PT LRT Jakarta menargetkan menambah jumlah penumpang harian sebanyak 10 persen pasca-integrasi dengan bus Transjakarta rute Stasiun Pegangsaan Dua-Sunter mulai Rabu (23/10/2019)
Oleh
Dian Dewi Purnamasari/Nikolaus Harbowo/Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT LRT Jakarta menargetkan menambah jumlah penumpang harian sebanyak 10 persen pasca-integrasi dengan bus Transjakarta rute Stasiun Pegangsaan Dua-Sunter mulai Rabu (23/10/2019). Integrasi ini dapat melengkapi kegunaan moda kereta ringan pada jalur fase 1 atau sebagian wilayah utara dan timur Jakarta.
Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati mengatakan, jumlah penumpang harian kereta LRT saat ini 7.000-8.000 orang untuk jalur fase 1. Potensi LRT melayani lebih banyak penumpang masih terbuka luas pasca-integrasi Stasiun LRT Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun pada Juni lalu.
”PT LRT Jakarta ingin meningkatkan jumlah penumpang secara bertahap. Dari integrasi yang berlaku hari ini, kami menargetkan jumlah penumpang harian bisa bertambah 10 persen,” kata Melisa saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Integrasi Stasiun Pegangsaan Dua dan Halte Transjakarta Sunter akan didukung bus rute 10F. Rute ini melewati perumahan di sepanjang Jalan Boulevard Artha Gading, Jalan Raya Kelapa Nias, dan Apartemen Gading Nias.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo mengatakan, rute 10F juga akan melewati kawasan pusat perbelanjaan, seperti Mal Artha Gading dan Mall of Indonesia. Rute bus yang melewati mal biasanya kerap diminati warga.
”Jadi, salah satu rute yang paling ditunggu adalah yang bisa menghubungkan mal ke mal. Rute 10F ini memang belum pernah ada sebelumnya. Sekarang kami buka agar warga mudah menjangkau LRT dan tidak perlu naik kendaraan pribadi untuk ke mal,” tutur Nadia.
Rute 10F juga akan terintegrasi dengan sejumlah angkutan rute ke arah Rawamangun, Kelapa Gading, Kemayoran, Pulo Gadung, Cempaka Putih, Senen, Tanjung Priok-Pasar Grosir Cililitan 2, Kampung Rambutan, Penjaringan, hingga Summarecon Bekasi.
Jalan layang IISIP
Di Jakarta Selatan, pembangunan jalan layang di pelintasan sebidang IISIP, Lenteng Agung, Jagakarsa, seharusnya dimulai sejak akhir September. Namun, menurut Lurah Lenteng Agung Bayu Pasca Soengkono, pembangunan jalan layang itu masih dalam tahap persiapan.
Sebab, ada sekitar 28 bidang tanah milik warga yang terdampak proyek tersebut belum selesai dibebaskan. Warga belum sepakat terkait harga tanah yang ditawarkan oleh tim appraisal dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pembangunan ditargetkan selesai dalam satu tahun, yaitu 30 September 2020.
Selain kejelasan pembebasan lahan, warga juga membutuhkan informasi rekayasa lalu lintas saat proyek dijalankan. Sebab, lalu lintas di sekitar pelintasan sebidang IISIP ini cukup padat. Setiap hari, warga melintas baik dari arah Jakarta maupun Depok.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menambahkan, sesuai dengan kontrak yang ada, pembangunan jalan layang tersebut seharusnya sudah dimulai sejak 30 September 2019. Pembangunan ditargetkan selesai dalam satu tahun, yaitu 30 September 2020.
Saat ditanya terkait dengan pembebasan lahan yang belum selesai, Hari mengatakan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.