Rusia Mendekat ke Afrika
Rusia mengatasi ketertinggalannya dari China dan Uni Eropa dengan mulai serius menggarap pasar Afrika, antara lain, melalui kerja sama militer dan perdagangan.
Rusia mengatasi ketertinggalannya dari China dan Uni Eropa dengan mulai serius menggarap pasar Afrika, antara lain, melalui kerja sama militer dan perdagangan.
MOSKWA, KAMIS— Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang para pemimpin Afrika dalam Konferensi Tingkat Tinggi Rusia-Afrika yang baru pertama kali digelar. Sebanyak 43 dari 54 negara Afrika hadir dalam pertemuan di Sochi, Rusia, itu.
Di hadapan para pemimpin negara Afrika, Putin memuji ”potensi besar pertumbuhan Benua Afrika” dan ingin merundingkan kesepakatan untuk memanfaatkan kekayaan Afrika, seperti berlian, uranium, dan minyak. Ia juga mengatakan, neraca perdagangan Rusia dengan negara-negara Afrika naik dua kali lipat dalam lima tahun terakhir menjadi lebih dari 20 miliar dollar AS. Karena itu, ia yakin dalam empat atau lima tahun ke depan angka tersebut bisa kembali naik ”minimal” dua kali lipat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah memperluas pengaruh di Afrika dengan memanfaatkan kurangnya minat Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump terhadap Afrika. Ikatan Rusia dan Afrika, yang dulu pernah ada pada Perang Dunia II ketika Rusia menggelontorkan bantuan finansial dan senjata kepada Afrika dalam menghadapi AS, ingin dibangkitkan kembali.
Sejumlah analis mengatakan, Rusia terlambat menjalin hubungan dengan Afrika karena China sudah berinvestasi ratusan miliar dollar AS pada proyek infrastruktur dan proyek-proyek lainnya di Afrika dalam beberapa tahun terakhir.
”Itu sudah lama tertunda,” kata Presiden Uganda Yoweri Museveni merujuk inisiatif Rusia menjadi tuan rumah KTT. Ia juga menambahkan, dirinya dan Putin membahas banyak hal, mulai dari vaksin ternak hingga teknologi luar angkasa.
Beberapa negara Afrika, termasuk Uganda, secara tradisional merupakan sekutu keamanan AS. Namun, Moskwa memiliki pengaruh yang tidak kecil di Afrika. Selama ini, Rusia merupakan pemasok persenjataan terbesar ke Afrika. Rusia telah menandatangani kerja sama militer dengan setidaknya 28 negara di benua itu dalam lima tahun terakhir.
Direktur Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan, saat ini 40 persen pesanan senjata berasal dari negara-negara Afrika. ”Kami ingin meningkatkan kehadiran kami di sana tentunya,” ujarnya.
Museveni berterima kasih kepada Putin atas pasokan pesawat tempur, tank, dan persenjataan lainnya. Uganda juga antusias jika Rusia mau memberikan pinjaman.
Adapun Presiden Republik Afrika Tengah Faustin Archange Touadera mengatakan, dirinya bersyukur atas pasokan persenjataan Rusia. Pemerintah Republik Afrika Tengah juga memerlukan bantuan militer untuk memerangi kelompok- kelompok bersenjata yang bersaing memperebutkan emas, berlian, dan uranium. Kontraktor swasta dan ahli keamanan dilaporkan telah melatih militer negara tersebut.
Para pejabat Rusia juga telah menjajaki kemungkinan penggunaan pangkalan udara dan pelabuhan di Afrika untuk jet tempur dan kapal perangnya. Pada Rabu (23/10/2019), dua pesawat pengebom Rusia Tu- 160, yang memiliki kemampuan pengeboman nuklir strategis, mendarat di Afrika Selatan. Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan hal itu indikasi ”kemitraan strategis”.
Hapus utang
Putin mencatat, Moskwa telah menghapus utang sebesar 20 miliar dolar AS dan menyediakan bantuan kepada negara-negara Afrika. Rusia juga bersedia membantu pemanfaatan sumber daya alam dan menawarkan teknologinya pada Afrika. Rusia menyambut baik pembentukan zona perdagangan bebas Afrika baru-baru ini.
Badan survei geologi Rusia menandatangani perjanjian dengan Sudan Selatan, Rwanda, dan Guinea Ekuatorial dalam eksplorasi sumber karbon di wilayah mereka. Selain itu, perusahaan minyak terbesar di Rusia, Rosneft, menyatakan siap melakukan eksplorasi atas sumber daya minyak di lepas pantai Mozambik.
Baca juga : 14 Kontrak Bisnis Indonesia-Rusia Ditandatangani
Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Angola, Diamantino Azevedo, mengatakan, negaranya memperluas kerja sama dengan perusahaan berlian Rusia, Alrosa.
Putin menemui sejumlah pemimpin Afrika untuk membahas proyek potensial antara Rusia dan negara-negara di Afrika. Ia mengatakan kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa bahwa Moskwa mencari peluang untuk memperluas perdagangan yang tahun lalu mencapai 1 miliar dolar AS.
Dalam KTT di Sochi, Putin memberikan selamat kepada Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed atas hadiah Nobel Perdamaian 2019 yang diterima. Kantor Perdana Menteri Etiopia menyatakan, Abiy dan Putin bertemu untuk membahas kerja sama bidang pertahanan, pendidikan, ”teknologi nuklir untuk tujuan damai”, dan meningkatkan hubungan dagang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berjanji Moskwa akan membantu negara-negara Afrika meningkatkan nama baiknya di tingkat internasional, termasuk perwakilan tetap di Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, ketika berbicara dengan Presiden Namibia Hage Geingob, Putin menjajaki kemungkinan Rusia untuk membantu negara itu dalam memanfaatkan sumber daya uranium yang melimpah, juga berlian, dan sumber daya mineral lainnya. Geingob pun menerima Rusia untuk mengirimkan penasihat militer.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berjanji Moskwa akan membantu negara-negara Afrika meningkatkan nama baiknya di tingkat internasional, termasuk perwakilan tetap di Dewan Keamanan PBB. (AP/AFP/)