Polisi Periksa Sembilan Orang Terkait Dugaan Pengaturan Skor
Perangkat pertandingan sepak bola antara Kalteng Putra melawan Persela Lamongan diperiksa Satuan Tugas Antimafia Bola dan aparat Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah terkait dugaan pengaturan skor pertandingan.
Oleh
Dionisius Triwibowo
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Perangkat pertandingan sepak bola Liga 1 antara Kalteng Putra dan Persela Lamongan diperiksa oleh Satuan Tugas Antimafia Bola dan aparat Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah terkait dugaan pengaturan skor. Tak hanya perangkat pertandingan, beberapa staf manajemen Kalteng Putra juga ikut diperiksa.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Hendra Rochmawan mengungkapkan, sembilan orang diperiksa. Mereka dibawa ke kantor Polda Kalteng pada Senin (28/10/2019) sebelum kembali ke Jakarta. ”Iya, sampai saat ini masih diperiksa, tetapi belum ada penetapan tersangka atau yang lainnya,” kata Hendra.
Sembilan orang yang diperiksa, di antaranya wasit utama pertandingan Ikhsan Prasetya Jati, asisten wasit I Muchlis, asisten wasit II Karnedi, wasit cadangan Dodi Setia P, inspektur wasit Jerry Elly, anggota komisi pertandingan Fani Adi Nugroho, bendahara manajemen Kalteng Putra Khairul Fahmi, bendahara panitia pelaksana pertandingan Febri Agung, dan Hamzin dari manajemen Kalteng Putra.
”Ini masih pendalaman, tetapi dugaannya dan dari informasi yang kami terima itu terkait pengaturan skor,” ungkap Hendra.
Dalam pertandingan Kalteng Putra melawan Persela di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Minggu (28/10/2019) petang, tim tuan rumah berhasil menang dengan skor 2-0.
Gol pertama dicetak Eydison pada menit ke-28 melalui titik putih. Selain menunjuk titik putih, wasit juga memberikan kartu merah kepada salah satu pemain Persela, Mohammad Zaenury. Gol kedua tercipta pada menit ke-33 melalui sepakan Rafael de Jesus Bonfim. Pada saat pertandingan, terlihat beberapa pemain Persela mengkritik beberapa keputusan wasit.
Dengan tiga poin yang diraih, Kalteng Putra yang sebelumnya berada di posisi dasar klasemen Liga 1 naik satu peringkat ke posisi 17 dari 18 klub. Meskipun menang, mereka masih berada di zona degradasi.
Sebelumnya, lanjut Hendra, pihaknya juga mendapatkan informasi soal polemik yang terjadi di dalam tubuh Kalteng Putra terkait gaji pemain dan pelatih. ”Itu juga kami dalami apakah ada kaitannya atau tidak, ditunggu saja,” katanya.
Gaji terlambat
Kapten tim Kalteng Putra, I Gede Sukadana, menjelaskan, dirinya dan seluruh pemain Kalteng Putra juga pelatih beserta tim pelatih belum digaji selama dua bulan. Tak hanya gaji, bonus para pemain juga belum dibayar pihak manajemen.
”Sudah satu musim berlangsung memang gaji kerap terlambat, biasanya 10 hari, tetapi baru kali ini hingga dua bulan. Terlambat sampai dua minggu, sih, enggak masalah, tetapi kalau sudah berbulan-bulan gimana, ya,” ungkap Gede.
Selain Gede, salah satu pemain belakang Kalteng Putra, Onoriode Kughebe, pemain berdarah Afrika yang sudah menjadi warga negara Indonesia ini mengeluhkan hal yang sama. Bapak tiga anak ini khawatir akan kejadian beberapa klub bola di Indonesia yang tidak mampu membayar gaji pemainnya.
”Kami memang mogok latihan di lapangan, tetapi kami masih berlatih di mes, kadang kami main futsal. Ini sebagai bentuk protes saja,” ungkap Kughebe yang kerap dipanggil Oke Jhon.
Sampai saat ini CEO Kalteng Putra engggan memberikan komentar terkait peristiwa tersebut.