Peristiwa ini membuat Pelatih Bulgaria Krasimir Balakov mengundurkan diri bersama Ketua Federasi Sepak Bola Bulgaria Borislav Mihaylov. Polisi telah mengidentifikasi 16 orang yang dicurigai terlibat aksi rasialis itu.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
GENEVA, RABU — Asosiasi Sepak Bola Eropa atau UEFA, Rabu (20/10/2019), menghukum Bulgaria dengan bermain di kandang secara tertutup atau tanpa penonton dan denda sebesar 75.000 euro atau sekitar Rp 1,1 miliar. Hukuman tersebut diberikan akibat perilaku rasis yang ditunjukkan para pendukung Bulgaria dalam pertandingan melawan Inggris pada kualifikasi Piala Eropa Grup A, Selasa (15/10/2019).
Hukuman tersebut akan berlaku saat Bulgaria memainkan laga terakhir kualifikasi Piala Eropa melawan Ceko pada 17 November 2019 di Stadion Vasil Levski, Sofia, Bulgaria. UEFA juga memerintahkan Bulgaria untuk menampilkan spanduk dengan slogan ”Tolak Rasisme” di dua pertandingan kandang mereka.
UEFA sesungguhnya akan menghukum Bulgaria dengan menggelar dua kali pertandingan tanpa penonton. Namun, hukuman tersebut ditangguhkan untuk masa percobaan selama dua tahun.
Federasi Sepak Bola Bulgaria juga didenda 10.000 euro (Rp 155 juta) dan Inggris didenda 5.000 euro (Rp 77 juta). Denda tersebut diberikan karena ada gangguan selama lagu kebangsaan dinyanyikan.
Pertandingan Bulgaria melawan Inggris tersebut dihentikan sebanyak dua kali di babak pertama karena perilaku rasial pendukung tuan rumah. Mereka melakukan gerakan yang bertujuan menghina pemain Inggris berkulit hitam dan melakukan gerakan penghormatan ala Nazi Jerman.
Meskipun mengalami pelecehan, Inggris tetap menyelesaikan pertandingan dan mereka menang dengan skor telak 6-0. Adapun sebagian tribune dari stadion ditutup pada pertandingan ini sebagai hukuman atas insiden rasialis dalam pertandingan Bulgaria melawan Kosovo dan Ceko pada Juni lalu.
Federasi Sepak Bola Bulgaria menyatakan telah menerima hukuman tersebut dan berharap pendukungnya dapat memperbaiki perilaku mereka. ”Kami sangat berharap para penggemar sepak bola Bulgaria dapat membuktikan dengan perilaku mereka yang telah menjadi sasaran tuduhan yang tidak beralasan karena kurangnya toleransi dan rasa hormat kepada tim lawan,” tulis Federasi Sepak Bola Bulgaria dalam sebuah pernyataan.
Perhatian serius
Asosiasi Sepak Bola Inggris berharap kejadian memalukan di Sofia tidak terulang. Mereka akan terus mendukung pemainnya agar tidak mengalami pelecehan rasialis lagi.
Insiden ini mendapatkan perhatian serius dari sejumlah kalangan, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan rekannya, Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov, yang merupakan bekas pemain sepak bola.
Peristiwa ini juga membuat Pelatih Bulgaria Krasimir Balakov mengundurkan diri bersama dengan Ketua Federasi Sepak Bola Bulgaria Borislav Mihaylov. Polisi telah mengidentifikasi 16 orang yang dicurigai terlibat dalam aksi rasialis tersebut.
Kurang tegas
Hukuman ini dianggap masih terlalu ringan oleh beberapa aktivis yang ingin memerangi rasisme dan diskriminasi dalam sepak bola. Direktur Eksekutif Fare Piara Powar mengatakan, hukuman itu tidak cukup keras dan merasa Bulgaria seharusnya didiskualifikasi dari kompetisi.
”Kami menyambut keputusan yang cepat ini. Namun, kami kecewa Bulgaria tidak dikeluarkan dari kompetisi kualifikasi Piala Eropa 2020 mengingat perilaku sebelumnya dan jelas mereka tidak mampu menangani masalah yang mereka hadapi,” ujar Powar.
Menurut dia, bukti yang ada dalam pertandingan menunjukkan sepak bola Eropa harus serius dalam mengatasi rasisme. Ia mengakui, mendapatkan keadilan dalam perilaku rasial memang tidak mudah, tetapi tetap harus diperjuangkan.
Kelompok kampanye antirasisme, Kick It Out, menyerukan agar peraturan UEFA tentang rasisme dirombak. Sanksi yang selama ini dikeluarkan UEFA masih terlalu ringan dan tidak tepat sasaran.
UEFA juga dipandang terlalu lemah dan kurang tegas dalam mengatasi masalah rasisme dan diskriminasi. Padahal, korban dari pelecehan rasial tersebut mendapatkan luka batin yang membuat kepercayaan diri mereka menurun.
”Kami kecewa, tetapi tidak terkejut dengan tanggapan UEFA terhadap pelecehan rasial yang ditujukan kepada para pemain Inggris. Dalam pandangan kami, mereka telah melewatkan kesempatan untuk mengirim pesan tanpa kompromi terhadap rasisme dan diskriminasi,” tulis Kick It Out dalam sebuah pernyataan. (AFP/AP)