Terobosan Toyota untuk Menjaring Potensi Generasi Milenial
Kemampuan teknologi informasi generasi milenial tak boleh disia-siakan. Lewat kompetisi digital, generasi milenial diajak mewujudkan harapan yang lebih tinggi dalam memberikan berbagai solusi praktis.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan teknologi informasi generasi milenial yang semakin berkembang tak boleh disia-siakan. Dalam dua bulan belakangan ini, Toyota tergelitik memberikan terobosan terbaru dengan bentuk kompetisi coding aplikasi Toyota Fun/Code. Lewat kompetisi digital, generasi milenial diajak untuk mewujudkan harapan yang lebih tinggi dalam memberikan berbagai solusi praktis demi memudahkan pelayanan berbasis teknologi di era industri 4.0.
Toyota memandang, perkembangan teknologi digital yang begitu pesat juga menghadapi berbagai tantangan gelombang disrupsi. Karena itulah, Toyota Fun/Code merupakan salah satu wujud komitmen Toyota dalam mendukung program pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Manajer PR PT Toyota Astra Motor Rouli Sijabat, di Jakarta, Selasa (5/11/2019), menegaskan, ”Kompetisi ini ingin menjadi jawaban atas kebutuhan mobilitas generasi muda ke depan. Tak heran, pesertanya kebanyakan berasal dari mahasiswa tingkat akhir ataupun alumnus perguruan tinggi. Mereka hidup di era disruption, sekaligus hidup di dalam perkembangan dunia digital.”
Kegiatan ini sesungguhnya menjadi bagian dari semangat ”Let’s Go Beyond” yang diusung Toyota. Rangkaian Toyota Fun/Code berlangsung sejak Agustus 2019, dimulai dengan roadshow untuk menyosialisasikan program kompetisi ini dan sekaligus memberikan workshop kepada para peminat.
Roadshow diselenggarakan di tiga kota besar, yaitu Jakarta (29 Agustus 2019), Bandung (12 September 2019), dan Yogyakarta (19 September 2019). Pemilihan kota-kota ini pun diputuskan setelah begitu lama mencermati kreativitas generasi mudanya.
Ternyata, kompetisi teknologi informasi atau information technology (IT) Toyota Fun/Code melampaui target jumlah peserta. Semula ditargetkan sebanyak 200 peserta, tetapi panitia menghitung jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 775 orang.
Dari jumlah 775 peserta, kompetisi yang diselenggarakan PT Toyota Astra Motor (TAM) ini terbagi dalam 593 tim. Persaingan yang begitu ketat menyisakan 70 tim pada tahap penilaian akhir. Seluruh tim ini diberi kesempatan untuk melakukan proses coding pada tahap HackDay yang berlangsung nonstop selama 24 jam pada 2-3 November 2019.
Hasil penilaian akhir dari dewan juri akhirnya memutuskan tim Ga Chibi yang menghadirkan aplikasi RENTO mendapatkan nilai tertinggi sehingga berhak meraih predikat juara pertama Toyota Fun/Code. Juara kedua diraih tim NL_Lone yang menghadirkan aplikasi digital DEFINO (Deaf Assistant of Toyota). Posisi ketiga diraih tim Focus AR dengan ide aplikasi IMMERSIVE EDU.
Rouli mengatakan, berbagai gagasan yang dihasilkan peserta menjadi bekal berharga bagi pengembangan pelayanan ataupun produk Toyota. Bayangkan saja, tanpa dinyana, ada peserta yang menampilkan kebolehannya dalam menghasilkan aplikasi eco driving yang ujung-ujungnya dapat menghitung kadar emisi kendaraan.
”Ide-ide gaya hidup berkendara justru dimunculkan dari generasi-generasi muda. Padahal, biasanya anak-anak muda selalu bereksperimen dengan kendaraannya dengan sekadar mengemudi berkecepatan tinggi,” ujar Rouli.
Proses ”coding”
Proses coding mesti dilalui dengan menguji kemampuan fisik dan mental serta kecerdasan peserta dalam menghasilkan aplikasi yang telah direncanakan. Melalui proses coding atau pengembangan aplikasi (application development), dewan juri menyaring seluruh tim tersebut menjadi delapan tim.
Hanya kedelapan tim inilah yang akhirnya mendapat kesempatan untuk presentasi dan demo aplikasi. Penilaian dilakukan berdasarkan kesiapan aplikasi dengan bobot 20 persen, fitur dan kegunaan aplikasi dengan bobot 20 persen, masalah yang bisa diselesaikan dengan bobot 20 persen, potensi pengembangan dengan bobot 15 persen, kemudahan tampilan dan kegunaan dengan bobot 15 persen, serta kesesuaian dengan tema dengan bobot 10 persen.
Direktur Pemasaran PT TAM Anton Jimmi Suwandy dalam final Toyota Fun/Code mengatakan, ”Antusiasme para peserta mengikuti ajang kompetisi Toyota Fun/Code sangat tinggi. Ini sekaligus memberi gambaran besarnya potensi sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi masa depan.”
”Kami berharap, kompetisi ini menjadi salah satu ajang yang akan melahirkan profesional andal di bidang IT yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan Indonesia ke depan,” ucapnya.
Seleksi ketat
Melalui seleksi dewan juri, dari 593 tim yang mengajukan ide proposal, sebagian besar memilih subtema ownership experience dengan komposisi 32 persen dari total ide. Diikuti subtema education dengan 22 persen, value chain and trade in dengan 19 persen, eco driving dengan 18 persen, dan disability dengan 9 persen. Melalui penilaian tim juri dengan seleksi ketat, sebanyak 70 tim terbaik berhasil lolos ke babak final.
Dewan juri terdiri dari Budi Kusmiantoro selaku Chief Technology Officer OVO, Alfred Boediman selaku Managing Director Samsung Research Indonesia, Vikra Ijas selaku Chief Product Officer dan Co-Founder Kitabisa.com, Herman Widjaja sebagai Senior VP Tokopedia, Hendro Riyadi selaku VP Bukalapak, serta beberapa juri dari manajemen PT Toyota Astra Motor.
Untuk menjamin sistem penilaian, juri menggunakan aplikasi Scora. Aplikasi ini merupakan bagian dari platform inovasi guna memudahkan penghitungan, pencatatan, dan penyimpanan nilai peserta dalam sebuah kompetisi.
Selain kesiapan aplikasi, penetapan tim pemenang juga didasarkan pada kriteria kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi aplikasi, potensi pengembangan aplikasi, kemudahan dalam penggunaan yang didukung oleh tampilan aplikasi, serta kesesuaian aplikasi dengan tema.
”Pada final Toyota Fun/Code yang berlangsung selama 24 jam nonstop, para peserta diuji kemampuannya sebagai IT developer andal dalam menghasilkan aplikasi sesuai ide tema yang mereka pilih,” ujar Anton.
”Kami berharap, aplikasi digital yang menjadi pemenang ini mampu terus berkembang secara berkelanjutan sebagai sebuah bisnis rintisan dan mendukung Toyota dalam upaya makin meningkatkan pengalaman berkendara terbaik bagi masyarakat di Indonesia, serta dapat menjadi solusi dalam masalah otomotif, seperti keselamatan berkendara, mengurangi frekuensi kecelakaan, dan layanan kendaraan,” lanjutnya.
Untuk memberikan layanan yang lebih kepada konsumen di era industri 4.0, selain mengembangkan fitur kendaraan berbasis IT, TAM juga terus meningkatkan layanan berbasis digital. Terakhir, TAM meluncurkan Toyota Interactive Virtual Assistant (Tarra), aplikasi chat berbasis Line, Whatsapp, dan Facebook Messenger yang memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi.
Toyota juga telah menyelenggarakan berbagai program untuk memasyarakatkan internet sehat dan produktif, seperti Toyota Digital Festival yang digelar pada GIIAS 2019. Dalam acara tersebut, Toyota mendatangkan content creator internasional, Zach King, dari Los Angeles, Amerika Serikat, dan sejumlah content creator nasional untuk berbagi pengalaman dengan peserta.