Pipa penyalur bahan bakar minyak milik Pertamina di Kota Cimahi, Jawa Barat, terbakar hebat pada Selasa (22/10/2019) siang. Insiden yang terjadi di lokasi pembangunan konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta
Oleh
Samuel Oktora/Melati Mewangi/Machradin Wahyudi Ritonga/Aris Prasetyo/Kelvin Hianusa
·3 menit baca
Pengerjaan konstruksi jalur kereta cepat yang diduga memicu kebakaran pipa Pertamina di Cimahi menjadi alarm untuk memperketat prosedur keselamatan proyek strategis nasional.
CIMAHI, KOMPAS - Pipa penyalur bahan bakar minyak milik Pertamina di Kota Cimahi, Jawa Barat, terbakar hebat pada Selasa (22/10/2019) sekitar pukul 13.30. Insiden yang terjadi di lokasi pembangunan konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB itu menewaskan seorang pekerja.
Kebakaran terjadi pada pipa penyalur BBM jenis Pertamina Dex dari Terminal Ujungberung ke Padalarang, tepat di pinggir ruas Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) Kilometer 130, Kota Cimahi. Posisi pipa yang terbakar sekitar 30 meter dari pinggir jalan tol.
Kejadian ini memicu kobaran api sangat besar dan asap hitam yang membubung tinggi. Panas api terasa hingga radius 300 meter dari lokasi kebakaran. Insiden ini sempat melumpuhkan lalu lintas di jalan tol. Media Contact Unit Manager Communication and CSR PT Pertamina MOR III Dewi Sri Utami menyatakan, aliran BBM pada pipa tersebut langsung dihentikan agar api lekas padam.
PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) sedang mengebor bakal tiang pancang, tetapi mungkin mereka tidak mengetahui ada pipa Pertamina.
”Penyebab kebakaran ini masih diinvestigasi. Namun, kami pastikan hal ini tidak mengganggu pasokan BBM di Bandung dan sekitarnya,” kata Dewi. Wakil Wali Kota Cimahi Ngatiyana yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, kebakaran itu ada hubungannya dengan pengerjaan proyek kereta cepat.
”Pihak PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) sedang mengebor bakal tiang pancang, tetapi mungkin mereka tidak mengetahui ada pipa Pertamina. Kasus ini diselidiki pihak kepolisian,” ujar Ngatiyana.
Minta maaf
Public Relation and Corporate Social Responsibility Manager PT KCIC Deni Yusdiaana menyatakan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari insiden ini. Pihaknya memprioritaskan penanganan untuk menjamin keselamatan di sekitar lokasi, fokus pada pemadaman, dan pengamanan lokasi kejadian.
Terkait penyebab kejadian, PT KCIC bersama dengan pihak yang berwenang dan PT Pertamina bakal melakukan investigasi lebih lanjut. ”Kami berkomitmen, untuk semua pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB senantiasa memperhatikan aspek keselamatan, kualitas, dan ketepatan waktu sebagai prioritas untuk berkontribusi pada pembangunan infrastruktur transportasi koridor Jakarta-Bandung,” kata Deni.
Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 17.30 setelah Pertamina menutup pipa BBM antara Km 120 dan Km 138. Penyemprotan lewat busa dan air juga dilakukan 25 mobil pemadam kebakaran dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
Koordinasi sejak awal
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyayangkan insiden kebocoran pipa gas Pertamina akibat pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah seharusnya menegur keras PT KCIC. Ia menilai, kebocoran pipa BBM dan kebakaran hebat ini terjadi akibat keteledoran. Pelaksanaan infrastruktur strategis seperti ini harus ada koordinasi sejak awal.
”Penyelesaian ini bisa dilakukan dengan mekanisme business to business. Perusahaan yang berkepentingan harus menghitung kerugian dan melaporkannya. Kalau harus dipindahkan, lakukan dengan koordinasi. Soalnya, kejadian seperti ini fatal sekali,” ujarnya.