Pasca-pembakaran di Penajam, Pelabuhan Kelotok Belum Beroperasi
Situasi di sekitar pelabuhan perahu kelotok Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kembali kondusif pasca-pembakaran loket pelabuhan oleh sekelompok massa, Rabu kemarin.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
PENAJAM, KOMPAS — Situasi di sekitar pelabuhan perahu kelotok Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kembali kondusif pasca-pembakaran loket pelabuhan oleh sekelompok massa, Rabu kemarin. Namun, penyeberangan dengan perahu kelotok belum beroperasi. Kerusuhan turut menghanguskan 158 rumah warga di permukiman tak jauh dari pelabuhan.
Hingga Kamis sore, pelabuhan kelotok itu tampak sepi ketimbang hari biasa. Sejumlah perahu kelotok mengapung beberapa ratus meter dari daratan. Jembatan kayu di pelabuhan terputus, sedangkan bangunan loket tidak bersisa.
Namun, di sisi pelabuhan kelotok itu, aktivitas penyeberangan perahu cepat dan feri masih beroperasi. Transportasi air itu menghubungkan Penajam Paser Utara dengan Balikpapan.
Pelabuhan tersebut berada sekitar 80 kilometer dari Kecamatan Sepaku, calon lokasi utama ibu kota negara yang baru. Kemarin, toko-toko dan warung makan di jalan menuju pelabuhan banyak yang tutup.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara mencatat, permukiman yang terbakar ada di RT 006, RT 007, dan RT 008 Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam. Rumah-rumah di sekitar pelabuhan hangus terbakar. Hanya tersisa tembok batu bata.
Kita jaga bersama-sama tempat tinggal kita. Mari sama-sama menahan diri dan menyelesaikan masalah baik-baik.
Rumah kayu di tepi pantai tak bersisa. Sebuah tempat penitipan motor di dekat loket perahu kelotok juga terbakar. Sekitar 10 motor yang dititipkan di sana hangus.
Api juga melalap Madrasah Ibtidaiyah Almaun yang terletak sekitar 300 meter dari pelabuhan. Atap dan barang-barang di dalam sekolah tak tersisa, termasuk buku-buku di perpustakaan. Hanya tersisa tembok dan rangka kursi besi. Salah satu guru MI Almaun, Shaleh, mengatakan, kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sampai Minggu.
”Sekitar 90 siswa belum bisa sekolah. Kami sedang mencari alternatif tempat sementara untuk tempat belajar anak-anak,” kata Shaleh.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasional BPBD Penajam Paser Utara Indiri Amanda mengatakan, 322 keluarga terdampak kebakaran. BPBD bekerja sama dengan dinas dan instansi setempat membuka posko pelayanan kesehatan, dapur umum, logistik, dan pos keamanan.
”Bantuan makanan juga kami terus salurkan ke keluarga yang menampung korban di Penajam Paser Utara dan warga yang masih berada di sekitar pelabuhan,” ujar Indiri.
Siaga keamanan
Untuk menjaga keamanan pasca-pembakaran, 600 personel Brimob akan didatangkan dari Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Saat ini TNI dan polisi dari Penajam Paser Utara dan Kalimantan Timur berjaga di semua pintu masuk Penajam Paser Utara.
Kamis, sejak pukul 16.00, polisi dan prajurit TNI membersihkan puing bangunan terbakar. Beberapa warga ikut membantu sambil mencari barang yang bisa diselamatkan.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Komisaris Besar Ade Yaya Suryana mengatakan, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Priyo Widyanto masih terus mengupayakan mediasi dengan perwakilan massa. ”Mediasi terus diupayakan agar situasi benar-benar normal kembali,” kata Ade.
Komandan Kodim 0913 Penajam Paser Utara Letnan Kolonel Infanteri Mahmud mengatakan, TNI akan dikerahkan 24 jam untuk bersiaga dan menjaga keamanan. Sekitar 200 personel TNI juga didatangkan dari Kodam VI/Mulawarman di Balikpapan. ”Selain mendata kerusakan, penjagaan juga kami fokuskan di banyak titik. Kami juga mengajak masyarakat bersama-sama menjaga suasana kondusif,” katanya.
Ketua Lembaga Adat Paser Penajam Paser Utara, Musa, mengajak semua pihak menahan diri. Selain itu, ia juga mengimbau agar tak ada provokasi di media sosial. Saat ini ia masih mengajak kelompok massa yang melakukan pembakaran dan tokoh masyarakat di sekitar pelabuhan untuk berdialog.
”Kita jaga bersama-sama tempat tinggal kita. Mari sama-sama menahan diri dan menyelesaikan masalah baik-baik,” katanya.