Genap 17 tahun penyanyi Marcell Siahaan (42) berkiprah di industri musik. Namun, dia percaya bahwa perjalanan 17 tahun ini adalah awal untuk memulai sesuatu yang baru.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·5 menit baca
Genap 17 tahun penyanyi Marcell Siahaan (42) berkiprah di industri musik. Baginya, perjalanan bermusik tak ubahnya berkendara dengan roller coaster yang penuh dinamika. Naik dan turun kadang membuatnya limbung. Namun, tangan-tangan para penyemangat akan selalu ada untuk menjaganya tetap berdiri tegak.
”Semoga konser ini bisa memberi tahu, siapa sih Marcell Siahaan itu? Kita sama saja, kok. Kita semua pernah mengalami ups and downs; blood, sweat, and tears,” kata Marcell saat konser bertajuk Marcell Tujuhbelas, Jumat (18/10/2019), di Balai Sarbini, Jakarta.
Keluarga, kerabat, rekan kerja, hingga Teman Marcell—sebutan untuk penggemar—memadati Balai Sarbini malam itu. Semuanya tidak hanya berkumpul untuk menikmati suara syahdu dan lagu hits Marcell dari tahun 2000-an. Mereka juga menjadi bagian penting dari perjalanan musik sang penyanyi.
Konser dibuka dengan kegelapan yang tiba-tiba disambut entakan drum. Setelah beberapa detik, para penonton baru sadar bahwa Marcell yang sedang menggebuk drum. Teriakan dan tepuk tangan pun menyambut penampilan pembuka malam itu.
Permainan drum solo kemudian dilanjutkan dengan lantunan lagu ”Denganmu”. Nuansa yang mendayu terasa kontras dengan tabuhan drum yang barusan membawa semangat. Penonton seolah terhipnotis dan duduk diam menikmati setiap nada romantis yang dilantunkan sang penyanyi.
Dengan lagu itu pula Marcell membuka konser segmen pertama, yakni Romantic. Selain Romantic, pihak penyelenggara membagi konser dalam tiga segmen lain, yaitu Upbeat, Jazzy, dan Hits. Ada 27 lagu yang dibawakan malam itu, mulai dari lagu 2000-an hingga lagu terkini. Ada beberapa lagu populer yang dinyanyikan di segmen pertama, seperti ”Demi Waktu” dan ”Peri Cintaku”.
”Tuhan memang satu. Kita yang tak sama. Haruskah aku lantas pergi, meski cinta tak kan bisa pergi,” tanpa dikomando, para penonton menyanyikan refrein sepenuh hati. Marcell semringah saat audiens ambil bagian dan bernyanyi dengan sungguh-sungguh.
Konser tersebut sesaat berubah menjadi ajang karaoke. Bedanya, kali ini sang penyanyi asli yang menjadi pemandunya. Setelah beberapa lagu romantis dinyanyikan, tepuk tangan penonton menandai selesainya segmen pertama.
Kolaborasi
Malam itu Marcell tidak sendirian. Selain didampingi band di panggung, ia mengajak pula sejumlah penyanyi favoritnya ke atas panggung. Salah satu rekan duetnya malam itu adalah sang istri, Rima Melati Adams.
”Saya ingin mengajak seseorang yang buat saya paling cantik ke atas panggung. Ladies and gentlemen, the one and only, Rima,” kata Marcell sambil mengulurkan tangan kepada istrinya tersebut.
Paduan vokal Rima dan Marcell membuat penonton terpukau. Alunan musik jazz membawa audiens hanyut dalam imaji romantis yang dibangun pasangan suami-istri tersebut di panggung. Sambil menyanyikan ”The Very Thought of You” dan ”Sepanjang Jalan Kenangan”, keduanya saling melempar ekspresi jenaka, tetapi penuh cinta dan afeksi.
Malam jazzy itu sudah terlampau romantis dengan tiupan saksofon dan suara merdu para love birds. Suasana semakin romantis saat tiga anak Marcell dan Rima ikut hadir di panggung. Kehadiran mereka merupakan kejutan manis buat keduanya.
Adapun grup musik RAN dan penyanyi Raisa didapuk menjadi rekan duet sang pemeran utama konser ini. Penonton ”menggila” saat Marcell dan RAN menyanyikan lagu ”Pandangan Pertama”. Audiens yang semula duduk tenang serentak berdiri sambil bertepuk tangan.
Mereka sibuk menari dan mengangkat tangan mengikuti irama lagu yang populer pada tahun 2008 tersebut. Puluhan orang tidak lupa mengangkat ponsel pintar dan mengabadikan momen tersebut. Rasanya seperti diajak kembali ke masa ketika pentas seni sekolah diselenggarakan. Penonton yang kebanyakan berusia matang sejenak beranjak dari kursi dan berjoget layaknya anak SMA.
Kehadiran Raisa pun menghidupkan kembali panggung dengan nuansa yang berbeda. Pribadi Marcell dan Raisa yang tenang menjadi energik kala membawakan lagu ”Hanya Memuji”.
Lagu tersebut bisa jadi punya makna yang dalam buat Marcell. Sebab, lagu itulah yang mengawali kariernya sebagai penyanyi pop di industri musik Indonesia.
Ia membawakan lagu itu bersama penyanyi Shanty pada tahun 2000-an awal. Kesuksesan ”Hanya Memuji” lalu dianugerahi Lagu Rekaman Dance/Rap/Disco/House Terbaik pada Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards.
Raisa yang mengidolakan Marcell sejak di bangku sekolah pun senang bukan kepalang bisa satu panggung dengan sang idola. Ia mengaku grogi dan salah tingkah. ”Daripada salting (salah tingkah), mending nyanyi lagi. Kalau nyanyi, saya enggak salting. Lagu selanjutnya adalah lagu favorit saya,” kata Raisa.
”Cepat pulang. Cepat kembali, jangan pergi lagi. Firasatku ingin kau tuk cepat pulang. Cepat kembali, jangan pergi lagi....”
Rasa syukur
Semangat masih terpancar dari wajah Marcell saat menemui awak media seusai konser. Penampilan selama lebih kurang tiga jam tersebut bukannya membuat ia lelah tak karuan, melainkan memberikan suntikan energi baru. Dengan semringah, ia tak berhenti menunjukkan rasa syukur.
Senang banget karena (penontonnya) lebih dari ekspektasi. Ada momen-momen yang tidak hanya membuat mereka nyanyi, tapi juga menikmati aransemen musiknya.
”Senang banget karena (penontonnya) lebih dari ekspektasi. Ada momen-momen yang bukan tidak membuat mereka nyanyi, tapi juga menikmati aransemen musiknya. Saya bisa merasakan energinya. Itu jadi semangat buat saya yang ada di atas panggung dan bikin enggak tegang. Itu kayak nyanyi di depan keluarga,” katanya.
Ia mengibaratkan konser kali ini seperti sebuah pesta keluarga. Semuanya bisa saling berbagi dan bersenang-senang bersama. Ia menambahkan, keluarganya dari Malaysia dan Singapura pun turut hadir untuk mendukungnya.
Perjalanan bermusik selama 17 tahun telah mengajarinya banyak hal. Selain bertransformasi sebagai penyanyi dan pribadi yang lebih matang, ia pun semakin memahami makna keluarga yang suportif. Kehadiran orang-orang yang senantiasa mendukung membuat Marcell menikmati perjalanan ini. Buat dia, perjalanan ini punya makna spiritual buat batinnya.
”Buat saya, 17 tahun itu sebuah proses yang bisa dibilang sebuah awal. Saya belajar melupakan yang namanya nama besar. Saya percaya bahwa perjalanan 17 tahun ini adalah awal untuk memulai sesuatu yang baru. Saya ingin jadi lebih baik lagi, baik sebagai performer maupun sebagai Marcell Siahaan sebagai seorang individu,” katanya.
Mimpi Marcelll untuk terus berkarya akan kembali dirajut dalam albumnya yang kedelapan. Mimpi itu dibarengi doa dan harapan menjadi manusia yang lebih baik setiap hari. Happy sweet seventeen, Marcell.