Pemerintah Kota Surabaya menyelesaikan pembangunan tahap pertama Taman Mozaik yang berada di Wiyung Praja. Taman ini memiliki keunikan berupa selter mozaik warna-warni yang menarik untuk berswafoto.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya menyelesaikan pembangunan tahap pertama Taman Mozaik yang berada di Wiyung Praja, Kecamatan Wiyung, Surabaya. Taman yang dibangun di lahan bekas rawa ini memiliki keunikan berupa selter mozaik warna-warni yang menarik untuk berswafoto.
Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Rochim Yuliadi, Jumat (18/10/2019) di Surabaya mengatakan, masyarakat sudah bisa memanfaatkan Taman Mozaik untuk beraktivitas. Bangunan utama berupa selter mozaik yang menjadi daya tarik utama sudah selesai dibangun awal bulan ini.
“Tampilan selternya sangat instagramable dan memanjakan warga yang gemar berfoto untuk diunggah ke media sosial,” ujarnya.
Taman Mozaik berdiri di lahan seluas 5.100 meter persegi. Selain ada tanaman-tanaman seperti taman lain di Surabaya, di taman ini dibangun selter mozaik berwarna warni. Seluruh bagian selter, seperti dinding dan atap terbuat dari kaca berwarna.
Rochim mengatakan, pembangunan Taman Mozaik akan terus berlanjut. Dari total luas lahan 5.100 meter persegi, baru 1,850 meter persegi yang selesai dibangun pada tahap pertama. Pihaknya akan melanjutkan pembangunan seluruh area tersebut secara bertahap. “Meskipun belum selesai sepenuhnya, Taman Mozaik sudah bisa dimanfaatkan warga,” ucapnya.
Pembangunan taman senilai Rp 1 miliar tersebut memiliki sejumlah fasilitas pendukung untuk kegiatan warga. Selain selter, Taman Mozaik akan dilengkapi air mancur, taman baca masyarakat dan sentra wisata kuliner. Perekonomian di kawasan tersebut diharapkan bisa tumbuh karena menjadi pusat keramaian baru di kawasan Surabaya Barat.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan, penambahan taman merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan persentase ruang terbuka hijau di Surabaya. Hingga akhir 2018, ruang terbuka hijau di Surabaya mencapai 21,79 persen dan ditargetkan bertambah menjadi 30 persen dengan mayoritas berupa taman.
Pemkot Surabaya, lanjut Eri, menargetkan ada 613 taman terbangun hingga akhir 2019. Taman-taman tersebut terdiri dari 143 taman aktif dan 470 taman pasif. “Bertambahnya taman di Surabaya ikut mendorong warga untuk menanam tanaman-tanaman di kampungnya masing-masing,” katanya.
Seperti warga Kampung Simorejo, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, yang menanam sayur-sayuran menggunakan metode hidroponik. Keterbatasan lahan di perkampungan tidak menghalangi semangat warga menaman tanaman yang kini ditanam di sisi jalan kampung. Begitu pula warga di Kedung Asem, Kecamatan Rungkut, yang menanam buah naga di sepanjang jalan kampung.
“Menanam tanaman di kampung bisa meningkatkan keakraban warga karena mereka saling bersosialisasi saat merawat tanaman,” ujar Eri.