Industri Otomotif Melambat, Mitsubishi Motors Jaga Pangsa Pasar
Industri otomotif dalam negeri mengalami perlambatan dibanding tahun lalu. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia pun berusaha menjaga pangsa pasar dengan mengoptimalkan volume penjualan dan pemasaran.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri otomotif dalam negeri mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun lalu. PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia sebagai salah satu agen pemilik merek kendaraan berusaha menjaga pangsa pasar dengan mengoptimalkan volume penjualan dan pemasaran.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) baru-baru ini memprediksi penjualan kendaraan roda empat pada 2019 sekitar 1 juta unit. Angka itu turun tipis dibandingkan dengan penjualan pada 2018 yang sebesar 1,15 juta unit.
Seperti dikutip dari situs resmi Gaikindo, gaikindo.or.id, penjualan mobil pabrikan ke dealer (wholesale) tahun ini secara kumulatif sampai September baru 753.594 unit. Pada periode sama di 2018, jumlah penjualan sebanyak 856.655 unit.
Director of Sales and Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Irwan Kuncoro, pada Senin (4/11/2019), mengatakan, kinerja pasar otomotif yang melambat juga dirasakan penjualan Mitsubishi.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil wholesale Mitsubishi Motors sampai September sebanyak 91.743 unit atau melambat 18,6 persen secara tahunan. Pangsa pasar (market share) Mitsubishi Motors pada periode itu juga turun dari 13,2 persen di 2018 menjadi 12,2 persen di 2019.
Namun, Irwan memastikan, perusahaan asal Jepang itu akan berupaya untuk menjaga pangsa pasar pada masing-masing segmen produk.
”Soal kinerja kita harus lihat market share yang memengaruhi total volume penjualan. Sejauh ini produk-produk kita relatif terjaga,” katanya saat berkunjung ke Menara Kompas, di Jakarta.
Produk Mitsubishi dengan pangsa pasar tertinggi adalah Pajero Sport dengan persentase 45 persen yang disusul Xpander sebesar 28 persen. Pangsa pasar kendaraan low multipurpose vehicle (LMPV) atau kendaraan serba guna tersebut menurun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai 35 persen.
”Walau dalam kondisi pasar turun, kita aktif dengan kegiatan marketing (pemasaran), keluarkan produk baru,” ujarnya.
Kendaraan listrik
Mitsubishi Motors saat ini juga mulai memperebutkan pasar kendaraan listrik. Apalagi, Pemerintah Indonesia sudah mendukung penuh kehadiran kendaraan listrik dengan berbagai kebijakan.
Presiden Direktur MMKSI Naoya Nakamura, pada kesempatan yang sama, mengatakan, perusahaan mereka mulai memasarkan Mitsubishi Outlander Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
”Indonesia akan jadi pasar kendaraan listrik besar karena pemerintah sangat agresif dan mendukung,” ujarnya.
Menurut dia, untuk menumbuhkan pasar kendaraan listrik, Indonesia butuh lebih banyak regulasi dan dukungan dari pemerintah. Regulasi yang dibutuhkan, antara lain, pajak produksi biaya baterai yang merupakan komponen dari kendaraan listrik.
Pemerintah juga perlu mendukung kehadiran infrastruktur, seperti tempat pengisian baterai kendaraan.
Baru-baru ini pemerintah juga membuat kebijakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan roda empat mengalami penyesuaian dalam UU Nomor 73 Tahun 2019.
Kebijakan yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2019, yang akan efektif diterapkan pada 16 Oktober 2021, memastikan pengurangan pajak kendaraan listrik yang rendah emisi.