Turnamen tenis akhir musim Final WTA menjadi tantangan yang menarik bagi debutan nomor tunggal, seperti petenis putri nomor satu dunia asal Australia Ashleigh Barty.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
SHENZHEN, SABTU - Petenis putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty, dua kali ikut serta dalam turnamen akhir musim, Final WTA, pada nomor ganda. Meski demikian, Barty tak tahu rasanya bersaing pada nomor tunggal. Dia pun menanti debutnya melawan petenis-petenis terbaik pada musim 2019 di Shenzhen, China, 27 Oktober-3 November.
“Saya beberapa kali bermain di nomor ganda. Sekarang, saya sangat menantikan momen tampil di tunggal untuk pertama kalinya, apalagi persaingan pada grup saya akan menarik,” ujar Barty, Sabtu (26/10/2019).
Bergabung bersama Naomi Osaka (Jepang), Petra Kvitova (Ceko), dan Belinda Bencic (Swiss) di Grup Merah, laga Barty melawan Bencic akan menjadi bagian dari persaingan pada hari pertama, Minggu (27/10) ini. Pada hari ini juga akan tampil Osaka melawan Kvitova.
Empat petenis lainnya bergabung dalam Grup Ungu. Mereka adalah Karolina Pliskova (Ceko), Bianca Andreescu (Kanada), Simona Halep (Romania), dan juara bertahan, Elina Svitolina (Ukraina).
Persaingan dalam penyisihan grup akan berlangsung dalam format round robin (masing-masing petenis bertemu sekali) untuk menentukan peringkat masing-masing petenis. Dua petenis teratas dalam setiap grup berhak lolos ke semifinal.
‘’Saya pernah berhadapan dengan Naomi dan Petra di Beijing, tetapi belum pernah melawan Belinda. Saya menantikannya. Saya berada di grup yang menarik,” komentar Barty yang tampil pada ganda putri Final WTA 2017 dan 2018, di Singapura. Pada 2017, petenis Australia itu berpasangan dengan petenis AS, Coco Vandeweghe, sementara pada 2018 bersama rekan senegara, Casey Dellacqua.
Barty menjadi petenis pertama yang lolos ke Final WTA 2019 di antaranya berkat gelar juara WTA Miami, salah satu dari tiga turnamen berlevel tertinggi yang berada di bawah tanggung jawab WTA. Petenis berusia 23 tahun itu, juga, untuk pertama kalinya menjuarai Grand Slam ketika membawa pulang trofi dari Perancis Terbuka.
Namun, persaingan pada Grup Merah di Shenzhen akan menjadi tantangan bagi petenis yang pernah menjadi atlet kriket profesional ini. Barty memiliki statistik pertemuam imbang, 2-2, dengan Osaka, kalah 2-4 dari Kvitova, dan tak pernah melawan Bencic. Barty pun akan mengandalkan kemampuannya mempertahankan konsistensi permainan pada musim ini.
Dalam dua turnamen terakhir di kota lain di China, Wuhan dan Beijing, pada September, dia mencapai semifinal dan final. Di Beijing, Barty mengalahkan Kvitova pada perempat final sebelum kalah dari Osaka dalam perebutan gelar juara.
Bencic, yang mencapai penampilan terbaiknya pada musim ini, dengan mencapai semifinal Grand Slam AS Terbuka, menghadapi tantangan yang sama dengan Barty. Selain akan menjalani debut, statistik pertemuan dengan petenis lain di Grup Merah memperlihatkan imbangnya persaingan. Bencic belum pernah bertemu Barty, unggul dari Osaka (3-1), dan tertinggal dari Kvitova (1-4).
“Sudah jelas, itu undian berat bagi saya. Target saya bisa menang, setidaknya, dalam satu pertandingan. Mudah-mudahan bisa tercapai,” ujar Bencic dalam laman WTA.
Persaingan Djokovic-Nadal
Pada persaingan petenis-petenis putra yang akan berlangsung dalam ATP Masters 1000 terakhir musim 2019, Paris Masters, 28 Oktober-3 November, gengsi sebagai petenis nomor satu dunia akhir musim akan diperebutkan Novak Djokovic dan Rafael Nadal. Petenis yang menempati posisi dua teratas daftar peringkat dunia itu menjadi unggulan pertama dan kedua di Paris.
Meski berada di belakang Djokovic (9.545 poin), Nadal (9.225 poin) memiliki peluang lebih besar untuk mengakhiri penampilannya pada musim ini dengan menempati puncak peringkat. Dia tak tampil di Paris Masters 2018, karena cedera, hingga tak memiliki poin untuk dipertahankan. Sebaliknya, Djokovic memiliki kewajiban mempertahankan 600 poin, dengan tampil di final Paris Masters 2018, jika ingin tetap berada di puncak peringkat.
Jika tidak, Nadal akan menggantikan dirinya, terutama jika petenis yang baru menikah pada pekan lalu itu menjadi juara untuk pertama kalinya di Paris Masters. Posisi Nadal, seperti disebutkan dalam laman ATP, tak akan tergeser meski Djokovic memiliki kesempatan menambah gelar juara, yaitu pada turnamen akhir musim, Final ATP, di London, Inggris, 10-17 November.
Jika juara di Paris, Nadal menjadi petenis nomor satu akhir tahun untuk kelima kalinya, menyamai Djokovic, Roger Federer, dan Jimmy Connors. Nadal pernah melalukannya pada 2008, 2010, 2013, dan 2017.
Akan tetapi, jika Djokovic juara di Paris untuk kelima kalinya, persaingan menjadi yang terbaik pada akhir musim akan berlanjut ke London.