Karya sastra bukanlah monopoli sastrawan semata. Karya sastra adalah milik semua orang dari beragam latar belakang.
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
Karya sastra bukanlah monopoli sastrawan semata. Karya sastra adalah milik semua orang dari beragam latar belakang. Balai Pustaka ingin mengukuhkan itu lewat Parade Apresiasi Sastra pada Sabtu (26/10/2019) mulai pukul 19.30 di Istana Peradaban Balai Pustaka, Jalan Bunga 8-8A Matraman, Jakarta Timur.
Suguhan yang bisa dinikmati dalam Parade Apresiasi Sastra yakni deklamasi puisi, musikalisasi puisi, dan pentas teater. Sekitar 30 penampil dengan beragam latar belakang, seperti guru, pelajar, mahasiswa, karyawan, dan anak jalanan, bakal membawakan karya-karya sastra terbitan Balai Pustaka. Para penampil merupakan peserta angkatan kelima pelatihan di Sanggar Sastra Balai Pustaka.
Penampilan mereka memikat karena banyak di antara peserta berusia muda sehingga menunjukkan sastra tidak lagi hanya di awang-awang, tetapi tersaji dengan rasa anak muda sehingga mudah dinikmati khalayak umum.
”Kami ingin sastra jadi santapan publik, tidak lagi hanya miliknya sastrawan, tidak lagi hanya miliknya penikmat sastra, tetapi juga orang awam,” ucap anggota Tim Kreatif Acara dan Mentor Deklamasi Sanggar Sastra Balai Pustaka, Devie Matahari, Kamis (24/10/2019).
Perhelatan hasil kerja sama Balai Pustaka dan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi) serta didukung Pegadaian ini terbuka gratis. ”Itu karena Balai Pustaka sebagai penerbit pertama di Indonesia menerbitkan banyak sekali harta karun kesusastraan Indonesia. Dengan demikian, generasi muda tidak lupa akan sejarah itu,” ujar Devie.
Menikmati karya sastra pada akhir pekan ini bisa juga dengan berburu buku-buku pilihan di Jakbook Festival 2019, Jumat (25/10/2019) hingga Minggu (3/11/2019), di Pasar Kenari, Jakarta Pusat. Lebih dari 2.000 judul buku, baik lokal maupun impor, ditawarkan dengan harga mulai Rp 5.000.
Buku karya penulis yang sedang tersohor bisa dibeli dengan harga bersahabat, bahkan dengan potongan harga. Pengunjung bisa mendapatkan novel-novel Risa Saraswati, Boy Candra, ataupun Fiersa Besari. Buku komik seri Si Juki karya komikus lokal Faza Ibnu Ubaidillah Salman alias Faza Meonk juga bisa ditemukan di sana.
Di Gudang Gramedia, Jalan Palmerah Barat, para pemburu buku juga dimanjakan dengan tawaran harga buku murah serta potongan harga lewat program Buka Gudang Gramedia.
Di Gudang Gramedia, Jalan Palmerah Barat, para pemburu buku juga dimanjakan dengan tawaran harga buku murah dan potongan harga lewat program Buka Gudang Gramedia.
Awalnya, kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 1-31 Oktober, tetapi diperpanjang tiga hari hingga 3 November.
Tema Buka Gudang Gramedia adalah diskon 50 persen untuk seluruh produk buku baru. Selain itu, ada juga tawaran menarik pembelian komik seharga hanya Rp 1.000 per buku dengan membeli sepuluh komik.
Gudang Gramedia dibuka setiap hari pukul 08.00-17.00.
Museum Bahari
Acara lain pada akhir pekan ini adalah berkunjung ke Museum Bahari bersama komunitas Jakarta Barrier Free Tourism (JBFT).
Faisal Rusdi, aktivis JBFT, Kamis, mengatakan, agenda yang terbuka untuk umum itu akan berlangsung pada Minggu (27/10/2019). Para peminat diminta berkumpul di Halte Transjakarta Monas pukul 08.30.
”Dari situ, kita akan naik bus Transjakarta menuju Halte Kali Besar. Dari Halte Kali Besar, kita berjalan kaki menuju Museum Bahari sambil menyusuri trotoar baru yang katanya cukup menarik dan bagus sejauh 900 meter dan kita akan melewati sepanjang Kali Krukut,” ujar Faisal.
Agenda ini sekaligus untuk melihat Museum Bahari setelah renovasi karena kebakaran beberapa tahun lalu. (Helena F Nababan)