Google Terapkan BERT, Teknologi Pencarian Berdasarkan Kalimat
Google menerapkan teknologi pencarian baru, yaitu Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT). Teknologi ini menelusuri konten di internet berdasarkan korelasi antarkata pada kalimat pencari.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi multinasional Google menerapkan teknologi pencarian baru, yaitu Bidirectional Encoder Representations from Transformers (BERT). Teknologi ini meminimalkan munculnya hasil penelusuran yang tidak relevan pada mesin pencari.
BERT adalah teknologi yang menelusuri konten di internet berdasarkan korelasi antarkata pada kalimat pencari. Pada teknologi sebelumnya, Google menelaah kata demi kata dalam satu kalimat. BERT dinilai lebih efektif karena mesin lebih mampu memahami makna suatu kalimat secara utuh.
”Meski demikian, BERT belum bisa menelaah struktur kalimat (grammar). BERT melakukan penelusuran berdasarkan keunikan kata dan pertanyaan dalam kalimat,” kata Search Liaison Google Danny Sullivan di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
BERT telah dikenalkan ke publik sejak tahun lalu, tetapi baru resmi diaplikasikan secara global pekan lalu. Teknologi ini disebut sebagai lompatan terbesar Google selama lima tahun terakhir. Sebab, teknologi ini menjembatani masalah pemahaman bahasa yang dihadapi Google selama ini.
Sullivan mengatakan, ada miliaran penelusuran yang terjadi setiap hari di seluruh dunia. Sebanyak 15 persen dari jumlah itu merupakan penelusuran baru.
Adapun kalimat pencari yang diketik pengguna kerap bermakna ganda sehingga menyulitkan proses penelusuran. BERT bisa meminimalkan kendala itu dengan mekanisme machine learning.
”Melalui mekanisme ini, mesin memperkaya diri dengan sinonim dan kosakata baru setiap hari,” ujarnya.
BERT, lanjut Sullivan, juga mampu belajar dari sebuah bahasa dan menerapkannya dalam bahasa lain. Hingga kini, BERT baru bisa digunakan dalam bahasa Inggris.
”Hasil penelusuran dengan BERT bisa lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan. Satu dari sepuluh pencarian yang tampil akan lebih relevan dengan teknologi itu,” kata Sullivan.
Hasil penelusuran dengan BERT bisa lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna layanan. Satu dari sepuluh pencarian yang tampil akan lebih relevan dengan teknologi itu.
Keamanan data pribadi
BERT merupakan salah satu cara Google untuk menyempurnakan sistem. Sebelumnya, Google juga mengenalkan empat fitur keamanan data pribadi terbaru untuk seluruh pengguna.
”Kami mendesain fitur data pribadi yang dapat digunakan semua orang dan memiliki jaminan perlindungan data pribadi terbaik. Perhatian kami terhadap hal ini sudah kami lakukan sejak sepuluh tahun lalu ketika fitur data pribadi belum jadi kebutuhan yang diatur secara legal di seluruh dunia,” kata Chief Privacy Officer Google Keith Enright, Jumat (31/5/2019).
Salah satu fitur yang dimaksud adalah akses pengaturan data pribadi sekali sentuh. Fitur ini bisa diakses di sejumlah produk, seperti Google Search, Maps, Chrome, Assistant, News, dan Youtube. Sejumlah platform tambahan pun bisa menikmati fitur ini, antara lain Keep, Contact, dan Drive (Kompas.id, 31/5/2019).
Fitur kedua yang tersedia adalah manajemen riwayat pencarian. Melalui fitur ini, pengguna bisa melihat dan menghapus data pencarian tanpa perlu mengunjungi menu pengaturan.
Adapun fitur ketiga berfungsi untuk menghapus riwayat lokasi dan aktivitas situs atau aplikasi secara otomatis. Data pribadi itu dipastikan terhapus setelah 3-18 bulan. Fitur terakhir adalah mode incognito yang membuat jejak digital pengguna tidak akan terekam sama sekali oleh Google.