Wishnutama Kusubandio, dari ”Broadcasting” Merapat ke Politik
Lama malang melintang sebagai insan kreatif pertelevisian, nama Wishnutama Kusubandio kian cemerlang hingga masuk bursa menteri kabinet Presiden Joko Widodo.
Senin (21/20/2019) siang sekitar pukul 11.00, Wishnutama hadir di Istana Negara. Wishnutama datang menggunakan setelan kemeja putih dan celana bahan hitam khas gaya Presiden Jokowi.
Pendiri Net Mediatama Televisi itu datang menyusul beberapa tokoh yang sebelumnya sudah hadir, seperti Mahfud MD dan Nadiem Makarim. Setelah selesai dilantik sehari sebelumnya, Presiden memang sedang menyusun gerbong kabinet baru yang akan membantunya menjalankan roda pemerintahan jilid dua. Hari itu, sejumlah nama diundang untuk bertemu Presiden di Istana.
Wishnutama mengaku akan terus optimistis jika nantinya dipilih Presiden untuk mengemban tugas sebagai menteri. ”Walaupun saya tidak bercita-cita jadi menteri, demi kebaikan bangsa saya bersedia jadi menteri,” ujar pria yang biasa disapa Tama ini kepada awak media Istana Negara.
Tidak lama berselang, hanya sekitar lima menit setelah Tama, pengusaha Erick Thohir juga tiba di Istana. Kedatangan dua sejawat ini sebagai kandidat menteri sepertinya tidak bisa dilepaskan dari debut besar keduanya pada perhelatan pesta akbar olahraga Asian Games 2018 dan kampanye pilpres lalu.
Bisa dibilang pada dua momentum itulah Wishnutama semakin dekat dengan pemerintahan Presiden Jokowi. Kesuksesan Wishnutama dalam membidani sejumlah acara favorit di televisi menarik perhatian Jokowi sehingga memercayainya untuk menjadi Direktur Kreatif pada perhelatan Asian Games 2018. Sementara ketua panitia pelaksananya adalah Erick Thohir.
Terbukti, lewat tangan dingin dan pengalaman Wishnutama, upacara pembukaan dan penutupan pesta olahraga Asian Games terasa sangat megah dan berkesan. Ini tentunya menjadi wajah kebanggaan bangsa Indonesia kepada dunia internasional.
Sukses mengemas apik rangkaian acara Asian Games 2018 membuat Tama justru semakin lekat dengan Jokowi. Terpilihnya Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional Kubu Jokowi-Ma’ruf turut menyeret pria kelahiran Jayapura 49 tahun silam ini masuk dalam penggerak tim pendukung kubu capres 01.
Resmi masuk menjadi bagian tim kampanye, Wishnutama pun mengaku sering bertemu dengan Presiden Jokowi untuk berdiskusi. Dalam beberapa kali kesempatan, kedekatan Wishnutama dan Jokowi juga terekam di ruang publik. Misalnya, pada April 2019, ketika Presiden Jokowi mengajaknya makan bersama di sebuah mal dan naik moda raya terpadu (MRT).
Akhir Juli 2019, Wishnutama juga terlihat berada satu mobil dengan Presiden Jokowi ketika menuju tempat acara pembubaran Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kreatif
Langkah Wishnutama hingga mengantarkannya sebagai seorang kreator yang dekat dengan elite negeri ini bukanlah ditempuh dalam waktu singkat. Barangkali inilah buah manis yang dipetiknya setelah puluhan tahun malang melintang di dunia kreatif.
Tahun 1993, Tama menyelesaikan kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi di Emerson College Boston, Amerika Serikat. Setelah lulus, Tama bekerja paruh waktu di New England Cable News, Amerika Serikat. Peraih Indonesia’s Influential Person in Creative Industry Awards Idea Fest 2017 ini mengawali karier sebagai asisten produksi. Tidak lama setelah itu, ia pindah pekerjaan ke WHDH TV sebagai Assistant Director On Air Promotion.
Cukup berkarya di luar negeri, pada 1994, Wishnutama memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Tapak awal karier di dalam negeri berada di stasiun televisi swasta Indosiar sebagai Supervisor On Air Promotion.
Karir Tama terus moncer hingga akhirnya berhasil menjadi Executive Produser News dan Production Division. Kreativitas dan kejelian Wishnutama dalam meramu acara televisi memang tidak bisa diragukan lagi. Ia dikenal sebagai kreator bertangan dingin yang kemudian dipercaya menjadi Production Manager. Acara besutannya di Indosiar selalu menjadi favorit pemirsa televisi Tanah Air. Sebut saja seperti Gebyar BCA, Patroli, dan Satu Jam Bersama.
Beberapa tahun kemudian, pada 2001 Wishnutama pindah kerja ke PT Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV sebagai Kepala Divisi Produksi dan Fasilitas. Lagi-lagi, karier Tama terus berkilau dengan memegang beberapa jabatan strategis.
Hingga pada 2006, ia dipercaya untuk menjadi Direktur Utama TV7 yang kemudian berubah nama menjadi Trans7 dalam satu grup Transcorp. Wishnutama kembali membuktikan tajinya sebagai manusia kreatif di dunia broadcasting dengan lahirnya berbagai program populer, seperti Extravaganza, On The Spot, dan Opera Van Java.
Dua tahun menjabat Direktur Utama Trans7, Wishnutama kemudian didapuk menjadi Direktur Utama Trans TV. Selain di pertelevisian, ia juga sempat menjabat sebagai direktur portal berita online milik Transcorp, detik.com. Jabatan ini diembannya hingga 2012, sebelum akhirnya melepaskan diri dari Transcorp dan mendirikan NET TV (PT Net Mediatama Televisi).
Televisi besutan Wishnutama ini menggaungkan diri sebagai kanal yang tampil berbeda dan modern, sesuai dengan slogan yang dibawanya, ”Televisi Masa Kini”. Lewat televisinya ini, Wishnutama ingin memanggungkan segala inovasi dan kreativitasnya dalam berkarya. Terbukti, meski belum tumbuh besar, NET TV mampu hadir sebagai televisi yang kaya dengan keterbaruan ide program.
Sekarang, jika benar Presiden Jokowi meminangnya sebagai salah satu menteri kabinet, harapan besar pun tersemat pada sosok kreatif ini. Karya kreatif dan inovatif dari seorang Wishnutama tentu sangat diperlukan bangsa ini. (LITBANG KOMPAS)