PSS Sleman Kembali Bertekuk Lutut kepada PSIS Semarang
PSS Sleman kembali harus bertekuk lutut kepada tamunya, PSIS Semarang, dalam laga lanjutan Shopee Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/11/2019).
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — PSS Sleman kembali harus bertekuk lutut kepada tamunya, PSIS Semarang, dalam laga lanjutan Shopee Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/11/2019). Dalam pertemuan kedua musim ini, PSS Sleman kembali mengakui keunggulan PSIS dan menyerah, 0-3.
Pada pertemuan pertama, tim berjuluk ”Laskar Mahesa Jenar” itu menundukkan PSS dengan 3-1. PSS terlihat selalu kesulitan untuk menaklukkan PSIS. Bahkan, gawang PSS selalu kebobolan tiga gol pada dua laga kandang dan tandang.
”Kita syukuri hasil tiga poin ini. Tetapi masih banyak pertandingan. Perjalanan masih panjang. Masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar kami aman dari zona degradasi,” kata Pelatih PSIS Bambang Nurdiansyah seusai laga. Kemenangan ini membawa mereka menempati posisi ke-13 klasemen sementara dan menjauihi zona degradasi.
Pada pertemuan kedua mereka ini, PSIS Semarang berlaku sebagai tuan rumah meski laga dimainkan di Stadion Maguwoharjo, kandang PSS. PSIS terlihat bermain sangat nyaman sepanjang laga. Mereka menunjukkan pertahanan yang rapat dan tampak tenang sewaktu menguasai bola.
Hal serupa terlihat dalam permainan PSS Sleman di awal babak pertama. Para pemain ”Elang Jawa” tampak ingin mengontrol ritme pemain dengan melakukan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki.
Permainan apik PSS Sleman mulai buyar setelah PSIS Semarang dihadiahi tendangan penalti. Hukuman itu bermula dari serangan balik cepat yang dilakukan Claudir Junior, striker PSIS Semarang. Jajang Sukmara, bek PSS Sleman, mencoba menghadangnya, tetapi malah menjatuhkan Claudir. Wallace Costa, bek PSIS Semarang, yang ditunjuk sebagai eksekutor penalti sukses mengonversinya menjadi gol pada menit ke-21.
Claudir menambah keunggulan bagi PSIS Semarang pada menit ke-37. Gol itu lahir dari tandukan Claudir yang tak kuasa dibendung kiper PSS Sleman, Ega Rizky.
Di babak kedua, PSS Sleman coba meningkatkan penyerangan. Hal itu tampak dari dimasukkannya Antoni Putro, yang berposisi sebagai striker, untuk menggantikan Rangga Muslim, yang dipasang sebagai sayap. Ia dimasukkan untuk mendampingi Yevhen Bokhasvili. Dengan demikian, PSS Sleman bermain dengan dua striker.
Alih-alih mencetak gol balasan, PSS Sleman justru kembali kebobolan. Kini, giliran Septian David, gelandang PSIS Semarang, yang mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-74. Gol itu juga berawal dari serangan balik cepat. Skor 3-0 untuk keunggulan PSIS Semarang bertahan hingga akhir pertandingan.
”Kami berusaha pressing di depan. Setelah berhasil merebut bola, kami melakukan counter attack. Itu konsepnya. Yang pasti disiplin. Alhamdulillah, itu berjalan dengan baik,” tutur Bambang.
Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro mengatakan, kekalahan itu menjadi pembelajaran baginya. Ia menilai, pertandingan berjalan cukup menarik karena kedua tim saling menyerang. Namun, menurut dia, ada sejumlah pemain yang tampil tidak dalam performa terbaiknya.
”Kami harus belajar bagaimana mengantisipasi kecepatan dan cara bermain lawan. Ada beberapa pemain yang menurut saya di bawah performanya. Bisa jadi karena recovery yang cukup mepet. Kami akan mencoba memperbaikinya,” ucapnya.
Seto menambahkan, pihaknya harus belajar pula untuk lebih memberikan instruksi lebih detail. Ia menduga, strategi yang diterapkannya juga kurang bisa dipahami para pemain. Ia berharap agar bisa berbenah dalam hal itu dan mencari taktik yang tepat di tengah kondisi kelelahan pemain.
Meski kalah, posisi PSS di klasemen masih lebih baik daripada PSIS. Tim asal Sleman itu kini menempati peringkat ke-5 klasemen sementara dengan raihan 39 poin.