Kala Trump sibuk memukul bola, para komandan militer dan pejabat intelijen AS sibuk memantapkan rencana operasi. Pada Sabtu pagi, lokasi pasti persembunyian Baghdadi diketahui.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Sabtu (26/10/2019) sore, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah bermain golf di Virginia. Dalam salah satu ruangan di rubanah Gedung Putih, ia menyaksikan tayangan langsung melalui sejumlah layar.
Sumber tayangan adalah kamera di tubuh tentara AS dan delapan helikopter serbu yang bersiap di Pangkalan Udara Al-Asad, Irak barat. Selain Trump, tayangan itu turut disaksikan, antara lain, oleh Wakil Presiden AS Mike Pence, Menteri Pertahanan Mark Esper, dan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley.
Setelah semua pejabat penting dan terkait berkumpul di Washington, delapan helikopter serbu milik AS terbang dari Lanud Al-Asad. Pasukan itu menuju Desa Bashira di Idlib, Suriah.
Pence mengatakan, AS mendapat informasi penting soal Idlib beberapa pekan sebelumnya. Provinsi yang dikendalikan milisi oposisi Suriah dan sejumlah kelompok teror itu diduga menjadi lokasi persembunyian Ibrahim Awwad alias Abu Bakar al-Baghdadi.
Khalifah Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) itu diduga melarikan diri ke sana setelah AS menyerbu benteng terakhir NIIS di perbatasan Irak-Suriah pada Desember 2018. ”Kamis sore, Presiden Trump dan saya mengetahui ada kemungkinan amat tinggi Al-Baghdadi di persembunyian di Idlib,” kata Pence.
Setelah mendapat informasi tepercaya itu, Trump meminta militer AS menyiapkan beberapa rencana operasi. Seluruh rencana harus siap dipaparkan pada Jumat pagi.
Meski sudah mendapat informasi intelijen dan rencana operasi, Trump belum memerintahkan serangan. Ia malah menghadiri acara keluarga pada Jumat malam di Camp David, tempat tetirah Presiden AS.
Bahkan, Trump bermain golf bersama sejumlah politisi dan pebisnis pada Sabtu pagi di Virginia. Trump memang penggila golf dan hampir selalu menyempatkan diri bermain golf di mana pun.
Perintah serbu
Dengan kegiatan itu, tidak ada yang menduga AS sedang menyiapkan operasi besar. Kala Trump sibuk memukul bola, para komandan militer dan pejabat intelijen AS sibuk memantapkan rencana operasi. Pada Sabtu pagi, lokasi pasti persembunyian Baghdadi diketahui. ”Kami menerima informasi intelijen yang dapat ditindaklanjuti sehingga memungkinkan Presiden menyetujui operasi berlanjut,” kata Pence.
Segera setelah persetujuan operasi diberikan, pasukan khusus AS di Irak bersiap. Mereka sudah di helikopter saat Trump akhirnya masuk ke ruangan khusus pada Sabtu sore. Dari dalam ruangan yang berjarak ribuan kilometer dari Lanud Al-Asad itu, Trump memerintahkan penyerbuan.
Selepas tengah malam pada Sabtu itu, semua helikopter tiba di Desa Bashira. Warga desa itu terkejut saat tahu ada sejumlah helikopter terbang rendah. Sebagai penduduk di daerah yang dilanda perang sejak 2011, orang-orang Bashira tahu desa mereka akan diserbu. ”Kami ke balkon untuk melihat dan mereka mulai menembak dengan senapan mesin. Jadi, kami masuk lagi dan bersembunyi,” kata seorang warga desa itu.
Tidak lama kemudian, warga mendengar ledakan keras. Menurut Trump, dalam konferensi pers beberapa jam setelah serangan tersebut, dentuman itu berasal dari bom yang diledakkan tentara AS pada salah satu lubang di rumah tempat Baghdadi bersembunyi.
Hasil pemeriksaan setelah serangan menunjukkan rumah itu terhubung dengan jaringan lorong bawah tanah. Baghdadi tewas di ujung salah satu lorong. Di sana, ia meledakkan diri. ”Dia sampai ke ujung lorong kala anjing kami memburunya. Dia mati seperti pengecut,” kata Trump dalam konferensi pers pada Minggu pagi waktu Washington atau Minggu malam WIB.
Kematian Baghdadi adalah ujung dari pencarian selama bertahun-tahun. AS menawarkan hadiah 25 juta dollar AS sebagai imbalan atas informasi yang bisa mengakibatkan penangkapan Baghdadi. Semua upaya dikerahkan sampai akhirnya aparat Irak mendapat titik terang.
Seorang pejabat intelijen Irak menyebut, aparat Irak menangkap istri seorang kepercayaan Baghdadi beberapa bulan lalu. Perempuan itu menjadi sumber informasi keberadaan Baghdadi yang posisi terakhirnya di perbatasan Irak-Suriah pada ujung 2018.
Informasi tambahan didapat dari ipar Baghdadi yang juga ditangkap aparat Irak. Dari ipar itulah, yang tidak diumumkan identitas lengkapnya, posisi Baghdadi terlacak. Khalifah kelompok teror terkejam itu akhirnya terkejar. (AP)