Presiden Joko Widodo menjelaskan keputusannya memilih Fachrul Razi sebagai Menteri Agama. Presiden mengharapkan Kementerian Agama dapat menangani masalah intoleransi dan radikalisme.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penunjukan Fachrul Razi, purnawirawan jenderal yang juga rekan seangkatan Luhut B Pandjaitan, sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju menimbulkan pro dan kontra. Namun, Presiden Joko Widodo berani memberikan harapan dan tugas kepadanya.
Dalam sejarah Republik Indonesia, menurut Presiden Joko Widodo, sudah pernah ada menteri agama dari kalangan militer. Sebelum ini memang terdapat dua menteri agama berlatar TNI. Letnan Jenderal (Purn) Alamsyah Ratu Perwiranegara menjabat Menteri Agama pada 1978-1983, sedangkan Laksamana Muda (Purn) Tarmizi Taher pada periode 1993-1998.
Selain itu, kata Presiden, diharapkan ada langkah konkret yang bisa dilakukan Kementerian Agama berkaitan dengan intoleransi dan radikalisme. ”Ke depan, kami harapkan Menteri Agama bisa berbicara banyak mengenai yang berkaitan dengan perdamaian, toleransi. Beliau memiliki pengalaman lapangan yang panjang dan pendekatan lunak yang baik,” kata Presiden saat berbincang santai dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019) sore.
Dalam kesempatan itu, Presiden hanya didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Machmudin. Tugas Menteri Agama yang lain adalah perbaikan kualitas pelayanan haji.
Secara fisik, Fachrul Razi memang tampak gesit. Jalannya yang cepat membuat wartawan yang menunggu untuk mewawancarai setelah sidang kabinet perdana, Kamis pagi, harus lebih gesit.
Meski demikian, Fachrul Razi tak segan menjawab pertanyaan yang terkadang tak mengenakkan. Seperti saat ditanya mengenai penolakan dari para kiai atas pemilihan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.
”Jangan bilang penolakan. Kalian mendramatisasi. Tidak ada cerita penolakan. Semua kiai itu sahabat saya dan sama misinya, membangun bangsa lebih baik, membangun umat yang baik,” tuturnya.
Fachrul Razi pun mengatakan akan bersilaturahmi dengan berbagai kelompok organisasi masyarakat keagamaan, baik dari kelompok Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.
Fachrul Razi sebelum ini lebih dikenal sebagai Koordinator Tim Relawan Bravo-5 yang mendukung pemenangan Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2014 dan 2019. Dalam dunia politik, jenderal kelahiran Banda Aceh 1947 ini juga pernah mendirikan Partai Hanura bersama Wiranto. Namun, saat ditanyakan apakah mewakili Hanura di kabinet, Fachrul Razi membantahnya.
”Saya bukan dari Hanura,” ujarnya seusai dipanggil Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (22/10/2019). Fachrul Razi pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan sebelum menjadi Wakil Panglima TNI pada 1999-2000. Pada 2002, dia pensiun dari tugas kemiliteran.
Mengenai jabatan Wakil Menteri Agama, Presiden Jokowi tidak menjawab tegas apakah akan diadakan atau tidak. ”Itu kalau membantu tugas menteri, ya, nanti kita beri. Kalau tidak, ya tidak,” kata Presiden.