Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua untuk sementara waktu menghentikan pembangunan Jalan Trans-Papua di sejumlah daerah pegunungan akibat situasi keamanan yang tak kondusif.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua untuk sementara waktu menghentikan pembangunan Jalan Trans-Papua di sejumlah daerah pegunungan. Hal ini akibat situasi keamanan yang belum kondusif menyusul peristiwa penyerangan di Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Intan Jaya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Osman Marbun, saat ditemui setelah meninjau Jembatan Holtekamp, di Kota Jayapura, Sabtu (26/10/2019), mengatakan, pihaknya menghentikan pembangunan Jalan Trans-Papua sesuai informasi dari Komando Resor Militer 172/Praja Wira Yakti Jayapura. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko keamanan.
”Kami sudah menghentikan sementara pembangunan jalan di daerah Elelim, Kabupaten Yalimo; Kenyam, Kabupaten Nduga; dan Deikai di Kabupaten Yahukimo,” kata Osman. Adapun pembangunan Jalan Trans-Papua di daerah pesisir masih terus berjalan karena situasi keamanan yang lebih kondusif.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok orang tak dikenal menyerang rombongan survei Jalan Trans-Papua di Deikai, Kabupaten Yahukimo, Jumat (25/10). Akibatnya, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V Puncak Jaya La Hanafi dan salah satu karyawan PT Agung Mulia Iriana, Heri Agus Suprianto, terluka terkena panah.
Keduanya mengalami luka cukup parah di dada dan pundak. Kedua korban telah dievakuasi ke Jayapura pada Sabtu untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Gangguan keamanan di wilayah pegunungan Papua juga terjadi di Kabupaten Intan Jaya pada hari yang sama. Kelompok kriminal bersenjata yang diduga kelompok pimpinan Lekagak Telenggen menyerang tiga warga sipil hingga tewas.
Ketiganya ditemukan dengan kondisi luka tembak dan luka sayatan senjata tajam. Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni memimpin langsung upaya evakuasi ketiga korban. Jenazah para korban yang bekerja sebagai tukang ojek sepeda motor itu telah dibawa ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, saat ditemui, mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan penyerangan terhadap warga sipil di Deikai dan Intan Jaya. Padahal, warga tersebut sedang beraktivitas untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan pelayanan jasa transportasi.
”Saat ini Polres Yahukimo masih menyelidiki pelaku yang menyerang dua warga tersebut. Sementara itu, kami telah menerjunkan dua peleton pasukan untuk mengejar para pelaku di Intan Jaya,” kata Ahmad.
Ia pun mengungkapkan, penyerangan di Intan Jaya dan Yahukimo diduga untuk menciptakan isu situasi Papua yang tidak kondusif. Warga di kedua daerah ini masih beraktivitas seperti biasa.
Juru bicara Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambon, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan tiga warga di Intan Jaya. ”Kami menyerang mereka karena diduga aparat keamanan yang menyamar sebagai tukang ojek,” tuturnya.