Pertempuran Masih Meletus di Tengah Kesepakatan Gencatan Senjata
Pertempuran antara pasukan Turki dan kelompok-kelompok milisi Kurdi terus berlangsung di perbatasan Turki-Suriah, Jumat (18/10/2019), meski telah dicapai kesepakatan gencatan senjata antara AS dan Turki.
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·4 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Pertempuran antara pasukan Turki dan kelompok-kelompok milisi Kurdi terus berlangsung di perbatasan Turki-Suriah, Jumat (18/10/2019), meski telah dicapai kesepakatan gencatan senjata antara AS dan Turki. Menurut pemantauan wartawan kantor berita AFP, terlihat asap tebal membumbung ke angkasa di kota Ras al-Ain, Suriah.
”Ada serangan-serangan artileri secara sporadis,” kata Rami Abdul Rahman, Direktur Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR). Meski demikian, di banyak wilayah Suriah timur laut pertempuran itu mereda.
Turki akhirnya menerima tekanan Amerika Serikat (AS) untuk memberlakukan gencatan senjata di Suriah timur laut. Hal itu terjadi setelah perundingan alot selama empat jam antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Wakil Presiden AS Mike Pence di Ankara, Turki, Kamis (17/10/2019). Turki sepakat membekukan operasi militernya di Suriah timur laut selama 120 jam atau lima hari.
Kesepakatan gencatan senjata selama 120 jam tersebut dibuat untuk memberikan waktu kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mundur selama tenggat tersebut sejauh 32 kilometer ke dalam wilayah Suriah. SDF berintikan anggota milisi Kurdi bersenjata, yang dikenal dengan nama Unit Pelindung Rakyat (YPG).
SDF langsung menerima kesepakatan genjatan senjata AS-Turki itu. Salah seorang pemimpin SDF, Mazloum Kobane, mengatakan bahwa SDF menerima gencatan senjata dengan Turki dan akan melaksanakan semua kewajiban dalam kesepakatan itu agar pelaksanaan gencatan senjata bisa dijalankan.
Penasihat politik Presiden Suriah Bashar al-Assad, Bouthaina Shaaban, menyebutkan, kesepakatan gencatan senjata antara AS dan Turki masih ”penuh abu-abu”. Ia menegaskan, Suriah menolak keras model otoritas wilayah Kurdi di Irak utara untuk diterapkan di Suriah.
Wapres AS Mike Pence dalam konferensi pers di kantor Kedubes AS di Ankara mengklaim, ia telah mendapat jaminan dari YPG untuk menarik diri secara teratur dan terprogram hingga ke area 32 kilometer.
Seperti diketahui, Turki yang dibantu satuan milisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) loyalis Ankara sejak 9 Oktober lalu melancarkan operasi militer di Suriah timur laut untuk mengusir YPG hingga sejauh 32 kilometer ke dalam wilayah Suriah dan sepanjang 480 kilometer dari kota Manbij di barat hingga perbatasan Irak-Suriah di wilayah timur.
Turki menetapkan YPG sebagai cabang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Suriah. Ankara menetapkan PKK sebagai organisasi teroris karena dinilai membahayakan keamanan nasional Turki.
Selain itu, Turki ingin mendirikan zona aman di sepanjang 480 kilometer dan sejauh 32 kilometer untuk menampung minimal 1 juta pengungsi Suriah yang akan dipindah dari kamp-kamp penampungan pengungsi di Turki. Saat ini tercatat sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah ditampung di Turki.
Pengungsi Suriah di Turki semakin menjadi beban perekonomian Turki yang kemudian mengantarkan menjadi isu politik di negara itu.
Butir kesepakatan
Adapun kesepakatan gencatan senjata di Suriah timur laut yang dicapai antara AS dan Turki itu meliputi 13 butir. Pertama, AS memahami kecemasan Turki atas keamanan di perbatasan selatan dengan Suriah. AS dan Turki mengukuhkan sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Kedua, AS-Turki menetapkan perkembangan di Suriah timur laut menuntut kedua negara (AS-Turki) harus lebih sering berkoordinasi untuk kepentingan bersama.
Ketiga, AS-Turki berjanji melindungi wilayah dan rakyat semua anggota NATO menghadapi semua tantangan. Keempat, AS-Turki berjanji melindungi kehidupan dan hak asasi manusia semua masyarakat agama dan etnis. Kelima, AS-Turki berkomitmen untuk terus memerangi kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang mengharuskan kedua negara terus melakukan koordinasi tentang nasib tahanan NIIS di Suriah timur laut saat ini.
Keenam, AS-Turki sepakat bahwa perang melawan teroris harus ditujukan kepada kelompok teroris saja dan tempat persembunyian mereka, serta senjata dan kekuatan militernya. Ketujuh, Turki berjanji menjaga keamanan dan keselamatan semua penduduk di wilayah zona aman yang akan dikontrol Turki kelak. Kedelapan, AS-Turki berkomitmen menjaga kesatuan wilayah Suriah dan mendukung solusi politik yang digalang PBB sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254.
Kesembilan, AS-Turki sepakat memandang pentingnya mendirikan zona aman untuk memupus kecemasan tentang keamanan nasional Turki, termasuk melucuti senjata berat dari YPG dan menghancurkan semua basis militernya. Kesepuluh, zona aman itu akan berada di bawah kontrol Turki dan akan dilakukan koordinasi AS-Turki terkait zona aman itu.
Kesebelas, Turki membekukan operasi militer di Suriah Timur Laut selama 120 jam untuk memberi kesempakatan kepada YPG mundur dari zona aman. Kedua belas, AS menyetujui mencabut semua sanksi terhadap Turki setelah Ankara membekukan operasi militernya di Suriah Timur Laut. Ketiga belas, AS-Turki berjanji akan bekerja sama melaksanakan semua butir kesepakatan gencatan senjata di Suriah timur laut.