Chelsea akan menjungkirbalikkan logika ketika menjamu Manchester United di Piala Liga Inggris, Kamis dini hari WIB. Kedua tim bak “tertukar peran” pada musim ini.
Oleh
Yulvianus Harjono
·5 menit baca
LONDON, SELASA — Ajang Piala Liga Inggris kerap menjadi panggung bagi para pemain muda atau jebolan akademi klub-klub raksasa. Tradisi itu rutin dilakukan Manchester City, Liverpool, Arsenal, dan Manchester United. Namun, tidak demikian halnya dengan Chelsea yang bakal menjamu Manchester United di Stamford Bridge, Kamis (31/10/2019), pukul 03.05 WIB.
Menurunkan para pemain muda di Piala Liga menjadi keniscayaan bagi para klub-klub besar di Inggris untuk mengatasi padatnya jadwal kompetisi sekaligus mengasah darah-darah muda itu. Maka, janganlah heran trio Harvey Elliot, Rhian Brewster, dan Curtis Jones lebih kerap diturunkan Manajer Liverpool Juergen Klopp ketimbang trisula mautnya, Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane, di Piala Liga musim ini.
Tim lainnya, Manchester United (MU), juga berancang-ancang tampil lebih segar saat bertamu ke markas Chelsea di London. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer kemungkinan besar menurunkan tiga pemain akademinya yang belum genap berusia 20 tahun, yaitu Mason Greenwood, Brandon Williams, dan James Garner, di laga babak keempat Piala Liga Inggris musim 2019-2020 itu.
”Saya kira demikian (memainkan anak-anak muda). Kami belum memutuskan siapa saja yang akan bermain (kontra Chelsea). Namun, Anda barangkali akan melihat dua dari mereka (di daftar pemain mula). Mereka sungguh bagus,” tutur Solskjaer, dikutip Manchester Evening News.
Tampil di Piala Liga bukan lagi hal asing bagi ketiga pemain belia itu. Greenwood, misalnya, masuk skuad inti ”Setan Merah” saat menyingkirkan Rochdale lewat adu penalti di babak ketiga. Adapun Williams dan Garner tampil sebagai pemain pengganti. Ketiganya juga dipercaya Solskjaer sebagai pemain mula MU pada ajang Liga Europa, yaitu kontra Partizan dan AZ Alkmaar.
Namun, langkah berbeda akan ditempuh Manajer Chelsea Frank Lampard. Alih-alih menurunkan para pemain mudanya, laga kontra MU di Piala Liga dijadikan Lampard sebagai ajang pertarungan dan pembuktian para pemain senior ”The Blues”. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan unik Lampard, yaitu menjadikan para alumni akademi, seperti Tammy Abraham, Mason Mount, dan Fikayo Tomori, sebagai tulang punggung tim utama Chelsea.
Abraham dan Mount, yang telah mengemas 12 gol dari sepuluh laga Liga Inggris di musim ini, kemungkinan besar bakal diistirahatkan pada laga kontra MU. Posisi mereka bisa ditempati Michy Batshuayi dan Christian Pulisic yang sempat tersisih dari skuad inti Chelsea musim ini. Batshuayi dan Pulisic kebetulan tampil bagus sebagai pemain pengganti pada laga kontra Ajax Amsterdam di Liga Champions pekan lalu.
Bahan ejekan
Pulisic, yang hanya empat kali tampil sebagai pemain mula di Liga Inggris musim ini, juga mengamuk pada laga terakhir Chelsea kontra Burnley. Ia memborong tiga gol pada laga yang dimenangi Chelsea 4-2 itu. Kegemilangan Pulisic itu menjadi bahan ejekan pendukung Chelsea ke MU di jagat maya. Selain Pulisic, Abraham juga mencetak trigol di Liga Inggris musim ini.
Sebaliknya, para pemain MU tidak pernah menorehkan trigol di sebuah laga selama enam tahun terakhir. Pemain terakhir yang mampu melakukannya adalah Robin van Persie, striker legendaris MU, saat menghadapi Aston Villa di Liga Inggris pada April 2013 silam. Trigolnya itu membuat MU meraih gelar juara Liga Inggris terakhirnya, yaitu ketika masih diasuh manajer Sir Alex Ferguson.
Ketika MU tidak lagi pernah menelurkan hattrick alias trigol sejak saat itu, Chelsea justru sangat rajin. Total delapan trigol mereka buat sejak 2013, termasuk oleh Pulisic dan Abraham. ”Pulisic punya lebih banyak hattrick ketimbang keseluruhan tim MU sejak 2013,” tukas salah seorang suporter Chelsea, dikutip The Sun.
Suporter Chelsea kini merasa di atas MU. The Blues tengah tancap gas bersama Lampard berkat tujuh kemenangan di berbagai kompetisi. Mereka pun mantap menghuni peringkat keempat Liga Inggris. Situasi ini sangatlah terbalik dibandingkan awal musim ini. Pada debutnya bersama Lampard di Liga Inggris, Chelsea digilas MU 0-4 di Old Trafford, Agustus lalu.
Saat itu, MU sempat berbunga-bunga menyusul kemenangan besar di pekan pertama Liga Inggris musim 2019-2020 itu. Sebaliknya, pesimisme menghampiri Chelsea. Dua bulan berlalu, situasinya jauh berbeda. Chelsea mulai terlihat solid sekaligus energik, adapun Setan Merah tampak kesulitan mencetak gol. MU pun sempat menghuni peringkat ke-14 sebelum naik tujuh posisi di Liga Inggris musim ini.
Meskipun demikian, kinerja MU membaik sepekan terakhir. Mereka mulai produktif membuat gol dan solid di lini belakang. Mereka tidak terkalahkan di tiga laga terakhirnya dan meraih dua kemenangan beruntun. Tren positif itu bakal diuji The Blues, klub dengan barisan pemain senior seperti Pedro dan Olivier Giroud yang bakal tampil mati-matian untuk merebut kembali posisi di skuad inti.
Tidak kalah sengitnya, Liverpool akan berduel dengan Arsenal di Anfield, Kamis dini hari WIB, demi tiket ke perempat final Piala Liga Inggris. Liverpool bakal mengistirahatkan Salah dan bek Virgil van Dijk yang mengalami cedera saat mengalahkan Tottenham Hotspur di Liga Inggris, Minggu lalu. Meskipun cedera mereka dipastikan tidak serius, Klopp enggan mengambil risiko dengan memainkan mereka pada laga kontra Arsenal sejak menit awal.
Kontras dengan Liverpool yang semakin menunjukkan mentalitas kuat, Arsenal justru tengah inkonsisten. Kapten Arsenal, Granit Xhaka, bahkan disoraki fans Arsenal saat mereka ditahan Crystal Palace 2-2 di Stadion Emirates, Minggu lalu. Hanya kemenangan di Anfield yang bisa meredam kekecewaan suporter atas kinerja Arsenal sejauh ini.