Kabinet Baru Diharapkan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Susunan Kabinet Indonesia Maju diapresiasi oleh berbagai pihak. Para menteri di kabinet diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Susunan Kabinet Indonesia Maju diapresiasi oleh berbagai pihak. Para menteri di kabinet diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyatakan komitmennya untuk tetap mengejar pertumbuhan bisnis seusai ditinggal Direktur Utama Kartika Wirjoatmodjo yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) Emma Sri Martini menilai, susunan Kabinet Indonesia Maju membawa harapan dan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia lima tahun mendatang. Menurut Emma, susunan kabinet menunjukkan Indonesia bersiap menghadapi ekonomi digital. Hal itu merupakan keniscayaan karena semua ekosistem sekarang harus berbasis digital.
Ia meyakini, para pembantu Presiden Joko Widodo itu akan bekerja secara optimal sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa beranjak dari 5 persen.
”Yang paling penting, aspek edukasi dan sumber daya manusia itu nanti menjadi tulang punggung dari keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, sangat terlihat afirmasinya,” ujar Emma, Jumat (25/10/2019), saat kunjungan ke Menara Kompas, Jakarta.
Emma berharap, aspek perdagangan, perindustrian, serta usaha mikro, kecil, dan menengah saling menopang sehingga bisa berkontribusi positif terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Dalam dua tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia selalu negatif. Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2019 defisit 1,945 miliar dollar AS. Pada 2018, neraca perdagangan defisit 8,698 miliar dollar AS.
Mengejar pertumbuhan
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berkomitmen untuk tetap mengejar pertumbuhan bisnis seusai penunjukan direktur utama perseroan untuk mengisi posisi wakil menteri. Organisasi bisnis Bank Mandiri dinilai mampu menyesuaikan diri terhadap bermacam situasi yang terjadi.
Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan 12 wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jumat (25/10/2019). Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo didapuk Presiden Jokowi menjadi salah satu Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan 12 wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jumat (25/10/2019).
Mewakili perusahaan, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan rasa bangga atas kepercayaan yang diberikan Presiden kepada Direktur Utama Bank Mandiri. ”Hal ini menjadi pemicu bagi kami untuk terus memberikan layanan bisnis keuangan terbaik untuk kemajuan ekonomi Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Rohan mengatakan, operasional Bank Mandiri tetap akan berjalan normal meski pucuk pimpinan perusahaan memiliki tugas baru di jajaran pemerintahan. Hal ini disebabkan pola kerja organisasi perseroan secara otomatis sudah didesain untuk mampu menyesuaikan diri terhadap setiap kondisi, perubahan, dan perkembangan yang terjadi.
”Bermodalkan budaya kerja, infrastruktur teknologi, dan organ pendukung lainnya, Bank Mandiri tetap dapat fokus dalam mengimplementasikan berbagai rencana bisnis sekaligus menjaga peran sebagai agen perubahan dengan baik,” kata Rohan.
Pada triwulan II-2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan laba konsolidasi sebesar 11,1 persen menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen dibandingkan capaian triwulan II-2018 ke posisi Rp 44,5 triliun. Penurunan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 21,28 persen
Pertumbuhan laba disokong juga dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang berhasil ditekan untuk tumbuh hanya satu digit. Strategi pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih mengutamakan keberlanjutan jangka panjang dengan mengukur kinerja rata-rata.
”Dalam mengukur kinerja, Bank Mandiri tidak semata-mata menggunakan angka atau capaian di akhir periode,” ujarnya.
Di tengah kondisi ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan II-2019, total dana pihak ketiga (DPK) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 843,2 triliun.