Anies Janji Perbaiki Alat Sumber Risiko Pajanan Timbal di Taman Bermain
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji akan menindaklanjuti temuan konsentrasi timbal yang melebihi ambang batas aman pada cat di peralatan bermain di taman-taman publik di Jakarta.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji akan menindaklanjuti temuan konsentrasi timbal yang melebihi ambang batas aman pada cat di peralatan bermain di taman-taman publik di Jakarta. Pengecatan ulang terhadap peralatan bermain tersebut bahkan sangat mungkin dilakukan demi menjaga anak-anak terbebas dari paparan timbal.
”Saya minta untuk gunakan material-material yang sangat aman. Kalau sudah terjadi, siapkan recovery, perbaikannya seperti apa,” ujar Anies seusai acara Pembahasan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2020, di Balai Kota Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Sebelumnya, Yayasan Nexus3, organisasi nonprofit yang fokus di bidang kesehatan dan pembangunan lingkungan serta tergabung dalam International Pollutant Elimination Network (IPEN), mengeluarkan Laporan Nasional Timbal dalam Peralatan Bermain di Jakarta. Penelitian dilakukan selama September-Oktober 2019 di 32 taman bermain yang tersebar di lima wilayah Jakarta.
Puluhan taman itu terdiri dari 20 ruang publik terpadu ramah anak milik Pemerintah Provinsi DKI dan 12 taman bermain yang dikelola manajemen apartemen atau mal.
Dari penelitian Nexus3 di ke-32 taman bermain itu, ditemukan 81 dari 115 permukaan permainan yang dicat warna cerah mengandung konsentrasi timbal di atas 90 bagian per juta (ppm), yang menjadi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ada alat permainan yang memiliki kadar timbal di atas 4.000 ppm.
Anies menegaskan, tak seharusnya cat bertimbal digunakan di peralatan bermain anak-anak. Sebab, hal itu bisa sangat berdampak terhadap kesehatan anak.
”Kita harus gunakan (produk cat) yang aman untuk anak-anak, manusia, apalagi kalau punya potensi, potensi eksposur, bisa berdampak pada paru-paru, pernapasan. Nanti saya cek,” tutur Anies.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti menambahkan, pihaknya akan mengecek kembali laporan temuan Nexus3. Dia mengatakan siap berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain apabila nanti akan ada pembongkaran.
”Kami harus mengecek kembali laporan itu, kemudian baru berkoordinasi antar-SKPD. Tentunya, koordinasi juga harus dilakukan dengan pengelola apartemen dan manajemen yang punya tempat (bermain),” kata Widyastuti.
Hati-hati
Secara terpisah, peneliti senior Nexus3, Yuyun Ismawati, mengapresiasi langkah Anies. Dia juga mengungkapkan, pihaknya telah dihubungi oleh salah satu anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI, Angga Putra Fidrian, guna menindaklanjuti persoalan tersebut.
”Jumat (25/10/2019) nanti, kami mau ketemu sama TGUPP. Kami juga akan cek ke lokasi-lokasi (temuan konsentrasi timbal),” ujar Yuyun.
Namun, Yuyun berpesan agar Pemerintah Daerah DKI dapat berhati-hati pada saat melakukan pembongkaran peralatan bermain yang dideteksi memakai cat bertimbal. Sebab, debu yang dihasilkan bisa sangat berbahaya bagi pekerja dan makhluk hidup di sekitarnya.
Di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, lanjut Yuyun, ada panduan teknis tersendiri untuk menangani pembersihan ruangan atau peralatan dengan cat yang mengandung timbal. Limbah sisa pekerjaan pembersihan juga harus ditangani sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
”Membersihkan atau mengelupas cat lama yang mengandung timbal tinggi harus dilakukan dengan hati-hati. KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) harus menyusun peraturan baru terkait timbal dalam cat,” ujar Yuyun.