MotoGP akan digelar di sirkuit kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sejumlah tantangan menanti untuk perhelatan akbar yang direncanakan digelar selama lima tahun berturut-turut ini.
Promotor MotoGP, Dorna Sports Group, pada 23 Februari 2019 resmi mengumumkan salah satu seri ajang itu pada musim 2021 akan digelar di Mandalika. Rencana untuk menggelar seri balap motor dunia MotoGP dan Superbike ini tertuang dalam kesepakatan antara Dorna Sports dan Indonesia Tourism Development Corporation atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero).
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta dan Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer menandatangani kesepakatan di Markas Dorna di Madrid, Spanyol, 28 Januari 2019. Dorna mengikat kontrak kerja sama dengan ITDC/Pengembangan Pariwisata Indonesia (PPI) untuk gelaran selama lima tahun berturut-turut, mulai dari 2021 hingga tahun 2025.
Artinya, gelaran MotoGP dan Superbike di Mandalika bakal menjadi proyek multiyears yang berskala internasional. Konsekuensinya, persiapan infrastruktur proyek dan pendanaan perlu sangat terencana dilakukan mengingat waktu penyelenggaraan tinggal dua tahun lagi.
Indonesia melalui ITDC membayar biaya penyelenggaraan MotoGP 9 juta euro (sekitar Rp 144 miliar) per musim kepada Dorna Sports. Setelah kontrak berjalan lima tahun, terbuka peluang opsi perpanjangan bagi Indonesia. Artinya, Indonesia masih bisa menyelenggarakan MotoGP setelah kontrak habis tahun 2025 dengan catatan melihat keberhasilan penyelenggaraan dan antusiasme penonton.
Diprediksi, 100.000 wisatawan mancanegara akan datang ke Lombok untuk menonton MotoGP.
Untuk pembangunan infrastruktur di dalam kawasan Mandalika, dibutuhkan dana Rp 4,5 triliun. ITDC mendapatkan kucuran kredit dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) 248,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun (kurs Rp 14.500). Kucuran kredit dari bank pembiayaan khusus infrastruktur di Asia itu disebut yang pertama di dunia untuk sektor pariwisata.
Kementerian Pariwisata berpartisipasi dengan menyumbang 1 juta euro (sekitar 17 miliar rupiah) sebagai modal awal. Diprediksi, 100.000 wisatawan mancanegara akan datang ke Lombok untuk menonton MotoGP.
Pembangunan Sirkuit Mandalika dan penyelenggaraan MotoGP Indonesia membuka peluang bagi pemasukan devisa dari sektor pariwisata nasional yang ditargetkan 40 miliar dollar AS pada 2024. Kontribusi industri pariwisata terhadap total produk domestik bruto (PDB) pada tahun itu diharapkan mencapai 7 persen dengan serapan tenaga kerja 15 juta orang (Kompas, 24/2/2019).
Infrastruktur penunjang
Hingga akhir Oktober 2019, pembangunan Sirkuit Mandalika memasuki tahap perkerasan lahan. Targetnya, pada akhir 2020 sirkuit sudah diuji kelayakannya agar dapat diuji pebalap MotoGP pada Februari 2021 sebagai bagian dari tes pramusim. Balapan MotoGP di Mandalika menurut rencana digelar akhir tahun 2021.
Mandalika disiapkan sebagai sirkuit jalan raya yang pertama kali untuk balap MotoGP. Konsep yang dipakai mirip balap Formula 1 di jalanan umum kota Singapura dan Monako. Model balapan jalan raya dipilih karena sirkuit bisa difungsikan sebagai jalan wisata saat sedang tak digunakan sebagai ajang balap.
Penyelenggaraan lomba balap motor yang melaju hingga 200-300 kilometer per jam di sirkuit jalan raya tentu mengandung risiko besar. Batas perimeter jalur lintasan balap dengan tepian lahan hunian/bangunan relatif dekat. Hal ini berbeda dengan sirkuit MotoGP umumnya yang seluruh area lintasannya steril dari orang atau bangunan permanen. Maka, dibutuhkan standar keamanan sirkuit sangat tinggi untuk menjamin keamanan pembalap dan penonton.
Sirkuit Mandalika direncanakan memiliki panjang 4,31 km dan 17 tikungan dengan lebar lintasan 12-14 meter. Dengan banyaknya jumlah tikungan tersebut, Mandalika termasuk sirkuit teknikal yang menguji kemampuan pembalap dan menyuguhkan banyak aksi saling salip-menyalip.
Kondisi ini berbeda dengan sirkuit minim tikungan dengan trek lurus mencapai hingga 1 kilometer. Sirkuit Mandalika yang terletak di pantai ini memiliki lima tribune tempat duduk penonton. Daya tampung keseluruhan mencapai 150.000 orang. Infrastruktur Sirkuit Mandalika dibangun Vinci Construction, kontraktor asal Perancis. Mereka akan membangun jalan di area sirkuit dan fasilitas balap lain. Investasi Rp 14 triliun ditanam bertahap selama 15 tahun.
Hingga saat ini pembangunan sirkuit terus dilakukan, khususnya pekerjaan tanah (ground work) yang sudah 30 persen, meliputi pembersihan, penggalian, dan pemagaran lahan. Setelah itu, dilanjutkan pelapisan atas atau pengaspalan pada Desember 2019 oleh Waskita Karya dan Vinci Construction.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun jalan dari Bandara Internasional Lombok ke Mandalika. Pembebasan lahan dan pembangunan jalan ditanggung Kementerian PUPR.
PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai pengelola bandara akan meningkatkan kapasitas Bandara Internasional Lombok dengan memperpanjang landasan dari 2.750 meter menjadi 3.100 meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar. Logistik, ratusan motor, dan suku cadang diperkirakan diangkut dengan pesawat kargo berbadan lebar.
Apakah hajatan tingkat dunia ini akan mampu menyedot orang Indonesia dan mancanegara untuk datang menonton?
Animo penonton
Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika masih menyisakan pertanyaan: seberapa besar animo penonton nantinya untuk hadir langsung menyaksikan gelaran tersebut? Apakah hajatan tingkat dunia ini akan mampu menyedot orang Indonesia dan mancanegara untuk datang menonton?
Pertanyaan itu muncul mengingat harga tiket pesawat terbang saat ini tergolong tinggi. Sebagai ilustrasi, tiket pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta ke Lombok sekali terbang lebih-kurang Rp 1,6 juta. Untuk pergi-pulang (PP), biayanya mencapai 3,2 juta. Belum lagi ada biaya akomodasi. Untuk itu, kiranya dibutuhkan kebijakan harga tiket pesawat secara khusus agar dapat menarik calon penonton dari luar Lombok. Untuk melihat seberapa besar animo calon penonton MotoGP Indonesia, ITDC akan menjual 20.000 tiket pre-sale pada November 2019. Namun, berapa harganya baru diumumkan bulan depan.
Baca juga : Sinergi Percepat Pengembangan Fasilitas Pendukung MotoGP
Bagaimanapun, penyelenggaraan MotoGP di Indonesia merupakan proyek yang memiliki nilai ekonomi dan pariwisata sangat tinggi. Gelaran MotoGP yang sukses akan menaikkan pamor Indonesia di dunia otomotif. Dunia internasional juga kian mengenal Mandalika. Keberhasilan negara tetangga Thailand, Malaysia, dan Singapura menggelar MotoGP serta Formula 1 menjadi cambuk bagi Indonesia agar MotoGP di Mandalika juga terlaksana baik dan memberi manfaat. (LITBANG KOMPAS)