Kekalahan Real Madrid 0-1 dari tim promosi RCD Mallorca pada pertandingan Liga Spanyol di Stadion Iberostar, Palma, Minggu (20/10/2019) menunjukkan inkonsistensi tim ibu kota Spanyol tersebut.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
Kekalahan Real Madrid 0-1 dari tim promosi RCD Mallorca pada pertandingan Liga Spanyol di Stadion Iberostar, Palma, Minggu (20/10/2019) menunjukkan inkonsistensi dari tim ibu kota Spanyol tersebut, meskipun telah belanja besar pada pramusim lalu. Tidak adanya sosok berpengaruh dan badai cedera turut berpengaruh pada buruknya penampilan Madrid di awal musim ini.
Pada bursa transfer musim panas lalu, Real Madrid belanja pemain hingga menghabiskan dana sekitar 307,5 juta euro atau sekitar Rp 4,8 triliun. Mereka mendatangkan pemain-pemain bintang seperti Eden Hazard, Luka Jovic, dan Eder Militao agar bisa memperbaiki penampilan buruk pada musim lalu.
Alih-alih membaik, penampilan “Los Blancos” pada awal musim ini masih seperti musim lalu yakni inkonsisten. Dari 9 kali bertanding di liga domestik, mereka telah mengalami tiga kali imbang dan satu kali kalah. Ironisnya, klub kebanggaan ibu kota Spanyol ini kalah dari tim promosi RCD Mallorca yang hanya mengeluarkan dana 7 juta euro atau sekitar Rp 109 miliar.
Selain itu Mallorca juga termasuk klub yang sulit mencetak gol. Sebelum melawan Madrid, klub asal Kepulauan Balearic tersebut baru mencetak enam gol. Satu gol Lago Junior ke gawang Thibaut Courtois cukup mengantar mereka lepas dari zona degradasi. Kekalahan ini cukup memalukan karena pada 2012 lalu ketika datang ke tempat yang sama, Madrid menang telak dengan skor 5-0.
Di Liga Champions, Madrid juga tidak lebih baik. Dari dua kali bertanding, mereka baru memperoleh satu poin. Lucunya, satu poin tersebut diperoleh Madrid saat ditahan imbang 2-2 oleh klub asal Belgia, Club Brugge di Santiago Bernabeu, Madrid.
Inkonsistensi seperti penyakit yang sulit disembuhkan sejak ditinggalkan Cristiano Ronaldo ke Juventus. Mereka kehilangan sosok berpengaruh yang mampu membuat perbedaan. Gareth Bale yang diharapkan dapat menjadi pengganti Ronaldo gagal melakukannya hingga ia dianggap sebagai biang kegagalan Madrid meraih piala di musim lalu.
Lantas, Madrid mendatangkan Hazard dengan harapan dapat menjadi mesin gol seperti ketika ia bermain untuk Chelsea. Namun, pada kenyataannya pemain asal Belgia tersebut lebih sering berkutat dengan cedera dan baru mencetak satu gol. Sementara itu, Jovic tak kunjung menemukan penampilan terbaiknya seperti saat membela Eintracht Frankfurt pada musim lalu.
Badai cedera juga turut membuat skuad Madrid tampil tak maksimal. Mulai dari Nacho, Toni Kroos, Marco Asencio, Bale, dan Lucas Vazquez saling mengisi ruang perawatan. Akan tetapi, Zidane tak mau menganggap cedera sebagai penyebab inkonsisten timnya.
“Para pemain ini cedera dan kami memiliki pemain lain yang bagus juga. Namun, mereka harus menunjukkan bahwa mereka memiliki level bermain untuk Madrid,” ujar Zidane.
Ia pun menuntut anak asuhnya untuk tampil konsisten agar memperoleh hasil yang bagus di musim ini. Zidane ingin permainan timnya lebih hidup, memiliki lebih banyak peluang dan memperoleh kemenangan.
Badai cedera membuat skuad Madrid tampil tak maksimal. Mulai dari Nacho, Toni Kroos, Marco Asencio, Bale, dan Lucas Vazquez saling mengisi ruang perawatan.
Persoalannya, jika permainan Madrid tak kunjung hidup, mereka akan jauh tertinggal dari Barcelona yang mulai menemukan permainan terbaiknya. Di awal musim ini, Barca juga tampil buruk, tetapi mereka cepat berbenah dan berhasil memperoleh lima kemenangan beruntun di lima pertandingan terakhir.
Trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Antoine Griezmann telah menyatu. Mereka masing-masing berhasil mencetak gol ketika membanti Eibar tiga gol tanpa balas pada Sabtu (19/10/2019) di Municipal de Ipurua, Eibar.
Griezman tak lagi dianggap sulit beradaptasi dengan permainan Messi dan Suarez. Ia pun dapat menjadi sosok baru untuk menggantikan peran Neymar yang hengkang ke Paris Saint-Germain. Kini, trio “MSN” pun telah berganti dengan trio “MSG”.
“Akan ada hari-hari baik dan buruk, tetapi kami saling mengenal. Sedikit demi sedikit kami akan melakukan yang lebih baik lagi,” ujar Griezmann.
Seperti yang diungkapkan jurnalis olahraga media Spanyol Marca, Miguel Angel Garcia, Barcelona mulai lepas landas dan Madrid akan memiliki masalah besar. Kedua klub tersebut selalu dikaitkan dengan gelar juara Liga Spanyol.
Karena itu, tak boleh ada satu diantara mereka tampil inkonsisten. Mereka akan terus berpacu hingga akhir musim. “Jika ada perasaan bahwa Catalans punya pasukan yang lebih baik, situasinya sekarang memprihatinkan (bagi Real Madrid),” ujar Garcia.
Jika tak ingin hasil seperti musim lalu terulang, Madrid harus segera berbenah sebelum terlambat. Pendukung Madrid tentu tak ingin melihat Barca jauh meninggalkan tim kebanggaannya yang masih mencari bentuk permainan terbaik. (REUTERS/AFP)