Perundingan mulai jam 8.00 pagi sampai jam 22.00 malam sudah biasa dilakukan tim kelompok kerja Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP. Hal ini dilakukan mulai 29 Oktober, sepekan menjelang KTT RCEP dilangsungkan.
Diskusi alot berlangsung terus. Ketika KTT ke-35 ASEAN memasuki sesi pleno pada 2 November dan dibuka secara resmi pada 3 November, perundingan semakin intens. Tim perunding setiap negara dipimpin Ketua Komite Perundingan RCEP Iman Pambagyo terus bekerja, mencoba mencari titik tengah.
RCEP memang diinisiasi Indonesia, pada KTT ke-19 ASEAN tahun 2011, saat Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjabat. Harapannya, RCEP menjadi blok ekonomi yang kuat dengan sepuluh negara ASEAN ditambah enam negara mitra - China, Jepang, Korea Selatan, India, Selandia Baru, dan Australia.
Perundingan berlangsung tujuh tahun dan alot. Sebab, ada beberapa negara yang belum memiliki perjanjian area perdagangan bebas (FTA) dan RCEP menjadi perjanjian FTA pertama mereka. Selain itu, ada isu-isu yang khusus untuk setiap negara. India misalnya khawatir negaranya akan dibanjiri produk-produk dari China. Sementara itu, kondisi neraca perdagangannya dengan China dalam kondisi defisit parah.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun selalu tampak serius saat memberikan keterangan soal RCEP. “Ada kemajuan dan tekad politik kuat dari negara-negara RCEP untuk menyelesaikan perundingan,” katanya sembari mengakui negosiasi ini memang tidak mudah.
Di hari terakhir menjelang KTT RCEP, Iman Pambagyo pun memastikan semua tetap komit dengan pokok-pokok pengaturan yang sudah ada. Pertemuan tim working group baru berakhir sekitar tengah malam dan Iman pun kembali ke hotel tempatnya menginap yang sekitar 45 menit perjalanan menggunakan mobil dari lokasi KTT di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand.
Siapkan strategi
Dia pun menyiapkan strategi dan langkah-langkah untuk memastikan pernyataan bersama para pimpinan negara lancar terlaksana. Baru istirahat jam 2 pagi, jam 4 dia pun sudah aktif kembali mengecek naskah pernyataan bersama yang harus didistribusikan ke setiap kepala negara melalui menteri perdagangan masing-masing. Dengan demikian, semua pihak masih sempat membaca dan memastikan semua klausul sesuai hasil negosiasi.
Keterbukaan dalam negosiasi dan usaha supaya semua sama-sama mendapatkan manfaat adalah kunci. Dengan demikian, tak ada yang merasa dirampok, tapi sama-sama mendapat manfaat.
Strategi untuk menangani masalah-masalah yang tidak terlalu kontroversial dulu dan diakhiri dengan isu-isu sulit terbukti relatif berhasil. Kendati baru lima belas negara yang bergabung dalam pernyataan bersama pemimpin negara RCEP yang mengunci pokok-pokok pengaturan RCEP, setidaknya semua tetap melibatkan India. Perundingan bagian annex dan appendix yang berisi akses pasar juga akan tetap melibatkan India.
“Ada kepala negara yang mengatakan, kita mulai dengan enam belas negara, kita akhiri dengan enam belas,” tuturnya mengutip perkataan salah seorang pemimpin dalam KTT RCEP.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.