Presiden Joko Widodo berjanji segera membangun sejumlah infrastruktur di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Ia menargetkan dua-tiga tahun untuk penyelesaiannya.
Oleh
Tindakan Fabio M. Lopes Costa/Wawan Hadi Prabowo/ Nina Susilo
·3 menit baca
Tiga hari setelah membentuk Kabinet Indonesia Maju, Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
JAYAPURA, KOMPAS — Dalam kunjungan perdana ke daerah setelah dilantik untuk periode kedua, Minggu (27/10/2019), Presiden Joko Widodo berjanji segera membangun sejumlah infrastruktur di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Ia menargetkan dua-tiga tahun untuk penyelesaiannya.
Sejumlah infrastruktur yang akan dibangun meliputi jalan akses Manokwari-Pegunungan Arfak yang rusak, bandara, layanan kesehatan dan pendidikan, serta jaringan telekomunikasi dan listrik.
Janji itu disampaikan menjawab permintaan Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy saat Presiden berkunjung bersama Nyonya Iriana. Turut hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menhub Budi Karya Sumadi, Mendagri Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Plt Kepala Polri Komisaris Jenderal Ari Dono, dan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.
Yosias menyatakan, perbaikan jalan dari Pegunungan Arfak menuju Manokwari sangat diperlukan karena akses ini dapat memudahkan warga menjual hasil pertanian dan perkebunan. Akses ini juga akan mendukung pengembangan potensi pariwisata di Danau Anggi.
Sejak dimekarkan dari Kabupaten Manokwari pada 25 Oktober 2012, hingga saat ini ada 166 kampung di Pegunungan Arfak yang belum teraliri listrik. Fasilitas kesehatan dan pendidikan masih minim serta jaringan internet belum ada.
Dalam kunjungan itu, Presiden bertemu warga yang berkumpul di lapangan bola Irai. ”Tadi sudah disampaikan Pak Bupati, Pak Gubernur, yang pertama, jalan antara Manokwari dan Pegunungan Arfak yang tadi Pak Bupati menyampaikan minta segera diselesaikan dan diaspal. Maka, kita segera selesaikan,” kata Presiden disambut riuh tepukan warga. Sementara untuk infrastruktur lainnya, Presiden meminta waktu dua-tiga tahun untuk menyelesaikan pembangunannya. Presiden juga meninjau Pasar Irai. Di sana ia berinteraksi dengan para penjual.
Dari Pegunungan Arfak, Presiden dan rombongan terbang menuju Kabupaten Kaimana. Selain meninjau sejumlah fasilitas publik, Minggu sore, Presiden dan Nyonya Iriana juga menikmati suasana Taman Kota Senja di Kabupaten Kaimana.
Di situ diperdengarkan lagu ”Senja di Kaimana” yang dipopulerkan oleh penyanyi era 1960-an, Alfian. Bersama warga, Presiden dan Nyonya Iriana juga menari seka, salah satu tarian adat masyarakat pesisir selatan Papua yang meliputi daerah Timika, Kaimana, dan Fakfak.
Keselamatan pekerja
Sementara itu, di Jayapura, Papua, Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo menyatakan, keselamatan para pekerja infrastruktur di seluruh wilayah Papua harus diprioritaskan. Oleh karena itu, dibutuhkan peran berbagai pihak untuk memastikan situasi keamanan Papua kondusif.
John menyampaikan itu setelah menjenguk Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah V La Hanafi dan Heri Agus Suprianto, karyawan PT Agung Mulia Iriana di Rumah Sakit Provita Jayapura, kemarin. Keduanya bersama tujuh pekerja lain diserang sekelompok orang tak dikenal saat menyurvei jalan Trans-Papua di Kabupaten Yahukimo, Jumat (25/10/2019) . Hanafi terkena panah di dada, sedangkan Heri terkena di pundak.
Dibutuhkan peran berbagai pihak untuk memastikan situasi keamanan Papua kondusif.
John yang mantan Bupati Jayawijaya itu sangat menyesalkan insiden penyerangan tersebut. Untuk memastikan situasi yang kondusif guna membangun infrastruktur, menurut dia, tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga dibutuhkan peran kepala daerah di lokasi pembangunan.
Ia pun mengimbau agar warga tidak terlibat dalam segala aksi yang dapat menghambat pembangunan infrastruktur di tanah Papua. Dari catatan Kompas, terjadi lima kali penyerangan kelompok kriminal bersenjata terhadap pekerja infrastruktur di Papua dalam tiga tahun terakhir. (*)