Titik panas di Kalteng dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terus meningkat. Pada Selasa (22/10/2019), titik panas sebanyak 137 titik di 14 kabupaten/kota dan sampai saat ini meningkat menjadi 167 titik.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Titik panas di Kalimantan Tengah dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terus meningkat. Pada Selasa (22/10/2019), titik panas sebanyak 137 titik ada di 14 kabupaten/kota. Sampai saat ini, jumlah titik panas meningkat menjadi 167 titik di lokasi yang sama.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Roland Binery, mengungkapkan, dalam dua hari belakangan ini titik panas kembali meningkat. Hal itu disebabkan suhu bumi yang memang masih memanas.
”Meskipun demikian, di Kalteng puncak kemarau sudah terlewati dan sekarang masuk ke peralihan ke musim hujan,” ungkap Roland di Palangkaraya, Kamis (24/20/2019).
Roland menjelaskan, dalam dua hari ke depan wilayah Kota Palangkaraya dan beberapa kabupaten di Kalteng masih akan diliputi cuaca berawan. Namun, potensi hujan diperkirakan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Barito Utara, Gunung Mas, Murung Raya, Katingan, dan Kota Palangkaraya.
”Untuk hari Jumat wilayah Palangkaraya prediksinya cerah berawan, jadi masih berpotensi terjadi kebakaran lahan,” kata Roland.
Meskipun titik api bermunculan kembali, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palangkaraya masih di level normal. Namun, sayang alat pendeteksi pencemaran udara di Bundaran Besar rusak dan tidak menunjukkan apa-apa.
Untuk hari Jumat wilayah Palangkaraya prediksinya cerah berawan, jadi masih berpotensi terjadi kebakaran lahan.
Di Kota Palangkaraya hari ini setidaknya terdapat tiga titik api yang langsung dipadamkan tim pemadam. Ketiga titik ini berada di Kelurahan Sabaru, Jalan Mahir-Mahar, dan Jalan Soekarno III.
”Ini lokasi yang dalam beberapa hari terakhir kami pantau dan kami basahi terus karena belum ada api di bawah,” ungkap Sutikno, pemadam.
Sebelumnya, hampir dua bulan gambut terbakar di Palangkaraya belum juga padam. Tim pemadam sudah dua kali memadamkan gambut di Kelurahan Sabaru, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada awal September lalu dan Rabu (23/10/2019), tetapi api dari dalam tanah gambut masih berkobar.
Tim pemadam api terpadu dari berbagai lembaga pada Rabu siang hingga petang membasahi lahan gambut yang terbakar di Jalan Kamboja Kelurahan Sabaru, Kota Palangkaraya, Kalteng. Wilayah terbakar itu dekat lokasi bekas tambang galian pasir.
”Ini gambutnya satu meter, kami sudah dua kali ke sini. Pertama kali memadamkan api di sini sudah padam total. Kami buat tanahnya hingga jadi lumpur, tetapi hampir dua bulan ini muncul lagi,” ujar salah satu anggota pemadam dari Masyarakat Peduli Api (MPA), Sabaru Nordiansyah.
Menurut Nordiansyah, api sudah mencapai batas paling bawah tanah gambut sehingga sulit dipadamkan. ”Meskipun bagian atas sudah basah, bagian bawah masih bisa terbakar,” katanya.
Di wilayah Sabaru, kejadian kebakaran sudah terjadi sejak akhir Juli. Dari pantauan Kompas, sepanjang jalan Trans-Kalimantan mulai dari Sabaru hingga Kabupaten Pulang Pisau, bagian kanan dan kiri jalan sebagian besar habis terbakar.
Beberapa bagian bekas terbakar sudah ditumbuhi rumput liar hijau, tetapi beberapa bagian masih berasap. Tim pemadam sudah berkali-kali memadamkan di wilayah ini, tetapi api masih saja muncul.