Didik Karakter Anak Melalui Turnamen Futsal Antarsekolah
Futsal menjadi salah satu olahraga yang digemari anak-anak sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Olahraga ini dapat menjadi sarana untuk mendidik karakter positif pada anak.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Futsal menjadi salah satu olahraga yang digemari anak-anak sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Olahraga ini dapat menjadi sarana untuk mendidik karakter positif pada anak. Turnamen antarsekolah menjadi salah satu cara untuk meningkatkan motivasi anak agar terus beraktivitas fisik dengan berolahraga.
Mantan Pemain Tim Nasional Futsal Indonesia dan Presenter Sepak Bola Vennard Hutabarat mengungkapkan, turnamen futsal antarsekolah menjadi sarana anak untuk terus mengembangkan hobi dan bakatnya. "Selama mengikuti turnamen ini, anak akan belajar menjaga sportivitas, berani menerima kekalahan, dan tidak sombong saat menang," ujar Vennard dalam konferensi pers McDonald\'s Junior Futsal Championship (MJFC) 2019 di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Vennard menuturkan, tantangan terbesar dalam mendidik anak agar terus menyukai futsal ada pada pelatih. Mereka harus bisa memahami perasaan anak dan memotivasi mereka agar terus berlatih mengembangkan bakatnya. Di sisi lain, pelatih menggunakan turnamen seperti MJFC sebagai tolok ukur keberhasilannya dalam mendidik anak asuhnya.
Menurut Vennard, turnamen MJFC cukup bergengsi untuk pembinaan usia dini. Beberapa sekolah pun mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti turnamen ini dengan berlatih secara konsisten. Ia pun berharap turnamen seperti ini dapat diselenggarakan dengan melibatkan federasi sehingga dapat dikelola dengan lebih baik.
MJFC merupakan turnamen futsal antarsekolah dasar yang sudah dimulai sejak 2011. Pada tahun ke-9 ini, MJFC diikuti oleh 192 sekolah di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Mereka harus melalui babak penyisihan di masing-masing kota sebelum bertanding di grand final pada Minggu, 17 November 2019.
Komite Pertandingan MJFC Doni Zola menjelaskan, peserta kompetisi ini minimal telah duduk di bangku kelas 5 SD dengan usia antara 11 tahun hingga 13 tahun. Mereka akan bertanding dengan waktu dua kali sepuluh menit. Tim yang lolos di babak grand final akan bertemu dalam empat grup. Dua tim terbaik akan masuk ke babak gugur.
Pemain IPC Pelindo II Jakarta dan mantan pemain Tim Nasional Futsal Indonesia Caisar Silitonga menuturkan, turnamen pada usia dini sangat dibutuhkan untuk memotivasi anak agar terus mengembangkan bakatnya.
Ia menceritakan, ketika masih anak-anak dia kesulitan untuk mencari turnamen secara rutin. Namun, karena keinginannya untuk terus bermain bola, Caisar pun bersama rekan-rekannya mencari informasi ke beberapa tempat.
Dari kecintaannya untuk terus bermain bola tersebut, Caisar mendapatkan bea siswa pendidikan. Hingga akhirnya, ia memutuskan menjadi atlet futsal profesional.
Turnamen pada usia dini sangat dibutuhkan untuk memotivasi anak agar terus mengembangkan bakatnya.
Associate Director of Marketing McDonald\'s Indonesia Caroline Kurniadjaja mengatakan, tujuan penyelenggaraan turnamen futsal MJFC adalah untuk menciptakan generasi yang sehat dan ceria. "Turnamen ini dapat menjadi sarana agar anak dapat menjalani gaya hidup sehat dan aktif," kata Caroline.
Menurut Caroline, sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai sepak bola. Namun, ketika di sekolah, anak-anak lebih banyak bermain futsal. Karena itu, turnamen futsal antarsekolah dapat menjadi motivasi anak-anak untuk menekuni kegemarannya tersebut.
Grup Editorial Director Children and Female Media Grid Network Kompas Gramedia Devy Situmorang mengatakan, nilai-nilai yang ada pada turnamen olahraga usia dini sangat bagus untuk membentuk karakter anak yang berpengaruh pada sepuluh tahun ke depan. Nilai-nilai seperti semangat juang tinggi, tangguh, dan tidak mudah putus asa sangat dibutuhkan ketika kelak mereka sudah dewasa.