Sastrawan Budi Darma Terima Anugerah Sabda Budaya 2019
Sastrawan asal Jawa Timur, Budi Darma (82), menerima Anugerah Sabda Budaya Universitas Brawijaya 2019, Jumat (25/10/2019). Selain Budi Darma juga diberikan anugerah untuk beberapa tokoh lain di Jawa Timur.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS – Sastrawan asal Jawa Timur, Budi Darma (82), menerima Anugerah Sabda Budaya Universitas Brawijaya 2019, Jumat (25/10/2019). Selain Budi Darma juga diberikan anugerah untuk beberapa tokoh lain di Jawa Timur.
Anugerah Sabda Budaya Universitas Brawijaya (UB) diberikan kepada sejumlah tokoh yang dinilai berpengaruh dalam pengembangan seni dan budaya di Jawa Timur. Jumat (25/10/2019), UB memberikan anugerah pada sastrawan Budi Darma untuk bidang sastra dan Ki Siswoyo (pendiri ketoprak Siswo Budoyo) untuk bidang seni pentas. Saat itu juga diberikan insentif proses kreatif untuk penulis Dadang Ari Murtono yang saat ini tengah dibelit sakit.
Penyerahan anugerah dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya Agus Suman. Adapun pemberian anugerah dikuratori oleh empat orang, yaitu dua orang dari internal kampus dan dua orang lain adalah tokoh seni budaya.
“Beliau penerima Anugerah Sabda Budaya UB adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan seni dan budaya di Jawa Timur,” kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Agus Suman.
Hasbullah Isnaini, koordinator pemberian Anugerah Sabda Budaya UB 2019 mengatakan bahwa pemberian anugerah tersebut ditujukan pada tokoh-tokoh di Jawa Timur. Proses penilaian dilakukan oleh empat kurator dan tim dari UB.
“Mereka yang diberi anugerah ini adalah sosok yang punya peran besar dalam perkembangan seni dan budaya. Melalui beliau-beliau tersebut, kita bisa meneladani banyak hal melalui karya-karyanya,” kata Hasbullah.
Mereka yang diberi anugerah ini adalah sosok yang punya peran besar dalam perkembangan seni dan budaya. Melalui beliau-beliau tersebut, kita bisa meneladani banyak hal melalui karya-karyanya
Yusri Fajar, dosen sastra FIB UB, mengatakan bahwa kegiatan tersebut diharapkan bukan sekedar seremonial belaka. Namun, lebih jauh, akan menjadi salah satu pendorong masyarakat untuk mencintai seni dan budaya.
Usai menerima Anugerah Sabda Budaya Universitas Brawijaya 2019, Budi Darma berharap bahwa itu bisa menjadi pemicu bagi penulis lain untuk bisa terus berkarya. “Ke depan yang harus kita lakukan untuk maju adalah terus berkarya, dengan berkualitas. Untuk maju itu 1 persen inspirasi dan 99 persen perjuangan,” kata Budi Darma.
Budi Darma melihat, selama ini perkembangan sastra di tanah air cukup baik. Hanya saja, Budi Darma mengakui bahwa selama ini dominasi sastrawan tua masih cukup kental. “Itu membuat penulis-penulis muda lebih sering mengunggah tulisan mereka di medsos. Tulisan-tulisan itu cukup baik, namun tetap perlu diedit lagi,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Budi Darma juga memberikan orasi ilmiah mengenai perkembangan bangsa. Ia menyoroti banyaknya upaya disintegrasi bangsa, sejak dulu hingga sekarang.
"Agar negara disebut sebagai negara kesatuan, ada tiga syarat yang perlu dipenuhi. Yaitu wilayah, penduduk, dan pengakuan internasional. Banyak hal terkait bangsa, selalu berhubungan dengan dunia internasional," kata Budi Darma.
Namun, Budi Darma mengingatkan agar masyaarakat waspada adanya kecenderungan kerusakan justru berasal dari bangsa sendiri. Misal karena gempuran narkoba, mega korupsi, dan jaringan perdagangan manusia.