Paparan cahaya biru yang berkepanjangan dari ponsel dan alat rumah tangga bisa memperpendek umur organisme. Penelitian terbaru, panjang gelombang biru yang dihasilkan oleh dioda pemancar merusak sel di otak dan retina.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Paparan cahaya biru yang berkepanjangan dari telepon seluler, komputer, dan peralatan rumah tangga bisa memperpendek umur organisme. Penelitian terbaru menunjukkan, panjang gelombang biru yang dihasilkan oleh dioda pemancar merusak sel-sel di otak dan retina.
Kajian yang dilakukan para peneliti dari Oregon State University (OSU) dipublikasikan pada Senin (21/10/2019) di jurnal Aging and Mechanisms of Disease. Eksperimen dilakukan melibatkan organisme Drosophila melanogaster atau lalat buah yang biasa digunakan sebagai model untuk mengetahui mekanisme dan perkembangan suatu perlakuan pada hewan lain dan manusia.
Jaga Giebultowicz, peneliti di OSU College of Science yang mempelajari jam biologis, memimpin tim untuk mengetahui bagaimana lalat merespons paparan cahaya LED biru selama 12 jam setiap hari. Panjang gelombang biru ini lazim dipancarkan oleh perangkat seperti ponsel dan tablet. Hasilnya, pancaran cahaya biru mempercepat penuaan pada lalat.
Lalat yang mendapatkan paparan cahaya biru 12 jam per hari diketahui memiliki umur lebih pendek dibandingkan dengan lalat yang berada dalam kegelapan total atau yang ada di ruangan dengan cahaya biru yang telah disaring. Lalat yang terpapar cahaya biru menunjukkan kerusakan pada sel retina dan neuron otak mereka. Dampaknya, pergerakan dan aktivitas mereka berkurang.
”Fakta bahwa cahaya mempercepat penuaan pada lalat sangat mengejutkan kami,” kata Giebultowicz, profesor biologi integratif.
”Kami awalnya mengukur ekspresi beberapa gen dalam lalat dan menemukan respons stres, yaitu gen pelindung dikeluarkan saat lalat disimpan dalam cahaya. Kami berhipotesis bahwa cahaya memengaruhi gen-gen itu. Lalu, kami mulai mencari tahu cahaya yang berbahaya bagi mereka. Hasilnya, hanya cahaya biru yang memperpendek umur mereka dengan sangat dramatis,” tuturnya.
Cahaya alami
Cahaya alami, ujar Giebultowicz, amat penting untuk ritme sirkadian tubuh, misalnya untuk aktivitas gelombang otak, produksi hormon, dan regenerasi sel yang merupakan faktor penting dalam pola makan dan tidur. ”Namun, ada bukti yang menunjukkan peningkatan paparan cahaya buatan adalah faktor risiko untuk gangguan tidur dan sirkadian,” katanya.
Berdasarkan hasil kajian ini, para peneliti menduga, paparan spektrum biru dalam LED bisa berdampak pada manusia. Namun, teknologi pencahayaan LED belum digunakan untuk waktu yang lama sehingga efek langsungnya terhadap umur manusia masih harus dipantau.
Menurut Giebultowicz, eksperimen yang dilakukan juga menunjukkan, jika diberi pilihan, lalat cenderung menghindari paparan cahaya biru. ”Kami akan menguji apakah sensor yang sama yang menyebabkan mereka melarikan diri dari cahaya biru terlibat dalam umur panjang,” katanya.
Eileen Chow, asisten peneliti fakultas di laboratorium Giebultowicz dan penulis utama studi ini, menyebutkan, kemajuan dalam teknologi dan kedokteran dapat bekerja sama untuk mengatasi efek kerusakan cahaya jika penelitian ini akhirnya diterapkan pada manusia.
”Umur manusia telah meningkat secara dramatis selama abad terakhir karena kita telah menemukan cara untuk mengobati penyakit. Namun, pada saat yang sama, kita telah menghabiskan lebih banyak waktu dengan cahaya buatan,” ucapnya.
Umur manusia telah meningkat secara dramatis selama abad terakhir karena kita telah menemukan cara untuk mengobati penyakit. Namun, pada saat yang sama, kita telah menghabiskan lebih banyak waktu dengan cahaya buatan.
”Ketika sains mencari cara untuk membantu orang menjadi lebih sehat dan hidup lebih lama, merancang spektrum cahaya yang lebih sehat menjadi suatu kebutuhan, tidak hanya dalam hal tidur yang lebih baik, tetapi dalam hal kesehatan secara keseluruhan,” ujarnya.
Para peneliti juga menyarankan, untuk mengurangi dampak buruk paparan cahaya biru pada retina, bisa dilakukan dengan menggunakan kacamata kuning yang dapat menyaring cahaya biru. Selain itu, penggunaan telepon, laptop, dan perangkat lain harus diatur untuk mengurangi paparan emisi biru.
”Di masa depan, mungkin ada telepon yang secara otomatis menyesuaikan tampilan mereka berdasarkan lama penggunaan. Ponsel seperti itu mungkin sulit dibuat, tetapi mungkin akan berdampak besar pada kesehatan,” kata pemimpin penulis Trevor Nash.