I Gusti Bagus Saputra meraih tambahan motivasi dan kepercayaan diri untuk memburu medali di SEA Games 2019, setelah dua kali masuk putaran final melawan para pebalap elite dunia dalam Banyuwangi BMX International.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Uji coba kejuaraan dalam Banyuwangi BMX International, 26-27 Oktober, di Sirkuit Muncar, memantapkan persiapan para pebalap BMX Indonesia menjelang SEA Games 2019 di Filipina. Satu pebalap nasional, I Gusti Bagus Saputra, tampil meyakinkan dengan selalu masuk final dalam dua hari balapan. Meskipun Bagus tidak naik podium, itu pencapaian besar, mengingat lawan-lawannya adalah para pebalap BMX elite dunia.
Bagus masuk final pada balapan Sabtu dan Minggu (27/10/2019) serta menjadi satu-satunya pebalap Asia yang masuk partai puncak kejuaraan elite itu. Sayangnya, ia gagal meraih podium seusai finis di urutan keenam dengan catatan waktu 35,7 detik. Catatan waktu Bagus terpaut 2,2 detik lebih lambat dari pebalap asal Inggris, Quillan Isidore, yang finis terdepan dengan waktu 32,9 detik.
Namun, pencapaian ini mampu menguatkan mental Bagus untuk memburu medali di SEA Games 2019 yang akan berlangsung di Filipina pada 30 November-11 Desember. ”Saya cukup senang karena saya kembali menjadi satu-satunya pebalap Asia yang berlaga di putaran final. Pertandingan dua hari ini membuat saya makin yakin menghadapi SEA Games,” tutur peraih medali perak Asian Games 2018 itu.
Selain Bagus, Indonesia juga menurunkan Toni Syarifudin dan Rio Akbar di kelas elite putra. Pada balapan Minggu, Toni tersingkir sebelum semifinal, sedangkan Rio tersingkir di semifinal.
Pelatih tim nasional balap sepeda, Dadang Haries Poernomo, cukup puas dengan hasil dua balapan pada Banyuwangi BMX Internasional 2019. ”Hasil dua hari ini menjadi catatan positif karena persiapan SEA Games menunjukkan hasil yang matang. Mental para atlet nasional juga terbentuk karena lawan-lawan mereka di kejuaraan ini merupakan pebalap kelas dunia,” ujarnya.
Dadang mengatakan, para pebalap internasional yang datang memang memiliki kualitas sangat tinggi. Mereka pernah menjuarai berbagai kejuaraan dunia. Keikutsertaan mereka pun tidak sekadar mengejar gelar juara, tetapi jauh lebih besar, yaitu memburu poin peringkat dua supaya bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Untuk mematangkan persiapan para pebalap menjelang SEA Games, Dadang akan mengikutsertakan anak asuhnya dalam kejuaraan level C.1 di Yogyakarta. Kejuaraan tersebut menjadi uji coba kejuaraan terakhir sebelum berlomba di Filipina.
Poin Olimpiade
Adapun untuk target lolos ke Olimpiade 2020, para pebalap nasional akan berjuang lebih maksimal seusai SEA Games. ”Untuk dapat tambahan poin Olimpiade, mereka bisa mengejarnya di dua seri kejuaraan di Jakarta pada Desember dan World Championship di Amerika tahun depan. Semakin banyak mereka ikut kejuaraan, semakin banyak poin yang mereka kumpulkan untuk dapat tiket ke Olimpiade,” tutur Dadang.
Semangat untuk meraih poin Olimpiade juga ditunjukkan para pebalap dunia yang berlomba di Banyuwangi BMX International 2019. Hal itu disampaikan Quillan Isidore yang menjadi juara di kategori elite putra dan Caroline Buchanan yang menjuarai kategori elite putri pada balapan Minggu.
”Saya masih butuh ratusan poin untuk bisa mendapat tiket Olimpiade. Hasil maksimal dua hari ini membuat saya mengumpulkan 150 poin. Kejuaraan ini cukup membantu saya mewujudkan mimpi untuk dapat tampil di Olimpiade pertama saya di Tokyo 2020,” ujar tiga kali juara nasional Inggris tersebut.
Berkat penampilan cemerlang pada balapan level C.1, Sabtu (26/10), Quillan mendapat 60 poin. Sementara pada balapan level hors class, Quillan kembali mengulang sukses sehingga berhasil mendapat 90 poin.
Hal serupa dirasakan Caroline Buchanan yang menjadi pebalap putri tercepat di level hors class Banyuwangi BMX International 2019. Gelar yang ia raih merupakan gelar pertama setelah dua tahun tidak bertanding karena cedera setelah kecelakaan yang ia alami.
”Untuk Olimpiade, saya beruntung karena poin negara cukup tinggi. Namun, saya berniat menjuarai sejumlah kejuaraan untuk membuktikan bahwa performa saya sudah kembali. Harapannya tim nasional Australia memberi saya kepercayaan untuk dapat tampil di Olimpiade Tokyo 2020,” tutur pebalap yang pernah berlaga di Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio 2016 itu.