Angin kencang melanda Kabupaten Bandung, Kuningan, dan Majalengka, Jawa Barat, dalam beberapa hari terakhir. Di Kabupaten Bandung, lebih dari 1.000 warga mengungsi karena masih trauma.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri/Machradin Wahyudi Ritonga/Tatang Mulyana Sinaga/Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Angin kencang melanda Kabupaten Bandung, Kuningan, dan Majalengka, Jawa Barat, dalam beberapa hari terakhir. Di Kabupaten Bandung, lebih dari 1.000 warga mengungsi karena masih trauma.
Angin dengan kecepatan di atas 27 kilometer per jam melanda Kecamatan Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung, Minggu (20/10/2019) malam hingga Senin (21/10) sore. Angin kencang mengakibatkan lebih dari 3.000 rumah rusak dan ratusan pohon di Jalan Pangalengan-Kertasari dan Pangalengan-Malabar tumbang. Aliran listrik di sebagian wilayah terputus karena tertimpa pohon yang tumbang.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, angin kencang di sebagian wilayah Jabar dipengaruhi fenomena topan Neoguri dan badai siklon Bualoi. Potensi angin kencang diprediksi berlangsung hingga awal November.
”Terlalu berbahaya kalau tidur di rumah. Selain atap belum selesai diperbaiki, angin kencang bisa sewaktu-waktu mengancam,”
Hingga Selasa (22/10) malam, warga mengungsi di masjid, kantor RW, dan rumah- rumah warga yang tidak rusak. Saat siang hari, para lelaki memperbaiki rumahnya yang rusak. Sementara ibu-ibu dan anak-anak bertahan di tempat pengungsian.
”Terlalu berbahaya kalau tidur di rumah. Selain atap belum selesai diperbaiki, angin kencang bisa sewaktu-waktu mengancam,” ujar Santi (35), warga Desa Banjarsari, yang mengungsi di Kantor RW 001.
Bupati Bandung Dadang M Naser pada Senin siang mengunjungi pengungsi di Kantor RW 001 Desa Banjarsari, serta menyerahkan bantuan makanan. Namun, dia belum dapat memastikan bantuan untuk perbaikan rumah.
Ia menyatakan, prioritas petugas saat ini adalah membuka akses jalan yang tertutup pohon yang tumbang. ”Akses yang tertutup itu jalur utama, jadi fatal akibatnya. Karena itu, pohon-pohon kami pinggirkan sehingga jalan bisa dilalui,” ucapnya.
Kebun raya ditutup
Angin kencang hingga 60 kilometer per jam yang melanda Kuningan dan Majalengka, Senin lalu, mengakibatkan puluhan rumah rusak. Dahan-dahan pohon di Kebun Raya Kuningan juga patah diterpa angin kencang. Demi keamanan pengunjung, Kebun Raya Kuningan juga ditutup untuk sementara waktu.
”Angin kencang sekali. Di kebun raya, dahan-dahan pohon patah. Akibatnya, kebun raya ditutup sejak pagi,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Kuningan Ali Zaenal.
Fenomena angin kencang juga terjadi pada awal Agustus di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Kecepatan angin mencapai 56 kilometer per jam. BMKG Stasiun Kertajati mencatat, kasus angin kencang pada Januari-September 2019 sebanyak 42 kali. Tidak ada korban jiwa dalam kasus tersebut.