Kecemasan Juergen Klopp pada saat awal melatih Liverpool terkait kedalaman skuad sepertinya sudah berlalu. Pada laga Liga Champions Grup E di Luminus Arena, Genk, Kamis (24/10/2019), Liverpool jegal KRC Genk, 4-1.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
GENK, KAMIS — Kecemasan Juergen Klopp pada saat awal melatih Liverpool terkait kedalaman skuad sepertinya sudah berlalu. Pada pertandingan Liga Champions Grup E di Luminus Arena, Genk, Kamis (24/10/2019) dini hari, Liverpool menjegal klub tuan rumah KRC Genk dengan meraih kemenangan 4-1.
Dalam laga tersebut, Klopp memasang pemain yang jarang diturunkan, yakni Alex Oxlade-Chamberlain, Dejan Lovren, dan Naby Keita sejak menit pertama. Mereka pun menjawab kepercayaan Klopp tersebut dengan mencetak hingga empat gol ke gawang tuan rumah.
Namun, Klopp menyimpan pemain yang sering menjadi pilihan utamanya, seperti Trent Alexander-Arnold, Joel Matip, dan sang kapten Jordan Henderson. Chamberlain yang musim lalu lebih banyak berada di bangku cadangan karena cedera mampu menjawab kepercayaan Klopp. Ia mencetak dua gol indah lewat tendangan jarak jauh. Dua gol lagi diciptakan Sadio Mane dan Mohamed Salah.
Klopp pun memuji penampilan Chamberlain dan Adam Lallana saat keduanya mencetak gol penyeimbang melawan Manchester United akhir pekan lalu. ”Gol-gol itu sensasional dan sangat penting bagi kami. Minggu lalu Adam mencetak gol dan sekarang Ox mencetak dua gol indah, sungguh kisah yang hebat,” ujar manajer asal Jerman tersebut.
Dua gol tersebut juga mengembalikan kepercayaan diri Chamberlain setelah musim lalu lebih banyak berkutat dengan cedera. Musim lalu, ia sempat menghiasi bangku cadangan ketika Liverpool bertemu Tottenham Hotspur di partai final. Namun, ia tidak diturunkan Klopp.
Chamberlain pun ingin menjadi bagian dari sejarah Liverpool yang tidak didapatkannya pada musim lalu. ”Ini adalah turnamen yang harus dimainkan. Sangat menyenangkan melihat teman-teman bermain sangat baik tahun lalu dan saya berada di bangku cadangan pada pertandingan terakhir serta menyaksikan mereka membawa pulang (trofi),” ujar Chamberlain.
Melawan Genk di Luminus Arena bukanlah perkara yang mudah. Pada pertandingan sebelumnya, Genk mampu menahan imbang Napoli dengan skor 0-0. Akan tetapi, Liverpool dapat mengatasi persoalan itu.
”The Reds” terus menekan Genk dan berhasil menguasai bola hingga 75 persen. Mereka mampu melepaskan 17 tendangan dan 7 di antaranya mengarah tepat sasaran. Sebaliknya, Genk yang mengandalkan serangan balik, sering menyia-nyiakan peluang yang mereka miliki.
Paul Onuachu, Junya Ito, dan kapten Mbwana Ally Samatta selalu gagal dalam penyelesaian akhir. Justru pemain pengganti Stephen Odey yang mampu memperkecil kekalahan pada menit ke-88.
Samatta mengungkapkan, timnya mulai mengalami kesulitan ketika Chamberlain mencetak gol pada menit ke-2. Sejak saat itu, timnya seperti tidak memiliki kemampuan untuk melawan tim sekuat Liverpool. Kini, harapan yang dimiliki Genk hanya berjuang agar dapat lolos ke Liga Europa.
”Ketika Anda kebobolan pada menit kedua melawan tim-tim ini, Anda tahu itu seperti gunung yang didaki. Namun, kami akan terus maju. Kami masih percaya mungkin kami bisa melakukan sesuatu dan memiliki peluang untuk bermain di Liga Europa,” ujar Samatta.
Genk masih berkutat di dasar klasemen dengan satu poin. Sementara Liverpool berada di peringkat ke-2 dengan enam poin. Napoli yang belum terkalahkan berada di peringkat pertama dengan tujuh poin setelah mengalahkan RB Salzburg dengan skor 3-2 di Red Bull Arena, Salzburg. (REUTERS/AFP/AP)