Dua kuda pacu di lintasan perebutan gelar juara Liga Italia, Juventus dan Inter Milan, kehilangan poin ketika menghadapi tim-tim semenjana. Para pemain kelelahan dan pelatih sulit mencari pengganti.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
MILAN SABTU — Jadwal padat pada Oktober ini mulai memakan korban, terutama dua tim yang sedang beradu di puncak klasemen sementara Liga Italia, Juventus dan Inter Milan. Mereka dituntut selalu tampil prima meski harus menjalani tiga laga per pekan. Kedalaman skuad pun mulai berbicara.
Faktor kedalaman skuad, atau kemampuan tim dalam memiliki keseimbangan kekuatan antara pemain inti dan pelapis, menjadi variabel yang menentukan hasil imbang, 2-2, antara Inter Milan dan Parma di Stadion Giuseppe Meazza, yang berakhir pada Minggu (27/10/2019) dini hari WIB. ”Ini merupakan laga ketiga kami dalam enam hari terakhir. Praktis, pemain-pemain yang sama harus tetap bermain,” kata Pelatih Inter Milan Antonio Conte.
Dalam enam hari terakhir, Inter menjalani laga kontra Sassuolo, Borussia Dortmund (di Liga Champions), dan Parma. Jadwal padat ini diperparah dengan absennya sejumlah pemain yang cedera, seperti Alexis Sanchez, Stefano Sensi, Danilo D’Ambrosio, dan Matias Vecino. Conte tidak memiliki banyak pilihan ketika akan merotasi pemain.
Masih ada pemain yang mengalami cedera ringan, seperti Stefan de Vrij dan Kwadwo Asamoah. Conte pun menempatkan mereka di bangku cadangan. De Vrij digantikan Alessandro Bastoni dan Asamoah digantikan Cristiano Biraghi. Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez tetap menjadi ujung tombak.
Inter langsung memegang kendali ketika Antonio Candreva mencetak gol pertama pada menit ke-23. Namun, 7 menit kemudian, Parma sudah mampu membalikkan keunggulan menjadi 2-1 melalui Yann Karamoh dan Gervinho. Tim ”Nerazzurri” baru bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui Lukaku pada menit ke-51.
Dengan hasil imbang ini, Inter membuang peluang untuk kembali bertengger di puncak klasemen sementara karena pada laga sebelumnya, Juventus juga ditahan imbang Lecce, 1-1. Juve tetap memimpin klasemen dengan 23 poin dan Inter berada di peringkat kedua dengan 22 poin. ”Kami tidak perlu melihat hasil laga lain. Kami hanya fokus pada laga yang kami jalani,” kata Conte.
Dalam situasi ini, Conte mengatakan, para pemainnya tidak hanya lelah fisik, tetapi juga mental. Kondisi ini pun perlu direspons dengan baik oleh manajemen klub apabila menargetkan hasil maksimal pada akhir musim di Liga Italia ataupun Liga Champions.
Solusi terbaik adalah bersikap bijak saat memasuki bursa transfer musim dingin pada Januari nanti. Manajemen klub diharapkan bisa membeli pemain baru yang bisa menjadi pelapis, terutama untuk menggantikan Sanchez yang harus absen selama tiga bulan.
”Saya khawatir karena kami terus menggunakan pemain yang sama di setiap laga dan ini membuat para pemain rentan mengalami cedera,” ujar Conte dikutip Football-Italia.
Ronaldo istirahat
Upaya menjaga para pemain dari cedera juga dilakukan Pelatih Juventus Maurizio Sarri dengan mengistirahatkan sang bintang, Cristiano Ronaldo, saat melawan Lecce, Sabtu (26/10/2019). ”Ronaldo sedang kelelahan, baik secara fisik maupun mental, kami hanya bisa membiarkannya beristirahat,” ujar Sarri.
Namun, itu merupakan keputusan yang berat mengingat Sarri juga merasa kedalaman skuadnya masih kurang. Sebelum menghadapi Lecce, ia sudah berkata bahwa ia tidak memiliki banyak pilihan untuk merotasi pemain.
Meski kedalaman skuad Juventus masih lebih baik dari Inter, Sarri memiliki persoalan lain, yaitu proses perubahan gaya bermain tim yang masih berjalan. Sarri sedang membangun ulang kekuatan dan masih menakar kualitas kohesi antarpemain dengan hati-hati. Pilihan pemain yang terbatas membuat Sarri kesulitan menerapkan pola permainan yang ia inginkan. Wajar jika ia masih kerap kecewa di akhir laga. ”Saya tidak suka cara kami bermain setelah unggul (1-0 saat melawan Lecce). Kami bertahan terlalu dalam,” katanya.
Kegagalan Juventus dan Inter meraih tiga poin ketika melawan tim semenjana pada pekan ini setidaknya menegaskan bahwa tim-tim papan atas Serie A berada dalam level kekuatan yang cukup seimbang dan memiliki permasalahan yang sama. Masih ada harapan Liga Italia musim ini bakal lebih menarik. (AFP/REUTERS)