Konvoi polisi militer Rusia, Rabu (23/10/2019), melintasi Sungai Eufrat menuju arah timur dan mencapai kota Kobane.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Konvoi polisi militer Rusia, Rabu (23/10/2019), melintasi Sungai Eufrat menuju arah timur dan mencapai kota Kobane. Gerakan konvoi polisi militer Rusia itu merupakan bagian dari pelaksanaan kesepakatan Sochi antara Rusia dan Turki pada Selasa (22/10) untuk menggelar patroli bersama antara Rusia dan Turki di Suriah timur laut.
Guna meringankan beban politik Turki akibat operasi militernya di Suriah timur laut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa lalu, terbang ke Sochi, Rusia, untuk menemui sekaligus menjalin kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang operasi di wilayah Suriah timur laut itu. Sebelumnya, Kamis (17/10), di Ankara, Erdogan juga mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat soal gencatan senjata di Suriah timur laut.
Dalam konteks geopolitik, Erdogan sangat membutuhkan kesepakatan dengan AS dan Rusia untuk menghadapi penentangan yang kuat dari Eropa, Israel, Liga Arab, Iran, dan Pemerintah Damaskus terhadap operasi militer negaranya di Suriah timur laut. Kesepakatan AS-Turki untuk menetralisasi Israel dan Liga Arab yang dikontrol kubu pro-AS, seperti Arab Saudi dan Mesir. Kesepakatan Rusia-Turki untuk menjinakkan Iran dan Damaskus yang berada dalam blok Rusia.
Seperti diberitakan, Erdogan dan Putin sepakat milisi Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) harus mundur sejauh lebih dari 30 kilometer serta dari kota Manbij dan Tal Rafaat. Erdogan juga menegaskan, pasukan Rusia dan Turki akan melakukan patroli bersama di area sejauh 10 kilometer dari perbatasan Turki-Suriah. Ditambahkan, Rusia-Turki sepakat bekerja sama untuk menjamin kembalinya pengungsi Suriah di Turki ke wilayah Suriah timur laut.
Rusia dan Turki juga sepakat memberi tenggat tambahan 150 jam terhitung mulai Rabu (23/10) siang kepada YPG untuk mundur total hingga sejauh 30 kilometer dari perbatasan Turki-Suriah dan sepanjang 120 kilometer dari area Ras al-Ain hingga Tal Abyadh. Wilayah sepanjang 120 kilometer dan lebar 30 kilometer yang dikosongkan dari YPG akan dijadikan zona aman dan menjadi tempat penampungan baru pengungsi Suriah yang akan diboyong dari Turki. Di Turki saat ini terdapat sedikitnya 3,6 juta pengungsi Suriah.
Wilayah sepanjang 120 kilometer dari Ras al-Ain hingga Tal Abyadh dan lebar 30 kilometer itu merupakan wilayah operasi militer Turki tahap pertama yang dimulai sejak 9 Oktober lalu. Operasi militer Turki dihentikan sementara, Kamis pekan lalu, menyusul tercapai kesepakatan AS-Turki di Ankara tentang gencatan senjata di Suriah timur laut.
Turki menghendaki, panjang zona aman nanti mencapai minimal 440 kilometer yang membentang dari Manbij hingga dekat perbatasan Irak-Suriah.
Iran yang berambisi membangun bulan sabit Syiah dari Teheran hingga Beirut menolak keras operasi militer Turki dan pembentukan zona aman di Suriah timur laut. Menurut Teheran, operasi militer Turki dan keberadaan zona aman itu akan mengganggu proyek bulan sabit Syiah. Sebab, lewat operasi militernya dan pembentukan zona aman, Ankara akan menguasai wilayah Suriah utara sangat luas, dari Afrin di barat hingga perbatasan Irak-Suriah di timur.
Damaskus juga menolak operasi militer Turki dan zona aman yang dinilai akan memecah wilayah Suriah.
Selain untuk menjinakkan Teheran dan Damaskus, Turki menggandeng Rusia juga karena secara geografis di Suriah timur laut Turki sangat butuh Rusia. Pasukan Turki saat ini terjepit di wilayah sepanjang 120 kilometer dari kota Ras al-Ain hingga kota Tal Abyadh.
Pasukan Turki tidak bisa bergerak lagi ke arah barat dari kota Tal Abyadh untuk memperluas zona aman mencapai 440 kilometer tanpa ada lampu hijau Rusia. Jika bergerak ke arah barat, militer Turki akan bentrok dengan pasukan Damaskus dan Rusia di Kobane dan Manbij. Kota Kobane dan Manbij terletak sebelah barat kota Tal Abyadh.
Apa keuntungan bagi Rusia? Dari kesepakatan dengan Turki itu, Rusia mendapatkan keuntungan politik. Melalui kesepakatan Sochi itu, Rusia bisa masuk ke Suriah timur laut dengan payung patroli bersama Turki-Rusia. Selama ini, wilayah Suriah timur laut di bawah kontrol Kurdi dan AS.