Pertumbuhan infrastruktur digital dan populasi pengguna internet di Indonesia menjadi salah satu pendorong investasi. Sebanyak 15-20 persen dari penanaman modal asing didukung sektor digital.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI/MARIA PASCHALIA JUDITH
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pertumbuhan infrastruktur digital dan populasi pengguna internet di Indonesia menjadi salah satu pendorong investasi. Sebanyak 15-20 persen dari penanaman modal asing didukung sektor digital.
Investasi langsung berupa penanaman modal asing di sektor ekonomi digital meningkat pesat. Pada 2025, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia berpotensi meningkatkan produk domestik bruto sebesar 150 miliar dollar AS. Penambahan tenaga kerja digital di sektor manufaktur diprediksi 4,5 juta orang, sedangkan tenaga kerja penunjang manufaktur 12,5 juta orang.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengemukakan, di tengah tekanan ekonomi global, ada dua sektor penyelamat PMA di Indonesia, yaitu sektor ekonomi digital dan industri pengolahan. Bahkan, Indonesia menjadi tuan rumah sejumlah unicorn, yakni usaha rintisan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
”Arus modal internasional ke sektor e-dagang deras sekali, baik ke unicorn maupun usaha rintisan e-dagang. Jumlah unicorn kita melebihi seluruh Uni Eropa,” katanya, dalam ”Seminar Trade, Tourism & Investment” yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan di ICE BSD Tangerang, Banten, Kamis (17/10/2019).
Dari 11 unicorn di Asia, lima unicorn di antaranya ada di Indonesia, yakni Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, dan Ovo. Adapun di Uni Eropa ada empat unicorn.
Thomas menambahkan, ekonomi digital telah mentransformasi perekonomian dan menciptakan lapangan kerja. Modernisasi ekonomi itu memerlukan jaringan internet yang memadai. Peluncuran jaringan serat optik nasional Palapa Ring yang memperluas akses internet ke seluruh wilayah diyakini kian menopang era ekonomi digital, di samping berdampak besar terhadap modernisasi perekonomian.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, pemerintah berupaya memperkuat ekonomi digital, antara lain dengan membangun pusat kemampuan digital (DCC) dalam dua tahun mendatang. DCC diharapkan melahirkan usaha rintisan baru yang fokus pada teknologi.
Infrastruktur
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyebutkan, Indonesia mengalami lompatan besar dalam ekonomi digital karena ditopang pertumbuhan infrastruktur digital. Pengguna teknologi digital di Indonesia juga terus meningkat. Dari 265 juta penduduk, pengguna internet 150 juta orang, sedangkan pengguna media sosial 100 juta orang.
”Persoalannya, bagaimana mengakselerasi investasi yang masuk ke Indonesia,” katanya.
Untuk mendorong investasi, lanjutnya, Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait kemudahan perizinan dan regulasi.
Rosan mengingatkan, perang dagang Amerika Serikat dan China diprediksi masih akan panjang dan akan merembet ke perang psikologis. Indonesia perlu mengantisipasi dampak perang dagang dengan mengambil peluang pasar.
Ketua Kelompok Kerja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah S Thaib mengemukakan, pariwisata digital telah menjadi program prioritas Kementerian Pariwisata pada 2018. Saat ini, tren wisatawan menggunakan akses digital untuk merencanakan perjalanan.
Ia menambahkan, ruang pertumbuhan pariwisata Indonesia masih sangat besar karena harga wisata di Indonesia masih tergolong murah dibandingkan dengan sejumlah destinasi di negara lain. Meski demikian, sejumlah hal mendasar perlu dibenahi, mulai dari layanan, infrastruktur wisata, hingga pengelolaan sampah. (LKT/JUD)