Alam Indonesia yang indah dan eksotis selalu menarik untuk dieksplorasi. Liburan pun menjadi sebuah kewajiban untuk melepas stres. Buat generasi muda yang ingin liburan dengan cara yang berbeda, Komunitas 1000 Guru menawarkan liburan sambil jadi relawan. Dijamin, asyik dan menyenangkan.
Komunitas 1000 Guru dibentuk pada tahun 2012 oleh Jemi Ngadiono. Jemi yang punya hobi traveling ke pelosok negeri ingin berbagi lewat pendidikan. Ia mendirikan komunitas ini untuk mengajak orang-orang untuk traveling dan mengajar dengan cara yang menyenangkan. Tak heran, unggahan foto-foto di Instagram Komunitas 1000 Guru menampilkan tempat-tempat wisata Instagramable di daerah yang sulit dijangkau. Foto-foto yang membuat banyak orang jatuh cinta, lalu mengatur waktu untuk bergabung di open trip yang tersedia setiap tahun.
Di tahun 2019, Komunitas 1000 Guru membuka tawaran open trip ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perjalanan bersama sambil mengajar siswa SD di Pulau Lombok ini tentu menarik banyak minat peserta dari berbagai daerah. Apalagi, ada lanjutan perjalanan liburan ke Pulau Gili Terawangan yang indah dan asyik sambil menikmati birunya laut dengan pasir putih dan suasana kehidupan masyarakat setempat.
Sejak komunitas digandeng restoran makanan cepat saji KFC untuk menjalankan proyek smart center di berbagai SD di berbagai provinsi beberapa tahun belakangan ini, tawaran open trip semakin menarik menarik minat kalangan muda. Ada peserta yang merogoh kocek sendiri untuk bisa ikut perjalanan, ada pula yang memenangkan kontes KFC sehingga bisa dapat liburan gratis bareng Komunitas 1000 Guru.
Agustus lalu, sekitar 30 anak muda dari berbagai daerah dan profesi merayakan akhir pekan yang bertepatan pula dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-74 di Pulau Lombok. Tahun ini, kegiatan Komunitas 1000 Guru digabung dengan Komunitas Clean Divers Action yang didukung KFC. Anak-anak muda dengan kaos merah maupun kaos putih yang di bagian depan bertuliskan 1000 Guru dengan riang sejak pagi berkumpul di SDN 01 Gondang, Kabupaten Lombok Utara, pada Sabtu (17/8/2019).
Peserta yang bergabung untuk liburan sambil jadi relawan pendidik ini berasal dari Jakarta, Bandung, Medan, Kalimantan, dan daerah lain. Ada dari kalangan mahasiswa, banyak pula yang bekerja di berbagai profesi, seperti fashion retailer, guru, pembawa cara, dokter, dan masih banyak lagi. Kesempatan bersua dengan siswa SD di daerah jadi ajang bagi para relawan komunitas untuk mengenalkan beragam profesi yang bisa jadi inspirasi cita-cita anak-anak SD.
Meskipun datang dengan gaya anak kota yang modis, dengan kaca mata hitam hingga tas bermerk, tak ada rasa sungkan dari para relawan untuk berbaur dengan ratusan siswa. Beberapa tahun lalu, bangunan SDN 01 Gondang roboh terkena gempa. Di halaman, para kakak relawan duduk lesehan di atas rumput sintetis sambil bercengkerama dengan siswa laki-laki dan perempuan. Sesekali, mereka menikmati makan kacang dan jagung rebus.
Setelah acara perkenalan, lima orang relawan masuk ke kelas dengan membawa perlengkapan peraga hingga hadiah kecil. Suasana belajar mengajar pun berjalan asyik, menyenangkan dan tak terlupakan.
Tak sendiri
Beddu Hafidz, mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Bandar Lampung, mencairkan suasana perkenalan dengan menampilkan boneka tangan Seli. Suasana kelas yang hening sontak berubah ceria dengan gaya centil Seli yang banyak bicara.
“Aku suka mengajar anak-anak karena di kampungku, Lampung, aku punya taman bacaan. Nah, boneka Seli ini terinspirasi dari anak perempuan di kampungku yang pendiam, tapi pas aku kasih boneka dia senang dan akhirnya mau bermain-main. Aku yakin anak-anak di Pulau Lombok juga bakal terhibur dengan Seli,” cerita Beddu.
Bedu baru pertama kali bergabung dengan Komunitas 1000 Guru karena memenangkan kontes yang digelar KFC. Penerima beasiswa pemerintah Bidikmisi ini hobi mencari kesempatan berkeliling Indonesia secara gratis dengan prestasinya.
Pengalaman pertama jadi relawan guru juga dialami Windi, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Al-Azhar Indonesia Jakarta. Windi hobi traveling sendiri.
“Begitu aku tahu dari IG kalau ada Komunitas 1000 Guru yang suka ngadain jalan-jalan bareng ke daerah yang asyik sambil ngajar, aku tertarik. Enggak apa-apa sendiri, pas di sini ternyata dapat banyak teman yang seru. Liburan sendiri pun jadi asyik dan enggak berasa sendiri,” cerita Windi yang sudah bertualang ke Bali, Yogya, dan Malang.
Liburan seru sambil mengajar juga bisa dilakukan bersama teman-teman. Nadine, mahasiswa Intitut Teknologi Banding janjian dengan tiga temannya sesama mahasiswa ITB untuk bergabung dengan Komunitas 1000 Guru.
“Bener, seru habis. Enggak nyangka seneng banget bisa berbagi bersama anak-anak. Dan yang tak kalah asyik, habis ini senang-senang bareng temanku di Pulau Gili Terawangan. Liburan yang tak terlupakan deh,” ujar Nadine.
Tak hanya mahasiswa yang bergabung dengan komunitas tersebut. Pekerja profesional juga memanfaatkan libur akhir pekan dilanjutkan dengan cuti untuk menikmati liburan sambil berbagi dengan anak-anak Indonesia di berbagai pelosok. Evelyn, karyawan swasta asal Jakarta mengaku sudah enam kali ikut kegiatan Komunitas 1000 Guru. Ia merasa ketagihan karena bisa liburan bersama orang-orang baru smabil berbagi pada sesama.
“Senang liburan ramai-ramai. Pertama kali ikut yang di Banten, lalu Lampung, Kamboja, Labuhan Bajo. Pernah lho tahun lalu, aku ikut sampai lima kali. Ketagihan ngambil cuti kantor,” ujar Evelyn tertawa.
Tawaran open trip komunitas memang banyak. Sebab, banyak komunitas mempunyai cabang provinsi maupun daerah yang juga punya kegiatan seru jalan-jalan sambil mengajar. Tinggal aktif membuka IG Komunitas 1000 Guru, kita bisa bisa menyusun rencana liburan. Biasanya, perjalanan dilakukan di akhir pekan.
Olivia Novina Damayanti (25) yang tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur, bergabung komunitas sejak tahun 2015, dan kini sudah menjadi pengurus di Samarinda.
“Kegiatan di daerah ada, sekitar dua bulan sekali. Ternyata aku baru tahu banyak SD di pedalaman Kalimantan Timur yang memprihatinkan. Aku jadi senang bisa mengunjungi pedalaman sambil mengajar. Perjalanannya jauh dengan medan yang sulit. Karena ramai-ramai jadi seru,” ujar Olivia yang bekerja sebagai pendidik di bimbingan belajar online ini.
Ketika usai menuntaskan tugas mengajar siswa kelas 1-6 SD dari pagi hingga siang, kegiatan santai pun dimulai. Petualangan seru bersama teman-teman baru semakin memperindah kebersamaan peserta komunitas. Di Pulau Gili Terwangan, peserta menghabiskan waktu dengan snorkeling atau diving. Ada juga yang mengelilingi pulau sambil bersepeda. Kehidupan malam di pulau ini tetap menarik dengan beragam hiburan. Kunjungan budaya ke komunitas adat Suku Sasak di Sade Vilalge juga tak terlupakan.
Tak terasa, koleksi swafoto maupun wefie memenuhi telepon genggam peserta. Di sela-sela cara, unggahan ke medsos memancing komentar teman-teman yang merasakan keseruan liburan bersama teman-teman baru. Dan, akhirnya, banyak pula yang ketagihan menanti jadwal perjalanan sambil mengajar selanjutnya.