Pastikan Tahan Cuaca, Bus Listrik Transjakarta Perlu Diuji Coba Saat Musim Hujan
PT Transjakarta belum bisa memastikan kapan bus listriknya dapat dioperasikan secara komersial di Jakarta. Bus listrik itu, meskipun sudah lulus uji tipe, masih perlu melalui berbagai macam tahap uji coba.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transjakarta belum bisa memastikan kapan bus listriknya dapat dioperasikan secara komersial di Jakarta. Bus listrik itu, meskipun sudah lulus uji tipe, masih perlu melalui berbagai macam tahap uji coba demi memastikan kendaraan ramah lingkungan itu tahan berbagai kondisi cuaca di Ibu Kota.
”Ada banyak jenis uji coba yang perlu dilalui bus listrik. Hingga sekarang, bus listrik itu belum diuji coba saat musim hujan. Biasanya, perlu waktu agar bus itu lulus berbagai macam cuaca,” kata Kepala Divisi Sekretaris dan Humas PT Transportasi Jakarta Nadia Diposanjoyo ketika dihubungi pada Senin (28/10/2019) di Jakarta.
Seperti diberitakan, ada tiga bus listrik Transjakarta yang diuji coba sejak Mei 2019, yakni dua bus merek lokal (PT Mobil Anak Bangsa) dan satu merek China (BKY). Pada awalnya, bus listrik itu diuji coba dengan mengangkut warga di kawasan pariwisata, seperti Monas, Taman Mini Indonesia Indah, dan Ancol. Setelah itu, bus listrik diuji coba di jalan raya dengan mengangkut galon air seberat 16 ton. Hal tersebut untuk menguji coba ketahanan beban dan kapasitas baterai bus.
Nadia memastikan, hingga sekarang, hasil uji coba bus listrik cukup layak dan belum pernah mengalami kendala. Kapasitas baterai, daya tempuh, serta daya angkut bus juga cukup memadai.
Dari segi spesifikasi teknis, ketiga bus listrik yang diuji coba Transjakarta itu sudah dianggap cukup layak untuk beroperasi. Kepala Seksi Sertifikasi Kendaraan Kementerian Perhubungan Jabonor memastikan, ketiga bus listrik itu sudah lulus uji tipe.
”Sebelum beroperasi, bus listrik itu harus sudah lulus uji tipe. Selanjutnya, perlu registrasi STNK (surat tanda nomor kendaraan) dan BPKB (buku pemilik kendaraan bermotor),” kata Jabonor.
Uji tipe adalah pengujian yang dilakukan Kementerian Perhubungan terhadap fisik kendaraan bermotor. Mengutip Pasal 23 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor, beberapa bagian kendaraan yang perlu dilakukan pengujian adalah unjuk kerja akumulator listrik, perangkat elektronik pengendali kecepatan, dan alat pengisian ulang energi listrk.
Selain itu, kendaraan bermotor listrik wajib dilengkapi suara dengan tingkat kebisingan dan jenis suara tertentu demi memenuhi aspek keselamatan. Jenis kendaraan bermotor listrik seperti otoped dan skuter listrik, misalnya, hampir tidak menghasilkan suara mesin.
Pengguna jalan lain pun kadang kaget ketika sebuah otoped mendahuluinya dengan kecepatan maksimalnya yang mencapai 15 kilometer per jam. Dengan demikian, disarankan skuter dan otoped listrik dilengkapi dengan peralatan bel untuk memberi tanda peringatan terhadap pengguna jalan.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menargetkan, pada 2024, sebanyak 10 persen dari semua angkutan umum Jabodetabek bertenaga listrik. ”Pada 2024, ditargetkan jumlah kendaraan umum listrik sebanyak 41.000 unit. Sebelum beroperasi, bus listrik itu harus lulus uji tipe,” ucapnya.
Bus listrik di AS
Laporan bertajuk ”Bus Listrik di Amerika Serikat” yang disusun oleh sejumlah organisasi nonpemerintah setempat yang bergerak di bidang lingkungan (Environment America, Frontier Group, dan United States Public Interest Research Group) menyimpulkan, bus listrik yang beroperasi di sejumlah kota di sana terbukti memiliki performa cukup baik. Laporan yang dirilis pada Oktober 2019 itu juga menyimpulkan, biaya operasi dan perawatan bus listrik lebih murah dibandingkan dengan bus berbahan bakar diesel.
Di kota Chicago, Illinois, misalnya, pemerintah setempat mengoperasikan dua bus listrik merek New Flyer sejak 2014. Performa bus listrik itu cukup baik dan tidak mengalami kesulitan dengan kondisi di sana yang dingin. Diperkirakan bus listrik itu menghemat biaya tahunan sebesar 24.000 dollar AS karena tidak menggunakan bahan bakar minyak serta 30.000 dollar AS karena biaya perawatannya lebih murah. Otoritas Transportasi Kota Chicago pun menargetkan seluruh angkutan umumnya bertenaga listrik pada 2040.
Kendaraan bermotor listrik wajib dilengkapi suara dengan tingkat kebisingan dan jenis suara tertentu demi memenuhi aspek keselamatan.
Namun, tidak semua bus yang dioperasikan itu membuahkan hasil yang memuaskan. Di kota Albuquerque, New Mexico, misalnya, bus listrik merek BYD yang dioperasikan sejak 2017 mengalami sejumlah kendala teknis. Kemampuan bus listrik yang dipesan itu tidak mampu beroperasi selama sehari penuh. Selain itu, ada juga beberapa masalah terkait keselamatan dan daya tahan bus, mulai dari pintu yang terbuka tiba-tiba, penyejuk ruangan (AC) yang padam, rem yang tidak berfungsi, kabel listrik yang rusak, hingga suhu baterai yang terlalu panas. Masalah itu bisa menimbulkan risiko kebakaran yang cukup serius.
Oleh karena itu, pemerintah direkomendasikan untuk memastikan kontrak dengan produsen bus listrik itu termasuk jaminan dan perlindungan bahwa kinerja bus listrik yang dipesan sesuai dengan yang dijanjikan.
”Dapatkan data sebanyak mungkin dari pihak yang sudah menggunakan teknologi itu. Tanyakan di mana saja mereka sukses dan di mana saja mereka gagal serta bagaimana menemukan solusi untuk masalah itu,” ujar James Horrox dari Frontier Group, salah satu penulis laporan ”Bus Listrik di Amerika Serikat”.