Badan Sensor Malaysia memerintahkan adegan yang memperlihatkan sembilan garis putus-putus di Laut China Selatan dalam film animasi ”Abominable” dihapus, Kamis (17/10/2019). Sebelumnya, Vietnam melarang film ini tayang.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
KUALA LUMPUR, KAMIS — Badan Sensor Malaysia memerintahkan adegan yang memperlihatkan sembilan garis putus-putus di Laut China Selatan dalam film animasi Abominable dihapus, Kamis (17/10/2019). Sebelumnya, Vietnam justru melarang film ini tayang.
Sembilan garis putus-putus yang membentuk huruf U biasa dipakai dalam peta China untuk menggambarkan klaim teritorialnya atas bentang Laut China Selatan yang kaya akan sumber daya. Sejumlah negara juga mengklaim Laut China Selatan menjadi bagian dari wilayahnya, seperti Malaysia dan Vietnam.
Pada Senin (14/10/2019), Vietnam menarik film Abominable dari bioskop. Sedangkan Menteri Luar Negeri Filipina telah menyerukan adegan yang menampilkan sembilan garis putus-putus dibuang dan film Abominable diboikot.
Badan Sensor Film Malaysia menyatakan, pihaknya telah memberikan lampu hijau pada film Abominable untuk diputar di bioskop sepanjang tidak menampilkan peta klaim China atas Laut China Selatan.
”Film animasi berjudul Abominable… telah disetujui untuk diputar di Malaysia dengan syarat adegan yang menampilkan peta kontroversial itu dihilangkan,” kata Kepala Badan Sensor Film Malaysia Mohamad Zamberi Abdul Aziz dalam surelnya kepada Reuters. Film Abominable akan tayang perdana pada 7 November mendatang.
Abominable bercerita tentang anak perempuan China yang menemukan ada yeti tinggal di atap kediamannya. Film itu diproduksi oleh Pearl Studio yang berbasis di Shanghai dan DreamWorks Animation yang dimiliki oleh Comcast.
Pearl Studio tidak segera merespons permintaan komentar atas peristiwa ini dan DreamWorks juga tidak bisa dihubungi.
Empat negara Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam, serta Taiwan juga China saling memperebutkan Laut China Selatan.
Malaysia sangat kritis terhadap posisi China dalam Laut China Selatan. Namun, baru-baru ini Kuala Lumpur tidak terlalu kencang menentang setelah China menggelontorkan miliaran dollar AS dalam proyek infrastruktur di negara Malaysia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan di Twitter bahwa Malaysia perlu meningkatkan kemampuan angkatan lautnya untuk menghadapi kemungkinan konflik di Laut China Selatan meski jalur diplomatis tetap ditempuh. (REUTERS)