Tugas berat menanti ketua umum PSSI terpilih untuk mengembalikan kepercayaan publik. Presiden FIFA pun meminta PSSI bekerja keras dan bekerja dengan jujur.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, Mochammad Iriawan, memiliki tugas berat menjalankan komitmen perubahan dan mengembalikan kepercayaan publik. Ia dituntut membuktikan kinerja PSSI yang lebih baik meski kepengurusan saat ini masih didominasi wajah-wajah lama.
Iriawan terpilih sebagai ketua umum PSSI setelah meraih 82 dari 85 suara yang masuk dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Sabtu (2/11/2019). Tiga suara lainnya dianggap tidak sah sehingga kemenangan Iriawan hampir mutlak. Tidak ada satu pun suara untuk 10 calon lainnya.
Kongres itu juga memilih dua calon wakil ketua umum dan 12 anggota komite eksekutif. Dua calon wakil ketua umum adalah Iwan Budianto dan Cucu Soemantri. Adapun anggota komite eksekutif adalah AS Sukawijaya, Dirk Soplanit, Endri Erawan, Haruna Soemitro, Hasnuryadi Sulaiman, Pieter Tanuri, Sonhadji, Juni Rahman, Ahmad Riyadh, Yunus Nusi, Hasani Abdulgani, dan Vivin Cahyani.
”Saya dan kawan-kawan akan melanjutkan program yang sudah ada. Tentu banyak program yang sudah baik dan mungkin ada program yang perlu penguatan,” kata Iriawan. Pekerjaan prioritas adalah menyiapkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 dan menyiapkan tim nasional menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan SEA Games 2019.
Persiapan Piala Dunia U-20 sangat krusial karena merupakan hajatan besar yang mempertaruhkan nama baik bangsa. PSSI harus bisa memastikan semua fasilitas lengkap dan sesuai standar.
Tugas memperbaiki penampilan timnas juga tidak mudah, terutama timnas senior yang sudah menelan empat kekalahan dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022. Indonesia tidak berdaya ketika melawan tim-tim Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Iriawan masih akan mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki, termasuk kinerja pelatih timnas Simon McMenemy.
Evaluasi juga akan dilakukan terhadap kinerja Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria yang bekerja sejak kepemimpinan Ketua Umum Edy Rahmayadi. ”Coba sebulan ini kami lihat keputusannya,” katanya.
Para calon ketua umum lain turut memberikan dukungan dan menaruh harapan kepada Iriawan. Rahim Soekasah, salah satu calon ketua, mengatakan, Iriawan adalah sosok paling tepat untuk memimpin PSSI saat ini. ”Pemilihan sudah dilakukan dan Iriawan merupakan polisi. Dia tahu caranya memimpin,” katanya.
Iriawan, polisi berpangkat Komisaris Jenderal saat ini menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Ketahanan Nasional. Menurut Rahim, jabatannya ini memudahkan Iriawan menyinergikan antara PSSI dengan kepolisian. Apalagi saat ini PSSI sedang berusaha memberantas mafia bola hingga tuntas.
Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, mengaku menggunakan suaranya untuk memilih Iriawan karena dinilai memiliki dedikasi, ketegasan, dan keberanian. Karakter itu sangat dibutuhkan untuk menghadapi para mafia bola. Namun, Umuh juga memiliki kedekatan karena Iriawan adalah pembina Persib.
Terkait pengalaman Iriawan di bidang sepak bola, kata Umuh, hal itu bergantung kepada orang-orang-orang yang berada di sekelilingnya. ”Iriawan harus dilindungi orang-orang yang benar dan jujur. Nanti ia akan mendapat mendapat masukan yang benar,” katanya.
Wajah lama
Namun, munculnya wajah-wajah lama dalam kepengurusan baru ini masih membuat publik pesimistis terhadap keberhasilan PSSI memperbaiki sepak bola nasional. Iwan Budianto, pelaksana tugas Ketua Umum PSSI sebelum KLB, menjadi wakil ketua umum. Lima dari 12 anggota komite eksekutif terpilih juga merupakan anggota pada periode sebelumnya.
”Saya masih pesimistis perubahan bisa terjadi jika orang-orang lama ini masih ada. Seharusnya jangan hanya lokomotifnya saja yang diganti,” kata Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro.
Pesimisme ini muncul karena mereka sudah ada ketika PSSI dinilai gagal melaksanakan tugas. Apalagi kasus mafia bola mulai merebak akhir tahun 2018 dan sejumlah pengurus diproses hukum, termasuk mantan pelaksana tugas ketua umum PSSI Joko Driyono karena menghilangkan barang bukti
Publik pun berharap PSSI saat ini diperkuat orang-orang baru yang berkompeten untuk melakukan perubahan yang revolusioner. ”Saat ini yang bisa publik lakukan adalah terus mengawasi kinerja PSSI,” katanya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali saat membuka KLB mengingatkan ketua umum yang baru agar tidak mengecewakan masyarakat. ”Presiden (Joko Widodo) juga banyak berbicara mengenai sepak bola dibandingkan cabang lainnya. Harapan Presiden terhadap sepak bola juga begitu besar,” katanya.
Zainudin meminta PSSI yang baru saat ini harus segera peta strategi pembangunan sepak bola nasional. Pemerintah juga sudah berkomitmen untuk membantu PSSI misalnya memberi tempat bagi timnas untuk berlatih. Selama ini timnas selalu berpindah-pindah lokasi ketika berlatih.
KLB PSSI dihadiri delegasi dari FIFA dan AFC yang memantau proses pemilihan. Kehadiran mereka membuktikan pelaksanaan kongres sudah sah. Sebelumnya terjadi polemik mengenai penjadwalan kongres. Salah satu calon ketua umum, La Nyalla Mattalitti, menarik diri karena tidak setuju kongres berlangsung Sabtu kemarin.
Kongres sempat diwarnai keributan ketika sejumlah calon ketua umum diusir karena berusaha mendekati komite eksekutif untuk meminta penjelasan. Dengan demikian, hanya ada tiga calon yang berada di dalam ruangan saat kongres, yaitu Iriawan, Rahim, dan Arif Putra Wicaksono.
Sementara itu, Presiden FIFA Gianni Infantino usai pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela KTT ASEAN di Bangkok, Sabtu, berharap terpilihnya ketua umum baru bisa menyelesaikan masalah PSSI.
”Kami menunggu gerakan stabil (PSSI) yang bisa menumbuhkan sepak bola dan mampu bekerja sama sebagai tim,” kata Infantino kepada wartawan KompasNina Susilo di Bangkok.
Infantino berpesan agar PSSI bekerja keras, bekerja jujur, dan fokus mengurus sepak bola. Hal ini harus dilakukan oleh pengelola sepak bola dan pemerintah di negara mana pun.