Erick Thohir, Bos Media yang Merambah ke Giuseppe Meazza
Nama Erick Thohir hari-hari ini banyak muncul di berbagai pemberitaan media. Ia menjadi salah satu orang yang dipanggil Presiden Joko Widodo sebagai kandidat menteri.
Oleh
FX Laksana Agung Saputra
·3 menit baca
Nama Erick Thohir hari-hari ini banyak muncul di berbagai pemberitaan media. Ia menjadi salah satu orang yang dipanggil Presiden Joko Widodo sebagai kandidat menteri.
Ia dikenal sebagai pengusaha muda yang dekat dengan dunia olahraga. Harian Kompas pernah menuliskan sosoknya pada 16 Oktober 2013, tak lama setelah bersama dengan dua pengusaha Indonesia lainnya selaku pemilik International Sports Capital telah menguasai 70 persen saham klub sepak bola Internazionale Milano atau yang lebih dikenal dengan Inter Milan.
Sebelumnya, 100 persen saham dimiliki keluarga Presiden Inter Milan Massimo Moratti. Perubahan komposisi kepemilikan saham klub tersebut diumumkan pihak klub melalui situs resmi per 15 Oktober 2013.
Dengan kesepakatan itu, Erick dan dua pengusaha lainnya, yakni Rosan Roeslani serta Handy Soetedjo, harus menyuntikkan dana ke Inter Milan sebesar 350 juta euro atau setara dengan sekitar Rp 5,2 triliun.
Pasca-pengumuman pergantian kepemilikan saham mayoritas itu, pertanyaan spontan yang muncul di kalangan pencinta Inter Milan adalah seputar kemungkinan pemain bintang yang akan diboyong ke Stadion Giuseppe Meazza, markas Inter Milan.
Namun, pertanyaan yang tak kalah menarik adalah seputar Erick Thohir sendiri. Siapa dia?
Melalui perusahaan International Sports Capital, Erick Thohir jauh hari sebelumnya telah membeli sebagian saham dari dua klub olahraga di Amerika Serikat, yakni klub bola basket di NBA, Philadelphia 76ers, dan DC United, klub sepak bola di liga utama Amerika Serikat.
Di Indonesia, Erick yang gemar bola basket merupakan pemilik dua klub bola basket, yakni Satria Muda BritAma Jakarta dan Indonesia Warriors.
Erick pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) periode 2004-2006. Ia juga menjabat Presiden Southeast Asian Basketball Association periode 2006-2010 dan 2010-2014. Pada tahun 2012, Erick didaulat menjadi komandan kontingen Indonesia untuk Olimpiade London.
Bisnis
Keterlibatan Erick di industri bisnis olahraga tentu saja bukan sebatas karena kegemarannya pada dunia olahraga, terutama bola basket. Namun, tentu saja ada sisi bisnis yang menjadi modal sekaligus faktor dominan di baliknya.
Merunut silsilah, Erick bukan orang baru di dunia bisnis. Ayahnya adalah Teddy Thohir, salah satu pemilik grup Astra International bersama William Soeryadjaya.
Dari ayahnya itulah, Erick mewarisi filosofi bisnis yang diibaratkan membuat kopi. Kunci kesuksesan bisnis adalah ketepatan komposisi dari seluruh bahan dan kerja membuat kopi.
Setelah lulus program master untuk Administrasi Bisnis Universitas Nasional California tahun 1993, Erick mendirikan Mahaka Group bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana, dan R Harry Zulnardy.
Kariernya kemudian berkembang ke berbagai jenis usaha dan perusahaan. Saat ini, ia merupakan Wakil Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk. PT Mahaka Media Tbk adalah induk perusahaan multimedia yang membawahi 16 unit usaha dengan total jumlah karyawan lebih dari 1.000 orang.
Unit usahanya antara lain surat kabar, majalah, penerbit buku, televisi, radio, media luar ruang (billboard), animasi dan teater 4D, serta media digital. Tiap-tiap unit bisnis memiliki produk. Di antaranya harian Republika, Golf Digest Indonesia, Jak TV, serta Gen FM.
Erick juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Beyond Media dan Direktur Utama TV One. Ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Industri Konten dan Aplikasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) periode 2009-2013.
Terakhir, ia menjabat Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia dan Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma\'ruf Amin di Pilpres April 2019 lalu.