Laba bersih dan kredit bank-bank besar tumbuh dua angka secara tahunan per akhir September 2019. Bank tetap optimistis, tetapi konservatif memasang target.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA/MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank-bank besar membukukan pertumbuhan penyaluran kredit hingga dua angka secara tahunan per akhir triwulan III-2019. Pertumbuhan kredit itu menopang kinerja bank.
Meski demikian, bank konservatif dalam menentukan target pada akhir tahun ini.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyalurkan kredit secara konsolidasi Rp 806,8 triliun pada akhir September 2019 atau tumbuh 11,5 persen secara tahunan. Sementara kredit yang disalurkan PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 585 triliun atau tumbuh 10,9 persen secara tahunan.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan menyampaikan, pertumbuhan penyaluran kredit diiringi perbaikan kualitas dan pengendalian biaya operasional. Hal ini menopang pertumbuhan laba bersih 11,9 persen secara tahunan menjadi Rp 20,3 triliun.
”Terjadi dinamika pada kondisi ekonomi makro yang membuat nasabah menyesuaikan risiko dalam menarik pembiayaan,” ujar Panji dalam paparan kinerja triwulan III-2019 di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Pelambatan pertumbuhan ekonomi global dan domestik membuat Mandiri bersikap konservatif dengan menargetkan pertumbuhan kredit pada akhir tahun ini berkisar 8-9 persen, lebih rendah daripada target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni 13 persen.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menambahkan, di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi domestik, Mandiri akan berorientasi pada kualitas penyaluran kredit. Per akhir September 2019, rasio kredit macet Bank Mandiri 1,6 persen.
Tak cukup optimistis
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers, Senin, di Jakarta, mengaku sudah berbincang dengan sejumlah korporasi. Hasilnya, korporasi menunggu realisasi program kerja menteri Kabinet Indonesia Maju.
”Mereka (korporasi) mengaku optimistis. Namun, dalam konteks penyaluran kredit, tidak cukup optimistis, tetapi juga realisasi,” ujarnya.
Jahja mengaku tidak berani menyampaikan perkiraan pertumbuhan kredit BCA pada akhir tahun ini. Sebab, sisa waktu hingga akhir tahun hanya tiga bulan, sedangkan waktu yang dibutuhkan pengusaha untuk mengambil keputusan cukup lama. Ia menyebutkan, kredit diproyeksikan tumbuh 8-9 persen secara tahunan.
Per akhir triwulan III-2019, BCA membukukan laba bersih Rp 20,9 triliun atau tumbuh 13 persen secara tahunan. Kenaikan laba bersih ini didukung pendapatan bunga bersih yang naik 12,2 persen menjadi Rp 37,4 triliun dan pendapatan operasional lain yang naik 19,3 persen menjadi Rp 15 triliun.
Sementara itu, PT Bank OCBC NISP Tbk membukukan laba bersih Rp 2,2 triliun per akhir triwulan III-2019 atau tumbuh 9 persen secara tahunan. Dana pihak ketiga sebesar Rp 132 triliun per akhir September 2019 atau tumbuh 11,4 persen secara tahunan. Adapun kredit yang disalurkan Rp 119 triliun.
”Optimalisasi digital berdampak positif terhadap kinerja Bank OCBC NISP, terutama pertumbuhan dana pihak ketiga dan pendapatan nonbunga,” kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam siaran pers. (DIM/MED/IDR)