusahaan di awal 2019.
”KPR kami harapkan akhir tahun masih tumbuh 10 persen hingga 12 persen, untuk KKB justru tumbuh 45 persen dibanding tahun lalu, dampak dari rekalibrasi bisnis yang kami lakukan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Budi Satria mengatakan, kredit konsumsi perseroan hingga Agustus 2019 tumbuh 16 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Pihaknya mengantisipasi perlambatan pertumbuhan KPR dengan melakukan digitalisasi.
”Kami perkirakan sampai akhir tahun kredit konsumsi hanya akan tumbuh sekitar 10 persen secara tahunan mengingat permintaan yang tidak sebaik sebelumnya,” katanya.