Umumnya bayi akan lahir setelah 40 minggu berada di dalam kandungan ibu. Namun pada beberapa kasus, bayi lahir prematur atau saat janin berumur kurang dari 37 minggu. Bahkan kini, jumlah bayi yang lahir super prematur atau prematur ekstrem, berumur 22 minggu, makin meningkat.
Bayi yang lahir prematur, apalagi prematur ekstrem, akan menghadapi berbagai risiko kesehatan, termasuk kematian. Mereka yang bisa selamat pun, akan menghadapi sejumlah kecacatan.
Namun dengan perawatan intensif yang tepat dan didukung teknologi kedokteran yang memadai, bayi yang lahir saat baru berumur 22 minggu dalam kandungan atau 4,5 bulan pun bisa selamat atau memiliki peluang hidup.
Di Inggris, jumlah bayi yang lahir dalam kondisi prematur ekstrem terus meningkat. Karena itu, Asosiasi Kedokteran Perinatal Inggris atau British Association of Perinatal Medicine (BAPM) menyusun panduan untuk penanganan bayi yang lahir dalam umur kurang dari 22 minggu.
Di Inggris, jumlah bayi yang lahir dalam kondisi prematur ekstrem terus meningkat.
Sebagian besar bayi yang lahir dalam usia 22 minggu akan meninggal. Data di Inggris pada 2016 menunjukkan dari 486 kelahiran bayi berumur 22 minggu yang lahir, lebih 300 bayi atau dua pertiga di antaranya meninggal dunia. Mereka yang mampu bertahan hidup adalah yang mendapat dukungan perawatan dan pengobatan yang tepat.
“Risiko yang sangat tinggi (pada bayi berumur 22 minggu) membuat perawatan intensif tidak selalu tepat dilakukan,” kata Dominic Wilkinson, konsultan neonatal BAPM yang menyusun panduan perawatan bayi prematur yang berusia 22 minggu kepada BBC, Rabu (23/10/2019).
Peluang hidup bayi yang lahir pada umur kurang dari 22 minggu rendah karena paru-paru mereka belum cukup berkembang. Namun, sejumlah kasus baru menunjukkan mereka tetap bisa diselamatkan dengan sejumlah perawatan khusus.
Rekor umur bayi termuda di Inggris yang bisa diselamatkan dan terus bertahan hingga saat ini adalah Ruben dan Jenson Powell. Mereka lahir pada Agustus 2018, saat mereka berumur 22 minggu 6 hari dalam kandungan.
Bayi kembar itu dilahirkan di rumah sakit khusus di Oxford, Inggris. Namun, itu adalah rumah sakit rujukan dari rumah sakit di Cornwall, barat daya Inggris, yang berjarak sekitar 400 kilometer dari Oxford.
Meski lahir selamat, delapan hari sejak dilahirkan, Ruben harus menjalani operasi penyelamatan hidup karena ususnya gagal berfungsi. Sedangkan Jenson mengalami gangguan paru-paru yang juga mengancam nyawanya. Namun keduanya mampu bertahan.
Selain itu, bayi kembar itu juga harus menjalani 20 kali transfusi darah serta bedah laser dan suntikan mata untuk mencegah kebutaan. Mereka juga mengalami keracunan darah dan juga menderita pneumonia atau infeksi paru.
Perawatan
Peluang hidup bayi yang lahir prematur ekstrem meningkat karena pengetahuan dokter dan tenaga kesehatan untuk merawat bayi tersebut dan ibunya makin meningkat. Dokter dapat menyuntikkan steroid sebelum kelahiran bayi berlangsung guna meningkatkan fungsi paru-paru. Teknik pencegahan infeksi pada bayi prematur pun makin baik.
Peluang hidup bayi yang lahir prematur ekstrem meningkat karena pengetahuan dokter dan tenaga kesehatan untuk merawat bayi tersebut dan ibunya makin meningkat.
Meski ada kemajuan untuk menyelamatkan kelahiran bayi yang baru berumur 22 minggu dalam janin, namun peluang mereka untuk bertahan hidup masih rendah. Sebagian besar dari mereka meninggal karena tidak memungkinkan mendapatkan perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan mengurangi gejala yang mengganggu semata serta dengan memaksimalkan kualitas hidup mereka.
Keputusan untuk memberikan perawatan yang bisa menyelamatkan bayi itu sangat bergantung pada kondisi masing-masing bayi. Keputusan perawatan intensif itu harus diambil dokter spesialis dengan persetujuan orangtua. Namun, perawatan intensif itu belum tentu cocok untuk semua bayi.
Meski sejumlah bayi yang lahir prematur ekstrem tetap ada, namun sebagian besar dari mereka akan mengalami kecacatan parah. Ahli kedokteran neonatal dari Universitas Bristol Inggris, Andrew Whitelaw mengatakan untuk tidak memikirkan umur bayi berapa minggu dan lebih fokus memperhatikan kondisi disabilitas yang mengancam keselamatan bayi.