Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan mengirimkan surat permohonan kepada BNPB untuk meminta bantuan operasi helicopter water booming. Status darurat kebakaran hutan belum diberlakukan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan mengirimkan surat permohonan kepada BNPB untuk meminta bantuan operasi helikopter water bombing (bom air). Status darurat kebakaran hutan belum diberlakukan.
Hingga sore, Gunung Ranti, Gunung Merapi Ungup-Ungup, Gunung Ijen dan Gunung Raung masih terbakar. Pantauan Kompas dari Desa Tamansari, Kecamatan Lincin, Banyuwangi, Selasa (22/10/2019) kepulan asap tebal masih tampak dari Gunung Merapi Ungup-Ungup dan Gunung Ranti. Bahkan beberapa kali bara api tampak menyala dan lidah-lidah api yang sangat besar terlihat.
“Kami belum punya rencana untuk menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan karena belum terlalu mendesak dan tidak terlalu berbahaya. Kalau sudah mengancam keselamatan penduduk atau api membara tidak terkendali, kami baru tetapkan siaga darurat,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi.
Kendati demikan, Anas dan jajaran juga berupaya untuk mengurangi luasan lahan yang terbakar. Hal itu dilakukan dengan mengirimkan surat permohonan kepada BNPB untuk bantuan pemadaman api lewat udara dengan menggunakan bom air.
Anas juga memerintahkan BPBD Banyuwangi untuk terus mewaspadai pergerakan api dan angin. Harapannya api tidak mengarah ke perkebunan warga.
Kami belum punya rencana untuk menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan karena belum terlalu mendesak dan tidak terlalu berbahaya
Kebakaran yang melanda Banyuwangi terjadi sejak Sabtu (19/10/2019). Mula-mula hanya Gunung Ranti dan Gunung Widodaren yang terbakar. Api terus merambat hingga akhirnya membakar sebagian Gunung Ijen dan Gunung Merapi Ungup-Ungup.
“Sampai saat ini kami, belum bisa menentukan jumlah secara pasti berapa luasan lahan yang terbakar," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi Eka Muharram. Namun khusus di Gunung Ijen, kebakaran menghanguskan lahan 400-500 hektar dari total lahan seluas 2.600 ha.
Eka menambahkan helikopter bom air, sangat dibutuhkan. Selama ini upaya pemadaman api sulit dilakukan karena medan yang berat. Jangkauan petugas dan alat yang terbatas juga menjadi kendala.
“Pemadaman darat memang sangat tidak efektif. Water bombing bisa menjadi solusi. Namun perlu disadari, Pesawat BNPB jumlahnya terbatas dan dibutuhkan di daerah-daerah lain, sehingga harus bergantian,” tutur Eka.