Berbagai upaya dilakukan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengendalikan banjir. Tahun 2020, DKI memulai program pembuatan sumur resapan dengan melibatkan warga.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melibatkan warga membangun sumur resapan dalam upaya pengendalian banjir yang terus mengancam Ibu Kota. Air hujan yang jatuh ke rumah-rumah diharapkan tidak turut menyumbang air ke jalanan atau gorong-gorong. Konsep ini dikenal dengan zero run off.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada harian Kompas di ruang kerjanya di Balai Kota Jakarta mengatakan, gerakan pembangunan sumur resapan itu mulai dijalankan pada 2020. Pola pembangunan akan melibatkan warga kampung hingga rumah tangga, baik itu melalui karang taruna maupun rukun tetangga/rukun warga (RT/RW).
”Intinya pada kolaborasinya karena kami untuk menjangkau (Jakarta) seluas itu pasti tidak bisa. Makanya, kami coba dorong kolaboratif ini. Kami berharap di tahun 2020 semua RT/RW yang punya risiko genangan air harus segera terapkan konsep (zero run off) itu,‚ ujar Anies, Kamis (17/10/2019).
Pemerintah melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) akan mengucurkan dana kepada warga untuk pembangunan sumur resapan tersebut. Semua telah dianggarkan di dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2020.
Anies menuturkan, meskipun pembangunan dilakukan secara swakelola oleh warga, pemerintah tetap akan memberikan pendampingan dan pengawasan. ”Tantangan tersendirinya adalah memastikan bahwa quality control-nya berjalan dengan baik," katanya.
Konsep zero run off saat ini telah diterapkan di kantor-kantor pemerintahan. Oleh karena itu, Anies berharap, ke depan, gedung-gedung perkantoran, sekolah, dan rumah-rumah warga segera menerapkan konsep serupa, terutama di kawasan yang berisiko banjir tinggi atau kerap terjadi genangan air hujan.
”Di kawasan-kawasan itu harus kita kerjakan sesegera mungkin,” ucap Anies. Namun, lanjut Anies, tak semua kawasan di DKI sebenarnya bisa dengan mudah dibangun sumur resapan tersebut, misalnya di kawasan Jakarta Utara. Sebab, dahulu, sebagian wilayahnya adalah rawa dan cekungan.
”Karena begitu gali 1,5 meter saja sudah ketemu air. Jadi, di tempat yang seperti itu mau tak mau harus dipompa dulu. Itu sebabnya saya sering bilang kalau di Jakarta ini tidak bisa one solution fits all,” ujar Anies.