Pemerintah mendorong agar rekomendasi dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi terhadap jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 dijalankan.
Oleh
Nobertus Arya Dwiangga Martiar / Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Pemerintah mendorong agar rekomendasi dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi terhadap jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 dijalankan. Rekomendasi itu penting dijalankan terutama demi terjaminnya keselamatan penerbangan pada masa mendatang.
”Rekomendasi harus dilaksanakan, baik rekomendasi bagi maskapai maupun pemerintah,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis (31/10/2019), di Jakarta.
Dalam hasil investigasi setebal 317 halaman, KNKT memang memberi rekomendasi untuk beberapa pihak. Di halaman 228, misalnya, KNKT merekomendasikan Boeing untuk mengembangkan pedoman terhadap kriteria informasi seperti apa yang harus dimasukkan dalam manual awak pesawat dan teknisi.
Rekomendasi harus dilaksanakan, baik rekomendasi bagi maskapai maupun pemerintah
Boeing juga diminta memasukkan toleransi lebih besar dalam desain pengoperasian pesawat sehingga sebagian besar pilot tetap mampu mengendalikan pesawat dalam kondisi tertentu. Simulasi oleh pilot uji dinilai kurang memberi gambaran tepat tentang kemampuan pengendalian pesawat karena pilot uji biasanya memiliki teknik terbang lebih baik.
Di halaman 226, KNKT merekomendasikan Lion Air untuk memperbaiki sistem internal sehingga manual pesawat dapat diperbarui tepat waktu. Lion Air juga disarankan untuk meninjau materi pelatihan, termasuk durasi pelatihan.
Terhadap Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, KNKT merekomendasikan peningkatan pengawasan. Pengawasan ini terutama untuk memastikan manual penerbangan sesuai dengan standar dan terus diperbarui secara tepat waktu sesuai dengan perkembangan.
Di tengah investigasi Boeing yang belum tuntas, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Nasional Indonesia (INACA) Denon B Prawiraatmadja mendorong keselamatan penerbangan menjadi prioritas bagi setiap pemangku kepentingan. Bukan hanya operator penerbangan, melainkan juga pemerintah.
Kami harapkan dapat update dari pemerintah untuk menyelaraskan aturan.
Dalam Rapat Umum Anggota Tahunan 2019, INACA bahkan menambah satu komite di bidang keselamatan. Komite itu menangani komunikasi aturan dan hukum terkait keselamatan antara operator, lembaga terkait, dan pemerintah.
”Di bawah pengurus inti, ada komite keselamatan yang membantu KNKT dan Kemenhub menyosialisasikan keselamatan penerbangan kepada operator berjadwal ataupun tak berjadwal. Dari program itu, kami harapkan dapat update dari pemerintah untuk menyelaraskan aturan,” ujar Denon.
Bagi dunia
Pembicaraan antara Kongres Amerika Serikat dan Boeing pun diapresiasi positif oleh Lion Air. ”Masyarakat di sana (Amerika) tampaknya ingin kepastian dari Boeing,” kata Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait.
Ia mengaku belum dapat berkomentar lebih lanjut sebelum ada kesimpulan terakhir oleh Boeing. ”Namun, (proses) ini kemajuannya bagus. Bukan hanya untuk kita, melainkan juga untuk dunia,” ujarnya.
Terkait relasi bisnis Lion Air dengan Boeing, kata Edward, tidak ada perubahan. Terlebih lagi, produk pesawat dari Boeing cukup beragam, tidak hanya Boeing 737 MAX.
Pemerintah pun mendorong Boeing untuk bertanggung jawab terhadap Lion Air pascarilis hasil investigasi KNKT. Boeing diimbau lebih memperhatikan nasib korban pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610. ”Pemerintah Indonesia tak secara langsung berhubungan dengan Boeing. Hubungan bisnisnya antara Lion Air dan Boeing. Namun, kami mendorong tanggung jawab (Boeing),” ujar Budi Karya.