Putin-Erdogan Sepakat, Pasukan Suriah dan Rusia Ikut Bersihkan Milisi Kurdi
Pasukan Suriah dan Rusia akan mengusir milisi Kurdi dari Suriah timur laut mulai Rabu (23/10/2019). Turki akan ikut terlibat dalam patroli untuk memastikan tak ada lagi milisi Kurdi di wilayah Suriah dekat perbatasannya.
Oleh
Kris Mada
·2 menit baca
MOSKWA, RABU — Pasukan Suriah dan Rusia akan mengusir milisi Kurdi dari Suriah timur laut mulai Rabu (23/10/2019) ini. Turki akan ikut terlibat dalam patroli untuk memastikan tidak ada lagi milisi Kurdi di wilayah Suriah dekat perbatasan Turki.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyepakati hal itu dalam perundingan di Sochi, Rusia. Dalam kesepakatan yang dicapai pada Selasa (22/10/2019) malam waktu Moskwa atau Rabu dini hari WIB itu, Damaskus-Moskwa akan membersihkan daerah selebar 30 kilometer di perbatasan Suriah-Turki dari milisi Kurdi.
Pekan depan, setelah pembersihan oleh Damaskus-Moskwa, Ankara akan ikut berpatroli di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki. Pasukan Turki akan berpatroli hingga 10 kilometer dari perbatasan.
”Saya yakin kesepakatan ini akan menjadi babak baru menuju kestabilan Suriah dan sedang dibersihkan dari terorisme. Saya harap kesepakatan ini menguntungkan negara kami dan saudara kami di Suriah,” kata Erdogan.
Putin juga menyatakan puas pada kesepakatan itu. ”Sangat mustahak, jika tidak sangat tepat, untuk menyelesaikan ketegangan di perbatasan Suriah-Turki,” ujarnya.
Sebelum kesepakatan itu dicapai, Erdogan secara terbuka menyatakan tidak masalah jika pasukan Suriah masuk ke wilayah yang sedang digempur Ankara. Syaratnya, milisi Kurdi—yang dianggap Ankara sebagai teroris—dibersihkan.
Perubahan sikap itu terjadi setelah perang saudara Suriah sejak 2011. Sepanjang perang saudara, Ankara menyokong sebagian pasukan oposisi Suriah. Sementara Rusia, bersama Iran, menyokong Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pengecualian
Dalam kesepakatan Erdogan-Putin, milisi Kurdi diberi waktu sepekan mulai dari Rabu siang untuk mundur dari wilayah perbatasan Suriah-Turki. Kota Qamishli yang dipadati orang Kurdi dan sekitarnya akan dikecualikan dari pembersihan.
Sebagai gantinya, Ankara akan mengontrol Tal Abyad dan Ras al-Ain yang terletak di tengah garis perbatasan Suriah-Turki. Kota-kota itu sudah diduduki Turki sejak invasi 9 Oktober.
”Hasil pertemuan Putin-Erdogan di Sochi mengindikasikan bahwa Erdogan pakar dalam membuat Rusia dan Amerika Serikat bersaing satu sama lain untuk memaksimalkan pencapaian Ankara. Turki mendapat semua wilayah yang diinginkannya,” kata Soner Cagaptay, Direktur Kajian Turki pada Washington Institute.
Ankara menginginkan zona penyangga sepanjang 440 kilometer dan selebar 30 kilometer di sepanjang perbatasan Suriah-Turki. Sebagian zona itu digempur Turki sejak dua pekan lalu. Di tengah serbuan itu, pasukan Suriah dan Rusia masuk ke Manbij yang pernah diduduki Turki lewat invasi tahun lalu.
Kesepakatan Erdogan-Putin melanjutkan kesepakatan Erdogan dengan Wakil Presiden AS Mike Pence. Dalam kesepakatan Erdogan-Pence, disepakati gencatan senjata lima hari hingga Selasa. Selama lima hari itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang beranggotakan mayoritas dari milisi Kurdi harus keluar dari zona penyangga yang diinginkan Ankara. (AP/REUTERS)