Bertemu Raja Malaysia, Wapres Amin Ajak Perangi Radikalisme
Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Malaysia Tengku Abdullah di sela-sela kunjungan kenegaraan dalam rangka menghadiri penobatan Kaisar Naruhito di Tokyo, Jepang, Selasa (22/10/2019).
Oleh
ANITA YOSSIHARA dari Tokyo, Jepang
·2 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengawali aktivitas hari Selasa (22/10/2019) ini dengan melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Malaysia Tengku Abdullah. Selain membicarakan diskriminasi produk sawit dan tenaga kerja Indonesia, Wapres Amin juga mengajak Raja Malaysia bersama-sama memerangi radikalisme dan intoleransi.
Pertemuan digelar sebelum Wapres Amin dan Raja Malaysia menghadiri acara penobatan Kaisar Naruhito sebagai pemimpin baru Jepang. ”Pagi ini saya bertemu dengan Yang Dipertuan Agung Malaysia. Kesempatan ini kami pergunakan utamanya untuk meningkatkan jalinan kerja sama Indonesia-Malaysia,” ujarnya seusai pertemuan.
Salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah masalah radikalisme dan intoleransi yang semakin mengkhawatirkan. Wapres Amin menyampaikan, dunia, termasuk negara-negara ASEAN, juga menghadapi munculnya radikalisme dan intoleransi. Bahkan, di Indonesia baru saja terjadi penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan periode 2014-2019 Wiranto.
Oleh karena itu, Wapres Amin mengajak Malaysia bersama-sama memerangi radikalisme dengan mengembangkan Islam yang damai, toleran, dan Islam garis tengah atau wasathiyah. ”Saya mengajak Malaysia untuk bersama-sama mengembangkan Islam yang damai, toleran, rahmatan lil alamin, yang oleh kita itu dilabeli dengan Islam wasathiyah. Ini penting untuk kita menangkal berkembangnya Islam yang radikal,” tuturnya.
Tak hanya itu, upaya menangkal radikalisme juga penting bagi keamanan kawasan. Dengan menekan radikalisme, diyakini stabilitas di kawasan, terutama wilayah Indonesia-Malaysia, bisa terjaga.
Salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah masalah radikalisme dan intoleransi yang semakin mengkhawatirkan.
Persoalan tenaga kerja Indonesia juga dibahas dalam pertemuan. ”Raja ini punya kewenangan untuk mengampuni, oleh karena itu saya menitipkan tenaga kerja kita di Malaysia supaya memperoleh perlindungan dari beliau. Dan saya minta anak-anak kita itu dianggap anak-anak beliau saja, bagaimana beliau memperlakukannya,” kata Wapres Amin menjelaskan.
Isu diskriminasi sawit pun tak ketinggalan dibahas. Wapres Amin mengajak Raja Malaysia untuk bekerja sama melawan upaya-upaya diskriminasi produk kelapa sawit. Soal upaya konkret yang menurut rencana dilakukan akan dibicarakan oleh para menteri terkait dari kedua negara.
Wapres Amin berada di Tokyo untuk menghadiri acara penobatan Naruhito sebagai Kaisar Jepang. Kaisar Naruhito naik takhta setelah ayahnya, Akihito, memutuskan mengundurkan diri pada April 2019.